√Bincang Buku Bersama Tere Liye di Gramedia Matraman
Header catatantirta.com

Bincang Buku Bersama Tere Liye di Gramedia Matraman

Gramedia Matraman

Hai Sahabat,

Awal tahun 2024 kalian sudah punya rencana apa saja nih?
Resolusi apa yang sudah kalian buat untuk mengarungi tahun 2024 dengan lebih baik lagi dari tahun 2023?
Tirta yakin, sahabat semua sudah punya master plan kehidupan yang akan dikejar, diraih, dan diperjuangkan selama tahun 2024.

Menapaki tahun 2024. kami bersama keluarga berkesempatan datang ke Gramedia Matraman, Jakarta Timur. Langkah pertama kami dimulai dengan meluaskan pengetahuan literasi melalui buku. Nah, pas sekalia di Gramedia Matraman, Jakarta Timur ada Bincang Buku Bersama Tere Liye. Bincang Buku bersama Tere Liye ini bertema buku terbaru yang berjudul ILY.

Gramedia Matraman

Gramedia Matraman

Gramedia merupakan toko buku terbesar yang memiliki banyak cabang hampir di seluruh Indonesia. Salah satunya yaitu Gramedia Matraman yang berlokasi di Jalan Matraman RayaNo. 45-50 Kb. Manggis Kec. Matraman , Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibu kota Jakarta 13510. 

Gramedia Matraman ini termasuk yang lengkap dan luas. Bukan hanya buku yang disediakan tetapi juga produk lainnya seperti alat tulis, inventaris kantor, tas, peralatan sekolah, aneka mainan, alat elektronik, sepeda, dan banyak asesoris lainnya.

Sebagai informasi tambahan, Gramedia Matraman ini buka mulai pukul 09.00 wib sampai 21.30 wib. Sahabat bisa berburu buku impian dengan nyaman dan santai di sini. Jika perut terasa lapar, Sahabat juga bisa mengisi perut di gerai makanan di sekitarnya.

Tere Liye dan Buku ILY

Gramedia Matraman

ILY merupakan buku fiksi urutan kelimabelas dari novel Serial Bumi. Novel ILY menjadi buku penutup di tahun 2023. Para penggemar serial Bumi dibuat bahagia ketika Tere Liye mengumumkan buku ILY diterbitkan pada bulan Desember 2023. Saya termasuk penggemar yang memesan buku ILY pada periode PO (Pre Order). Rasanya ingin segera mengetahui petualangan Raib dan Seli di klan Matahari Minor.

Buku ILY merupakan kisah petualangan Raib dan Seli di klan Matahari Minor. Berjudul ILY karena buku ini berisi tentang pertemuan dengan ILY dalam wujud yang lain. Tapi, Sahabat maafkan saya karena catatan ini bukan tentang isi dari buku ILY. Catatan kali ini masih ada kaitannya dengan ILY dan Tere Liye, tetapi dalam versi lain. Sahabat bisa membaca ulasannya di sini : Ulasan Buku ILY .

Catatan Seru Bertemu Tere Liye

Catatantirta kali ini ingin sedikit bercerita tentang perjalanan awal tahun di Gramedia Matraman untuk menghadiri Bincang Buku bersama Tere Liye pada tanggal 1 Januari 2024.

Informasi tentang Bincang Buku bersama Tere Liye sudah kami ketahui jauh hari. Awalanya kami pesimis bisa hadir sebab jadwalnya berbenturan dengan agenda pulang kampung keluarga. Kami kecewa tetapi tidak terlalu memikirkannya sebab agenda pulang kampung memang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Sedangkan jadwal bang Tere Liye hadir dadakan.

Dalam perjalanannya, agenda pulang kampung mengalami pergeseran. Semula kami akan berada di kampung halaman sampai awal tahun 2024. Namun, beberapa kondisi membuat kami kembali lebih awal.

Buku dinosaurus


Melirik kembali jadwal Bincang Buku bersama Tere Liye ternyata masih ada di tanggal 1 Januair di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. Kami berdiskusi sejenak dan bahagianya keputusan diambil bahwa kami akan hadir ke sana sambil membeli beberapa buku pilihan.

Bismillah, pukul 14.30 wib kami berangkat penuh semangat. Jarak dari rumah ke Gramedia Matraman tidak jauh. Aplikasi map menunjukkan lalulintas ramai lancar dan kami bisa tiba dalam waktu kurang lebih 50 menit. Waktu yang cukup sebelum acara dimulai. Ohya, ini pertama kalinya bagi kami untuk hadir di acara bincang buku bersama penulis seperti ini. 

Tidak banyak persiapan yang kami lakukan. Hanya membawa satu buku karya Tere Liye yang belum ditandatangani. Rencananya kami ingin meminta tandatangan secara langsung dan bersuafoto bersama Tere Liye. Sebagain besar buku karya Tere Liye yang kami miliki sudah bertandatangan karena membeli di online shop resmi. Jadi kami tidak banyak membawa buku, hanya satu saja.

Lalulintas memang benar lancar hingga sekitar pukul 15.20 wib, kami sampai di depan Gramedia Matraman. Sayangnya, area parkir penuh. Petugas parkir dan security berjaga di pintu masuk mengarahkan dan memberitahu kendaraan yang akan masuk untuk lanjut bergerak karena area parkir sudah penuh.

Gramedia matraman

Kami sempat meminta petugas untuk melakukan pengecekan lagi dan memang sudah benar-benar penuh. Tidak ada alternatif tempat terdekat seperti mall atau lainnya yang bisa dijadikan pilihan parkir. Lalu seorang tukang parkir dadakan memberitahu kalau Pertamina samping bisa digunakan untuk parkir. Tanpa pikir panjang kami tarik gas dan rejekinya masih ada satu slot parkir yang bisa kami pakai.

Setelah memastikan kendaraan aman, kami segera melangkah menuju Gramedia Matraman. Lari-lari kecil kami lakukan sebab jarum jam sudah menunjukkan pukul 15.40 wib. Acara Bincang Buku Bersama Tere Liye diadakan di lantai tiga. Dua kali kami menaiki eskavator untuk sampai ke lantai tiga. keseruan sudah langsung menyapa kami sebab banyak orang yang juga mengarah ke tempat acara. Hampir semua menuju lantai tiga dan tentunya ingin menghadiri acara tersebut.

Tepat di ujung eskavator lantai tiga sudah banyak yang mengantri. Para pengunjung diwajibkan untuk registrasi secara online melalui scan barcode yang disediakan. Tempat acaranya ada di dalam ruangan dan beberapa petugas memang sudah berjaga di area sebelum pintu masuk ruangan tersebut. Di sinilah euforia kami runtuh berantakan.

Setelah registrasi online dan menuju pintu masuk, ternyata kami diwajibkan membawa buku ILY. Buku terbaru karya Tere Liye yang merupakan novel kelimabelas dari serial BUMI. Kami dicegat dan dipaksa menunjukkan buku ILY sebagai syarat akses masuk dan mendapat nomor urut. Kami sudah mencoba menjelaskan bahwa sudah memiliki buku juga tandatangannya tetapi tidak dibawa. Kami membawa buku lain yaitu Hafalan Shalat Delisa untuk ditandatangani.

Pikir kami, buku ILY yang kami beli saat PO tidak perlu dibawa sebab sudah punya dan ada tandatangannya juga. Ternyata pemikiran kami tersebut keliru. Membawa buku ILY secara langsung menjadi syarat tidak tertulis untuk bisa ikut di acara Bincang Buku bersama Tere Liye di Gramedia Matraman.

Buku keluarga super irit


Sedih, kesal, dan kecewa bercampur aduk. Kami menepi sejenak untuk menenangkan diri. Semangat bertemu langsung dan belajar bersama Tere Liye hilang sudah. Sambil menepi kami memperhatikan sekitar dan ternyata banyak pengunjung yang mengalami hal sama seperti kami. Ada yang penyuka buku-buku Tere Liye tetapi bukan serial Bumi sehingga tidak memiliki buku ILY. Ada juga yang sama seperti kami sudah punya buku ILY karena beli saat Pre Order dan tidak dibawa.

Kami kecewa karena tidak ada keterangan yang menjelaskan bahwa untuk dapat mengikuti acara tersebut harus membawa buku ILY. Pantas saja banyak pengunjung yang membeli buku ILY dadakan demi bisa masuk ke ruang acara. Meski disediakan layar proyektor bagi pengunjung yang berada di luar ruangan, tetapi rasanya sangat berbeda dengan mereka yang berada di dalam ruang acara. Video dan audionya pun lebih sering mengalami gangguan dari pada lancarnya. Lagi-lagi kami kecewa meski sudah mencoba menyimak lewat proyektor.

Ini menjadi pembelajaran bagi kami yang baru pertama kali menghadiri event seperti ini. Lain waktu semoga kami bisa berkesempatan hadir secara langsung dan bertemu Tere Liye.

Keputusan meninggalkan tempat acara terpaksa kami ambil karena menurut kami antara waktu dan manfaat yang kami dapatkan tidak seimbang. Kami bertekad jika nanti ada kesempatan lagi akan datang dengan persiapan maksimal.

Kami turun ke lantai dua dan berkeliling mencari buku yang sudah direncanakan. Sulung membeli komik Keluarga Super Irit dan buku Lima Sekawan sesuai dengan keinginannya. Sedangkan adik menjatuhkan pilihannya pada buku bertemakan Dinosaurus yang ia sukai. Kami melihat-lihat sejenak dan lanjut ke lantai bawah untuk melakukan pembayaran.

Gramedia matraman

Satu pembelajaran lain yang kami dapatkan adalah di Gramedia Matraman ini sudah memakai sistem pembayaran mandiri. Beberapa kotak pembayaran mandiri berjajar rapi berdekatan dengan kasir. Bagi pelanggan bisa memilih cara bayar yang diinginkan. Beberapa petugas Gramedia sudah berjaga dan siap membantu pelanggan yang mengalami kesulktan saat proses pembayaran mandiri.

Sistem pembayaran ini cukup bagus dan efisien.

Kesan Melihat Tere Liye Meski Lewat Proyektor

Outfit Tere Liye

Semangat kami menghadiri Bincang Buku Bersama Tere Liye di Gramedia Matraman turun drastis ketika tidak bisa masuk ruangan acara karena tidak membawa buku ILY. Kami memutuskan untuk menyimak lewat proyektor yang disediakan. Sayangnya, video dan suara yang ditampilkan proyektor tersendat-sendat alias putus-putus sehingga tidak terdengar jelas apa yang disampaikan oleh bang Tere Liye.

Lagi-lagi kami kecewa.

Hanya 15 menit kami bertahan di depan proyektor. Suara yang tidak jelas dan video yang tersendat menurunkan semangat kami yang sudah setipis tisu. Akhirnya, kami memutuskan untuk beranjak dari area acara dan menghibur diri dengan berkeliling Gramedia mencari buku yang diinginkan.

Kami berharap akan ada acara yang sama di lain waktu dengan lokasi yang dekat juga. Kejadian ini menjadi pengalaman berharga dan juga pembelajaran bagi kami. Sahabat juga bisa menjadikannya sebagai catatan bahwa apabila ada acara Bincang Buku atau Bedah Buku dan semacamnya, maka bawalah buku yang tertera di acara tersebut. Sebab bisa jadi buku yang akan dibicarakan atau dibedah menjadi syarat wajib untuk bisa mengikuti acara secara utuh dan penuh.

Siapkan Buku, Maka Bisa untuk Menghadiri Acara Secara Utuh"

Dalam setiap peristiwa tentu saja ada hikmah yang bisa kita ambil. Begitu pun dari perjalanan kami menghadiri acara Bincang Buku bersama Tere Liye di Gramedia Matraman ini. 

Ketika melihat bang Tere Liye di layar proyektor, saya melihat beliau sosok yang sederhana. Ini terlihat jelas dari penampilan beliau dari kepala hingga ujung kaki. Sangat sederhana dan jauh dari kesan elegan namun tetap enak dipandang.

Bang Tere Liye mengenakan kaus lengan pendek berwarna putih. Warna putih memberi kesan netral dan selaras dengan semua warna yang artinya membuat bang Tere Liye nampak menyatu dengan kami semua yang hadir.

Kaos putih tersebut dihiasi dengan kain tenun yang diikatkan di leher. Dilihat dari coraknya, kain tersebut adalah kain khas dari tanah Sumatera tempat beliau tinggal. Setelan dari kaos putih tersebut adalah celana kain biasa. Tidak begitu jelas warna celana yang beliau kenakan. Antara warna hitam atau cokelat.

Berikutnya, bang Tere Liye memakai topi yang menghiasi kepalanya. Lagi-lagi warna putih menjadi pilihan beliau untuk menjadi hiasan dirinya.

Nah, yang terakhir dan ini paling-paling sederhana adalah bang Tere Liye mengenakan sandal jepit berwarna putih. Jelas sekali sandal jepit itu terlihat di layar proyektor. Saya yakin bukan hanya saya yang fokus melihat sandal yang mengalasi kaki beliau. Sandal jepit yang sangat sederhana dan juga seluruh outfit beliau benar-benar simple dan sederhana.

Dari bang Tere Liye saya belajar bahwa siapa pun kita, apapun jabatannya, berapa kekayaan yang dimiliki, bersikap sederhana menjadi pilihan yang baik. Tidak perlu malu apalagi nelangsa, sebab sederhana tidak membuat diri menjadi buruk ataupun diremehkan. Justru kesederhanaan membuat diri mudah bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan.

Semangat belajar.

salam literasi.


Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta