√Rasa Pedas Bukan Untukku
Header catatantirta.com

Rasa Pedas Bukan Untukku

Pedas bukan untukku

Hai Sahabat,

Siapa nih yang suka makan makanan pedas?

Duh duh duh, sepertinya kita berada di tim yang berbeda.

Saya termasuk tipe orang yang tidak terlalu suka pedas. Bagi saya rasa pedas mengurangi kenikmatan makanan. Rasa asli dari makanan seperti hilang dan menyisakan rasa pedas tertinggal di lidah dan bibir.

Tentang Rasa Pedas

Banyak orang beranggapan bahwa pedas adalah rasa yang melekat di lihat. Padahal sebenarnya pedas bukanlah sebuah rasa melainkan sensasi yang dirasakan oleh lidah. Sedangkan jenis rasa sendiri yaitu manis, asin, asam, dan pahit.

Sumber pedas yang paling banyak dijumpai yaitu salah satunya berasal dari cabai. Pedas yang muncul  berasal dari kandunhan kapsaisin. Kapsaisin ini yang merupakan zat aktif yang menimbulkan sensasi terbakar apabila bersentuhan dengan jaringan lain.

Bagi sebagian orang rasa pedas justru menambah selera makan. Sensasinya membuat gairah makan meningkat hingga berlipat-lipat. Tak jarang orang bisa makan dalam porsi banyak ketika pedas memenuhi mulutnya.

Pedas Itu Bukan Untukku

Sejak kecil saya terbiasa dengan makanan yang jauh dari rasa pedas. Jika pun ada sambal yang dibuat, tingkat pedasnya masih kategori wajat atau standar. Tidak pernah ibu menyajikan masakan dengan level pedas yang tinggi.

Ketika beranjak remaja dimana segala makanan pedas menjadi kebiasaan, saya pun tidak bisa mencapai level pedas seperti teman-teman lainnya.

Contohnya ketika makan bakso atau mi ayam. Teman-teman akan menambahkan saus cabai dan sambal setan hingga menutupi isi mangkok. Mereka makan dengan lahap sambil terus ber-hah dan mengelap keringat yang bercucuran di dahi, pelipis, dan juga hidung. Sedangkan saya sendiri hanya menghiasi mangkok dengan saus dan sambal seujung sendok saja. Meski seringkali terdengar cibiran dari yang lainnya, saya tetap memilih untuk sedikit sambal dan saus.

Pernah sesekali saya meningkatkan level pedas seperti teman-teman lain. Ikut ber-hah ria sambil mengelap keringat di wajah. Kekuatan saya akan pedas sebenarnya bisa sejajar dengan yang lain. Akan tetapi saya memilih untuk mengambil level pedas paling bawah. Tentu saja bukan karena tidak kuat, tetapi lebih pada rasa nikmat yang ingin saya dapat.

Saat pedas mendominasi makanan, saya merasa bahwa saya kehilangan rasa original dari makanan tersebut. Ada yang tidak pas di lidah dimana sedari awal ingin saya rasakan. Pedas itu seolah menghilangkan kenikmatan rasa aslinya.

Bagi para pecinta pedas mungkin sensasi oedas itulah yang menambah kenikmatan makanan. Namun bagi saya pedas justru menghilangkannya.

Jadi, saya rasa pedas itu bukan untuk saya. Saya tidak membenci pedas, hanya saja saya menyukainya dalam batas tertentu.

Wahai pedas, kita tetap berteman meski tak dekat ya.




Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta