Sudah pasti ini yang pertama kali terlintas.
Yuk, kita mengenal lebih dekat tentang Konferensi Perempuan Indonesia.
Sejarah Singkat Konferensi Perempuan Indonesia
Kongres Perempuan Indonesia terinspirasi dari banyak tokoh perempuan Indonesia seperti R.A Kartini dan Dewi Sartika.menjadi. Selain itu hari sumpah pemudi di tanggal 28 Oktober 1928 pun menambah semangat para perempuan Indonesia saat itu. Dari semangat dan kepedulian ini muncullah ide untuk menyelenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yan pertama.
Tujuan utama dari Kongres Perempuan Indonesia I yaitu untuk memperjuangkan kedudukan perempuan dalam bidang pendidika, sosial budaya, dan khususnya di bidang pernikahan. Ada 7 organisasi perempuan yang memprakarsai terbentuknya Kongres Perempuan Indonesia pertama yaitu Wanita Oetama, Wanita Taman Siswa, Putri Indonesia (PI), Aisyiyah, Jon Islamietien Bond (JIB) bagian perempuan, Wanita Katholik, dan Jong Java (JJ) bagian perempuan.
Kongres Perempuan Indonesia yan pertama menhasilkan beberapa keputusan, diantaranya yaitu :
- Mendirikan badan federasi bersama Perserikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI).
- Menerbitkan surat kabar yan redaksinya dipercayakan kepada pengurus PPPI.
- Mendirikan studiefonds yang akan menolong gadis-gadis tidak mampu.
- Memperkuat pendidikan kepanduan putri.
- Mencegah perkawinan anak-anak.
Konferensi Perempuan Indonesia
Ibu Profesional sebagai wadah para perempuan untuk dapat mengembangkan passionnya, menghasilkan karya yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan juga sekitarnya juga telah menyelenggarakan konferensi sebanyak 2 kali.
Konferensi Ibu Profesional yang pertama dilaksanakan pada tahun 2019. Kemudian yang kedua digelar dengan nama Konferensi Ibu Pembaharu. Dua konferensi Ibu Profesional tersebut mengusung tema yang berbeda-beda. Ibu Septi Peni Wulandani sebagai founder dari Ibu Profesional bersama dengan para fasilitator terus bersinergi menggerakkan para perempuan untuk bertumbuh dan berdampak. Tercetuslah tema baru yang diusung pada konferensi selanjutnya yaitu "Menguatkan Akar Gerakan Perempuan Indonesia" yang menjadi kekuatan di Konferensi Perempuan Indonesia tahun 2023.
Pelaksanaan Konferensi Perempuan Indonesia
a. Konferensi Perempuan Indonesia Online / Daring
Konferensi Perempuan Indonesia secara online atau daring digelas pada tanggal 20 sampai 22 Desember 2023. Media yang digunakan adalah live streaming atau siaran langsung melalui media youtube di kanal resmi Ibu Profesional. Para peserta yang hadir melakukan tanya jawab secara lansung dengan para narasumber melalui chat langsung di siaran youtube yang sedan berjalan.
b. Konferensi Perempuan Indonesia Offline / Luring
Narasumber dan Fasilitator Konferensi Perempuan Indonesia
Ada 10 narasumber yang hadir dalam Konferensi Perempuan Indonesia secara daring ini yaitu :
- Tri Mumpuni : Dewan Pengarah BRIN
- Septi Peni Wulandani : Founder Ibu Profesional
- Dodik Mariyanto : Inisiator Ibu Profesional
- Ibu Guru Kembar (Dra. Rossy dan Dra. Rian : Sekolah Darurat Kartini
- dr. Prapti Utami, M.Si : Praktisi Pengobatan Herbal
- Mawar Firdausi : Penulis Buku Parenting
- DR. Mutiah Amini, M.Hum : Perempuan Pakar Sejarah
- Liris Maduningtyas : Founder dan CEO Jala Tech
- Alimah Fauzan : Komunitas Perempuan Berkisah
- Ara Kusuma : Insiator AHA! Project
- Dodik Mariyanto : Inisiator Ibu Profesional
- Dzikra I Ulya : Ketua Yayasan Ibu Profesional Mandiri
- Utami Sadikin : Ketua Divisi Partnership Program Yayasan Ibu Profesional
- Ratna Palupi : Leader A Home Team; Change Leader Gaharu Keluarga-Ashoka
- Ricca Nourma : Direktur Program Inovasi IPEDIA Berita Baik
- Wahyu Mardhatillah : Direktir Lumbung Ilmu Ibu Profesional
- Hamidah Rina Mantiri : Rektor Institut Ibu Profesional (2022-2025)
- Yesi Dwi Fitria : Majelis Wali Amanah Yayasan Ibu Profesional
- Septi Peni Wulandani : Founder Ibu Profesional
Penutup
Konferensi Perempuan Indonesia,Kuatkan Akar Gerakan Perempuan Indonesia
Posting Komentar