√Pantai Drini Gunung Kidul, Pantai Perawan Nan Menawan
Header catatantirta.com

Pantai Drini Gunung Kidul, Pantai Perawan Nan Menawan

Perjalanan Keluarga Jejak Lampah berkeliling ke pantai-pantai di kawasan Gunung Kidul berakhir di pantai Drini. Mengapa hanya sampai Drini? Sebab hari sudah menjelang senja dan air laut sudah mulai pasang.

Awalnya kami ingin menyusuri seluruh pantai di wilayah Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kami berangkat dari kota Solo sekitar pukul 07.00 wib. Sengaja berangkat pagi agar bisa menjejakkan kami di semua pantai di Gunung Kidul.

Lokasi Pantai Drini

Lokasi pantai Drini berada di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah istimewa Yogyakrta. Keberadaan pantai Drini masih di barisan pantai Watu Kodok dan pantai Sepanjang.

Tarif Pantai Drini

Pantai Drini memiliki wahana baru yaitu Drini Park . Tempat wisata Drini Park menjadi objek wisata terpisah dari pantai Drini. Perbedaan ini diperlihatkan dari tarif masuk Drini Park berbeda dari tarif pantai di Gunung Kidul. Apabula pengunjung inign ke pantai Drini hanya perlu membayar biaya parkir saja. Tarif pantai Drini berupa biaya parkir untuk kendaraan roda empat sebesar Rp. 5.000. Tarif pantai Drini ini sama seperti pantai-pantai lainnya yaitu hanya membayar biaya parkir nsaja. Sedangkan untuk Drini park dikenakan tarif sebesar Rp. 10.000 di pintu masuknya.

Jadi sahabat jangan sampai keliru ketika berkunjung ke panati Drini ya. Pantai Drini dan Drini Park adalah tempat yang berbeda di lokasi yang sama.

Keistimewaan Pantai Drini

Pantai Drini terkenal karena memiliki karang besar yang menawan. Karang tersbut membagi pantai Drini menjadi dua bagian. Banyak orang menyebutnya pulau karang sebab ukurannya yang cukup luas. Pulau karang ini bisa ditelusuri oleh para pengunjung ketika air laut sedang surut. Para wisatawan bisa menikmati ukiran-ukiran batu karang yang memesona layaknya pahatan seorang pemahat ulung.
Selain batu karangnya yang besar, keistimewaan pantai Drini yang lainnya tentu saja pasir putih yang lembut, ombak yang lebih tenang, dan udara yang sejuk.

Pantai Drini juga mempunyai julukan lainnya yaitu pantai Perawan. Disebut demikian karena pantai Drini masih sangat alami, bersih, dan banyak biota laut yang hidup di sekitar pantai. Saat ini yang sedang banyak digemari oleh penduduk sekitar yaitu berburu bulu babi.

Semenjak diketahui bahwa bulu babi bisa diolah menjadi seafood yang bernilai gizi tinggi, banyak penduduk yang mencari dan m,enangkap bulu babi di sepanjang pantai Drini. Terutama di area sekitar batu karang sebab bulu babi gemar tinggal di celah karang saat air laut surut.

Pantai Drini menjadi pantai favorit para pengunjung sebab keistimewaan-keistimewaannya itu. Wisatawan yang datang ke pantai Drini akan betah berlama-lama di sana menikmati ombak laut yang lebih tenang, angin pantai yang sejuk, dan pesona alam pantai Drini yang mebuat diri nyaman selama berada di sana.

Kisah Keluarga Jejak Lampah Di Pantai Drini

Perjalanan Keluarga Jejak Lampah menyambangi pantai-pantai di Gunung Kidul sudah direncanakan sejak bulan Januari 2024. Awalnya kami ingin ke Gunung Kidul saat liburan Idulfitri. Namun rencana itu kami tunda sebab berdasarkan info yang kami dapat bahwa wilayah Gunung Kidul akan padat dan macet ketika libur hari raya lebaran.

Benar saja dari berita yang kami dapat mengabarkan bahwa jumlah wisatawan di pantai-pantai Gunung Kidul, Yogyakarta membludak. Kemacetan pun terjadi di beberapa titik seputar pantai. Rasanya keputusan kami untuk menunda adalah pilihan yang tepat.

Hingga akhirnya di awal bulan Mei 2024, kami pun berangkat ke Gunung Kidul. Beberapa pantai sudah kami masukkan ke daftar wisata. Mulai dari pantai Baron, Kukup, Mesra, Mbulek, Sepanjang, Watu Kodok, Drini, Indrayati, dan Drini. Sayangnya, kami harus berhenti di pantai Drini sebab hari sudah senja ketika kami sampai di sana.

Awal memasuki area pantai Drini, kami sudah sangat exited. Pesona pantai Drini sudah terlihat ketika kami menuju ke sana. Hingga sampai di tempat parkir rasanya ingin segera menginjakkan kaki di panati Drini.

Kami sempat bingun dengan Drini Park yang berdiri unik sebelum masuk pantai. Namun setelah bertanya pada beberapa orang ternyata Drini park memiliki objek tersendiri. Dan untuk masuk ke Drini Park maka pengunjung dikenakan biaya lain. Kami hanya fokus pada pantai Drini sebab tujuan kami adalah mendatangi pantai-pantai di Gunung Kidul.

Lepas turun dari kendaraan, kami segera menyentuh pasir putih pantai Drini. Pesona pantai Drini langsung menghipnotis kami. Keindahan pantainya sangat memikat. Ditambah lagi batu karang besar yang berdiri kokoh seakan menantang kami untuk mendekat.

Saat itu air laut sedang surut sehingga kami bisa menyusuri batu karang hingga ke celah perbatasan dengan pantai Watu Kodok. Sungguh benar-benar Kekuasaan Allah SWT yang amat luar biasa hingga kami pun tidak bisa membayangkannya. Setiap celah di batu karang seperti seni yang tak ternilai harganya. Tidak ada yang bisa meniru keindahan batu karang ini. Kami mengabadikan moment di batu karang dengan beberapa foto keluarga dan juga video.

Ada dua hal seru yang kami dapatkan ketika berada di sekitar batu karang pantai Drini.

  1. Belajar tentang si Bulu babi
  2. Melawan angin
Kami bertemu dengan seorang penduduk yangsedang mencari bulu babi. Beliau menggunakan tongkat besi yang lancip dan tajam untuk menusuk bulu babi. Tongkat tajam ini sengaja digunakan agar tangannya terhindar dari duri bulu babi yang tajam.

Berdasar informasi dari bapak pencari bulu babi, kami jadi tahu bahwa ada banyak jenis bulu babi. Ada yang bisa dikonsumsi dan ada pula yang beracun sehingga berbahaya jika di makan.

Selain berbincang dengan pencari bulu babi, kami juga melakukan pengamatan sekilas tentang cara gerak bulu babi. Ternyata binatang laut ini bergerak dengan menggunakan duri-durinya yang tajam.

Puas belajar tentang si bulu babi, kami lanjut menyusuri karang menuju sebuah celah. Di sana nampak ramai orang berfoto sehingga kami pun penasaran. Namun, perjalanan mencapai celah karang tidaklah mudah. Angin bertiup sangat kencang sehingga kami harus slaing berpegangan dan menjaga keseimbangan. Oleng sedikit bisa terperosok diantara batu pijakan.

Pergerakan angin membuat keseimbangan kami goyah beebrapa kali. Tubuhk kami harus melawan angin dengan pijakan yang kuat dan saling bergandengan. Hingga akhirnya sampai di celah batu karang kami dibuat terpesona dengan alam yang luar biasa. Celah karang tersebut ternyata seperti lorong yang menghubungkan pantai Drini dengan pantai Watu Kodok. Di celah ini pula menjadi spot foto estetik jika diambil dari sudu yang tepat. Namun, tantangannya adalah kami harus melawan angin kencang yang datang tanpa aba-aba. Satu sisi ini sebuah tantangan, namun sisi lain ini merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan.

Lepas puas mendokumentasikan moment berharga ini, kami pun melangkah kembali ke tepi pantai. Bersama angin kencang yang terus berhembus dengan pijakan kaki yang licin, kami pun sampai di bibir pantai. Berhenti sejenak melepas ketegangan sambil menikmati keindahan pantai Drini. Mendengarkan ombaknya yang bersenansung riang seolah menyapa setiap orang yang datang.

Pengalaman ini menjadi kisah perjalanan keluarga Jejak Lampah di pantai Drini yang penuh kebahagiaan. Ini semua akan menjadi kenangan indah bagi keluarga kami yang mungkin akan diceritakan lagi kelak di lain waktu.

Buat sahabat yang akan berwisata ke Gunung Kidul, wajib memasukkan pantai Drini ke dalam daftar kunjungan kalian. Sebab pantai Drini Gunung Kidul menjadi pantai Perawan nan menawan danntak terlupakan.

Salam jalan-jalan

Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta