√Pertunjukkan Air Menari Legenda Baru Klinthing, Saloka Theme Park Semarang
Header catatantirta.com

Pertunjukkan Air Menari Legenda Baru Klinthing, Saloka Theme Park Semarang

Legenda Baru Klinting
Legenda-Baru-Klinting-Saloka-Semarang

Pertunjukkan Air Menari Legenda Baru Klinthing, Saloka Theme Park Semarang

Kota Semarang memiliki banyak objek wisata yang menarik. Mulai dari wisata pendidikan, religi, wisata alam, dan juga wisata hiburan. Salah satu tempat wisata yang paling dibanggakan oleh masyarakat Semarang adalah Saloka Theme Park Semarang.

Lokasi Saloka Theme Park Semarang ini sangat strategis yaitu di persimpangan kota Surakarta, Salatiga, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.  Alamat lengkap Saloka Theme Park Semarang yaitu di Jl. Fatmawati No.154, Tuntang, Semarang, Jawa Tengah 50773. Para wisatawan dapat dengan mudah mengunjungi Saloka Theme Park Semarang karena jalur masuk tepat di samping jalan raya. Arus lalu lintas menuju Saloka Theme Park Semarang juga sangat lancar dan aman. Bagi para pengunjung yang berasal dari luar kota bisa menggunakan jalan tol Semarang-Bawen lalu belok kiri setelah pintu keluar tol. Benar-benar lokasi yang sangat strategis dan mudah dijangkau.

Saloka Theme Park merupakan taman rekreasi yang sangat cocok untuk keluarga. Banyak wahana rekreasi yang bisa dinikmati oleh semua usia. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia bisa mencoba wahana yang sesuai dengan usianya. Wahana bermain di Saloka Theme Park sudah tidak dikenakan biaya lagi. Semua biaya wahana sudah masuk dalam satu tiket masuk. Jadi, semua pengunjung bebas menaiki dan menikmati wahana apapun.

Ada Lima Zona Bermain yang disediakan di Saloka Theme Park Semarang

  1. Zona Pesisir
  2. Zona Balalantara
  3. Zona Kamayayi
  4. Zona Ararya
  5. Zona Segara Prada
Dari banyak wahana di Saloka Theme Park Semarang, ada satu wahana paling dinanti oleh para pengunjung yaitu Pertunjukkan air menari di zona Pesisir. Zona pesisir berada tepat setelah pintu masuk Saloka Theme Park. Sesuai dengan namanya yaitu Pesisir, zona ini memiliki nuansa pantai yang diwakili oleh bahtera besar bernama Jejogetan. Area Jejogetan ini berupa panggung yang dikelilingi oleh tribun atau tempat duduk berundak. Panggung Jejogetan merupakan tempat yang digunakan untuk pertunjukkan sebuah cerita legenda. Legenda tentang seekor naga yang bernama Baru Klinting.

Nama Saloka terinspirasi dari legenda Rawa Pening yang erat kaitannya dengan legenda Baru Klinting. Rawa Pening sendiri berlokasi sangat dekat dengan Saloka Theme Park. Itulah yang menjadi alasan utama wisata hiburan keluarga ini diberi nama Saloka Theme Park.

Pertunjukkan Air Menari dengan media Fountain

Saloka Theme Park terkenal dengan pertunjukkan air menari yang sangat menarik. Pertunjukkan air menari ini menggunakan teknologi fountain atau air mancur yang dikombinasi dengan tata cahaya lampu dan laser. Keindahan air menari yang ada di Saloka Theme Park menjadi media yang digunakan untuk pertunjukkan legenda Baru Klinting.

Air mancur dengan tata cahaya lampu dan permainan laser menjadi media pertunjukkan legenda Baru Klinting yang sangat menawan. Para pengunjung bisa duduk menikmati pertunjukkan tersebut di tribun yang telah disediakan. Air mancur yang menyemburat membentuk bidang luas menjadi media proyektor yang menampilkan kisah atau Legenda Baru Klinting. Legenda ini menceritakan seekor naga yang baik hati bernama Baru Klinting. Atas kebaikannya itu, Baru Klinting mendapat julukan Naga Loka.

Seperti apa kisah lengkapnya?
Sahabat Tirta bisa menyimak kemegahan Pertunjukkan Air Menari Legenda Baru Klinting pada video berikut :



Like, Share, Commend, and Subscribe ya, Sahabat Tirta.

Ada banyak versi yang menceritakan kisah Baru Klinting. Tetapi kali ini Sahabat Tirta bisa menyimak kisah lengkap versi Saloka Theme Park.

Pertunjukkan Air Menari Legenda Baru Klinting, Saloka Theme Park Semarang

Dikisahkan ada sepasang suami istri bernama Ki Hajar Salokantara dan Nyai Salokantara. Mereka tinggal di sebuah desa bernama Ngasem. Kebersamaan mereka sudah berjalan selama puluhan tahun. Meski mereka telah lama hidup bersama, namun belum juga dikaruniai seorang anak. Harapan memiliki anak sangatlah besar hingga akhirnya Ki Hajar Salokantara memutuskan untuk pergi bertapa. Ki Hajar Salokantara pergi ke gunung Telomoyo untuk bersemedi dan meminta berkah dari Semesta. Ia memohon keajaiban pada Semesta agar segera dikaruniai seorang anak.

Sebelum pergi bertapa ke gunung Telomoyo, Ki Hajar Salokantara menitipkan pusaka sakti miliknya pada sang istri. Sebuah Klintingan emas diberikan pada Nyai Salokantara untuk menjaganya. Kemudian, Ki Hajar Salokantara pun berangkat bertapa ke gunung Telomoyo.

Waktu berlalu dengan cepat. Hari berganti minggu. Minggu bersatu menjadi bulan. Bulan pun berkumpul membentuk tahun. Waktu berputar begitu cepat tanpa jeda. Tak disangka, akhirnya Nyai Salokantara mengandung. Namun kejutan tak terduga menghampirinya. Anak dalam kandungan Nyai Salokantara bukanlah seorang anak manusia, melainkan seekor Naga.

Nyai Salokantara memberi nama Baru Klinting kepada anaknya tersebut. Nama tersebut diambil dari pusaka klintingan emas yang ditinggalkan suaminya, Ki Hajar Salokantara. Baru Klinting bisa berbicara dan memiliki keistimewaan lain yaitu bisa menjerit. Jeritan Baru Klinting menjadi sebuah kesaktian sebab setiap jeritan dan hembusan napasnya bisa digunakan untuk menolong orang lain.

Nyai Salokantara merawat dan membesarkan Baru Klinting seorang diri. Ia sangat menyayangi putranya itu meski wujudnya adalah seekor naga.
Baru Klinting tumbuh dengan berlimpah kasih sayang dari sang ibu. Ketika beranjak remaja, Baru Klinting mulai menanyakan keberadaan ayahnya. Baru Klinitng merindukan sosok ayah dan ingin bertemu dengannya.

Nyai Salokantara pun akhirnya menceritakan sosok ayah Baru Klinting. Hal ini membuat baru Klinting semakin bersemangat ingin bertemu dengan ayahandanya. Nyai Salokantara pun memberitahu Baru Klinting akan keberadaan ayahnya. Ia menceritakan bahwa ayah Baru Klinitng sedang bertapa di gunung Telomoyo. Nyai Salokantara memberikan klintingan emas pusaka milik Ki Hajar Salokantara pada Baru Klinting. Klintingan emas ini sebagai bukti  bahwa ia adalah putra dari Ki Hajar Salokantara.

"Percayalah hanya kebaikan yang akan membawa ketentraman di muka bumi ini"

Nyai Salokantara berpesan pada Baru Klinting :

"Baru, di luar sana akan ada banyak orang yang tidak menyerupai rupamu. Jangan pernah kamu membalas kejahatan dengan kejahatan. Percayalah hanya kebaikan yang akan membawa ketentraman di muka bumi ini".

"Jika sesuatu terjadi pada dirimu, peganglah Klinitngan pusaka ini dengan erat. Maka Semesta akan menolongmu. Hati-hati, Baru."

Baru Klinting pun berangkat ke gunung Telomoyo untuk menemui ayahnya, Ki hajar Salokantara. Sesampainya di gunung Telomoyo, Baru melihat ayahnya yang sedang bertapa. Ia mencoba membangunkan sang ayah.
Ki Hajar Salokantara pun terbangun dari pertapaannya. Ia terkejut melihat seekor naga berada di hadapannya.

Tanpa menunggu lama, Baru Klinting memberitahukan bahwa ia adalah anak dari Ki Hajar Salokantara. Klintingan emas di leher Baru menjadi bukti bahwa ia adalah putra dari Nyai Salokantara. Namun, ucapan Baru tak langsung dipercayai oleh Ki Hajar Salokantara. Ki Hajar meminta Baru untuk membuktikan bahwa ia adalah benar-benar putranya.

Ki Hajar Salokantara meminta Baru Klinting untuk melingkari gunung Telomoyo dengan seluruh tubuhnya. Jika Baru berhasil melakukannya, maka Ki Hajar Salokantara akan percaya bahwa ia adalah putranya.
Mendengar permintaan dari Ki Hajar Salokantara, Baru Klinting pun langsung melakukannya. Baru membuktikan bahwa ia bisa mengitari gunung Telomoyo dengan seluruh badannya. Keberhasilan Baru ini membuat Ki Hajar Salokantara percaya dan yakin bahwa Baru adalah putranya.

Setelah pembuktian itu, Ki Hajar Salokantara memberitahu Baru agar pergi ke bukit Tugur untuk bertapa. Pertapaan Baru Klinting di bukit Tugur bertujuan agar Baru bisa berubah wujud menjadi seorang anak manusia. Dengan harapan menjadi ciptaan yang sempurna, Baru Klinting pun terbang ke bukit Tugur untuk bertapa.

Dalam perjalanan ke bukit Tugur, Baru Kliniting melewati sebuah desa yang dilanda kekeringan dan kemiskinan. Desa itu bernama desa Pathok. Baru Klinting pun menolong penduduk desa Pathok dengan hembusan napasnya. Keajaiban pun terjadi. Desa tersebut tiba-tiba dilimpahi banyak makanan. Seluruh penduduk desa Pathok berlomba-lomba mengambil makanan tersebut.

Seiring dengan hadirnya makanan di desa Pathok, wujud Baru Klinting berubah menjadi seorang anak manusia. Baru Klinting sangat bahagia atas perubahan dirinya tersebut. Baru Klinting menjadi percaya diri dan tidak lagi khawatir atas wujud dirinya yang dulu menyeramkan.

Setelah menjadi anak manusia, Baru Klinting merasa lapar. ia pun berjalan mendekati desa Pathok untuk meminta makanan. Sayangnya, kekecewaan justru didapat oleh Baru Klinting. Warga desa Pathok tidak ada yang memberinya makanan. Baru Klinting justru di usir dari desa tersebut. Penduduk desa Pathok menjadi sangat sombong dan serakah atas makanan yang mereka miliki sehingga tidak ingin membaginya dengan siapapun.

Baru Klinting berjalanan meninggalkan desa tersebut dengan rasa sedih dan lapar. Namun, tiba-tiba seorang nenek memanggilnya. Nenek tersebut memberinya makanan sambil menceritakan watak buruk warga desa Pathok.

"Seberapapun keajaiban yang diberikan, warga desa Pathok tidak pernah bersyukur pada Semesta".

Nenek berpesan pada Baru Klinting agar ia pergi dari desa tersebut karena Semesta akan memberi musibah pada desa pathok. Ketika Baru pergi meninggalkan desa Pathok, ia mendengar gemuruh langit dan jeritan minta tolong dari penduduk desa. Ternyata, desa Pathok dilanda bencana banjir.

Baru Klinting merasa iba dan kasihan pada penduduk desa Pathok. Baru teringat pada pesan ibunya, bahwa ia tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan.

"Percayalah, hanya kebaikan yang akan membawa ketentraman di muka bumi ini".

Baru Klinitng pun kembali ke desa Pathok. ia berdo'a pada Semesta dengan tulus :

"Wahai Semesta, kembalikanlah wujudku seperti semula. Aku ingin menolong semua orang dengan wujudku apa adanya".

Baru Klinting kembali berubah menjadi seekor Naga. Akhirnya ia berhasil menolong warga desa Pathok. Dengan hembusan napasnya, Baru Klinting menolong warga desa Pathok dari bencana banjir. Seluruh warga desa Pathok berhasil naik ke bukit dan selamat. Mereka takjub bahwa yang menolong mereka adalah seekor naga.

Baru Klinting memberitahukan penduduk desa Pathok bahwa ia adalah jelmaan dari anak kecil yang diusir. Penduduk desa pathok pun akhirnya menyadari kesalahan mereka. Penduduk juga meminta maaf pada Baru Klinting atas sifat buruk mereka. Dengan lapang dada dan ketulusan, Baru Klinting memaafkan warga desa Pathok. Atas jasa Baru Klinting ini, warga desa Pathok memberi nama Rawa Pening pada tempat yang telah dilanda banjir. Rawa Pening melambangkan kebeningan hati Baru Klinting.

Baru Klinting rela kembali pada wujudnya yang menyeramkan demi menolong orang lain. Kebaikan dan ketulusan Baru Kliniting ini merupakan karma baik. 

Nenek yang sebelumnya memberi makan pada baru ternyata perwujudan dari Semesta. Ia ingin menguji ketulusan hati Baru Klinting. Atas kebaikan dan ketulusan hati Baru Klinting, Semesta pun memberi wujud kekal ksatria Naga pada Baru Klinitng. Baru Klinting juga mendapat nama yaitu Naga Loka sebagai perwujudan dari seekor naga yang yang selalu membawa kebahagiaan dan kedamaian.


Zona Pesisir Saloka Theme Park Semarang
Zona-Pesisir_Panggung Jejogetan
sumber: Saloka-Theme-Park


Nah Sahabat Tirta, nama Naga Loka inilah yang menginspirasi wisata Saloka Theme Park di Semarang, Jawa Tengah. Maskot dari Saloka Theme Park berwujud naga yang diberi nama Saloka.

Buat Sahabat yang penasaran ingin menikmati pertunjukkan air mancur menari bisa langsung datang ke Saloka Theme Park, Semarang. Kalian bisa menonton secara langsung Pertunjukkan air menari legenda Baru Klinting di panggung Jejogetan zona Pesisir. Selain itu, Sahabat Tirta juga menikmati banyak wahana seru lainnya di seluruh wilayah Saloka Theme Park.

Selamat berlibur.



8 komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta
  1. Seru banget kayaknya main di saloka ya mba, pasti bisa jadi pengalaman berkesan buat anak anak inih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mba Putri. Wahana mirip seperti Dufan tetapi lebih banyak dan ada wahana untuk lansia. Tiketnya pun terjangkau plus cuacanya adem. Tepat di belakang Saloka ada Rawa Pening. Jangan lupa subscribe ya, itu channel youtube saya. Terima kasih

      Hapus
  2. Harus dicatet nih buat destinasi baru kalo mudik ke jogja. Keren review nya mba 🥰

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip, kak. ayo diagendakan, dekat dari Yogya ga sampai 2 jam perjalanan. Tempatnya adem dan harga terjangkau dengan wahana yang seru. Ohya jangan lupa subscribe ya, itu channel youtube saya. Terima kasih.

      Hapus
  3. Aku yang belum pernah main ke Semarang jadi semakin pingin main ke sana. Jadi dapat wishlist tempat yang bisa dikunjungi pas main ke sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak Yustyulfa tinggal di mana? Yuk, mampir ke Saloka saat di Semarang. Cobain semua wahananya dan nonton pertunjukkan air menari legenda Baru Klinting

      Hapus
  4. Dulu banget sering main ke Semarang pas tahun 2012-2015, baru 5x ke Semarang, tapi lumayan seru karena banyak destinasi wisata, next harus diagendakan main lagiii. Makasyiih sharingnya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo Fafa, main lagi ke Semarang. Seru-seruan di Saloka cobain wahana santai sampai yang memacu adrenalin

      Hapus