√Bermalam Di Campingvan Sariater, Subang, Jawa Barat
Header catatantirta.com

Bermalam Di Campingvan Sariater, Subang, Jawa Barat

Bismillah
Serpihan cerita keluarga Jejak Lampah

Sore itu langit sangat cerah. Pendar jingga melambai di sisi barat dengan kemilaunya yang menawan. Anak-anak masih asyik bermain di sungai air hangat. Letaknya tidak jauh dari tenda kami berdiri. Hanya sekitar 10 meter melalui tangga batu berbatas bambu. Anak-anak bermain ditemani oleh ayah mereka. Sungai tempat mereka main merupakan jalur untuk wisata arung jeram. Titik akhir jalur arung jeram tepaat di sekitar suami dan anak-anak main. Setiap kali akan ada boat arung jeram melintas, p pihak pengelola memberi peringatan melaui pengeras suara. Setelah pengumuman selesai, selang beberapa menit debit air sungai akan naik secara perlahan. Ini menandakan bahwa para penikmat arung jeram sedang dalam perjalanan.

Ketika arung jeram tidak melintas, debit air sungai cendering rendah dan lebih tenang. Batu-batu besar terlihat jelas dan arus sungainya lambat. Namun, ketika arung jeram akan melintas, maka debit air akan naik supaya bisa dilalui perahu karet dan teras sensasi tantangannya. Seluruh pengunjung yang sedang bermain di sungai harus segrea minggir atau ke luar dari sungai. Hal ini demi keselamatan semua orang sebab bisa saja perahu karet menabrak pengunjung atau bisa juga pengunjung hanyut terbawa arur sungai yang deras.

Cukup lama anak-anak bermain di sungai. Sekitar dua jam mereka menikmati petualangan di sungai hangat. Meski awalnya takut dan hanya duduk-duduk di tepian, lama kelamaan mereka berani meluncur di celah bebatuan. Tentu saja teap dalam pengawasan suami agar semua tetap aman. Sekitar pukul 16.00 wib, waktu bermain di sungai berhenti. Kami meminta anak-anak untuk naik dan sedera mandi. Udara sore hari di Campingvan sudah mulai dingin. kami khawatir anak-anak masuk angin dan terserang flu.

Kamar bilas di Campingcan xsariater mennyediakan air hangat. Namun, air hangat tersebut teras pedih di mata dan pahit ketika menyentuh lidah. Anak-anak sempat irirtasi di sekitar mata sebab terlalu lama digosok kepedihan. Selain kamar bilas, ada juga toilet duduk dan jongkok. Kedua toilet tertsebut  menggunakan air dingin. Kemudian tak jauh dari kamar bilas dan toilet, terdapat tempat wudhu dan musala. Setiap pengunjung bebas menggunakan seluruh fasilitas tersebut secara gratis.

Selesai membersihkan diri, anak-anak istirahat sambil membantu kami mempersiapkan menu makan makan. Kami sudah menyiapkan bahan-bahan nasi goreng sebagai sajian makan malam. Selepas membantu saya menyiapkan makan malam, anak7⁷ dan mencari sesuatu yang tidak baru dan tidak biasa. Semua menjadi pembelajaran dan pengalaman yang tak akan pernah sia-sia. Ada pertanyaan dan penjelasan disetiap petualangan kami. Ada jejak yang kami tinggalkan dan menjadi kenangan berharga untuk masa depan nanti.

Malam makin dingin, dua piring nasi goreng bakso siap dinikmati bersama. Satu piring untuk ayah dan adik berisi nasi goreng tidak pedas. Satu piring lain untuk mama dan sulung yang menebar aroma cabai dan saos pedas. Masya Allah, nikmat sekali makan malam bersama di tenda. Tak lebih dari 15 menit piring-piring bersih licin tak tersisa apapun di atasnya. Alhamdulillah, suasana malam di Campingvan Park, Sariater berhasil menghipnotis kami dengan kebahagiaan yang sangat sederhana. Dua porsi nasi goreng menjadi saksi perjalanan Keluarga Jejak Lampah.

Selesai makan, saya merapikan meja masak dan membersihkan sisa perlengkapan memasak yang telah kotor. Ada wastafel umum di depan kavling kami. Tiga wastafel air dingin disiapkan untuk media kami bersih-bersih. Kami menggunakannya untuk cuci piring dan alat masak. Selain itu juga kami pakai wastafel tersebut untuk mencuci muka dan sikat gigi. Meskipun airnya dingin, ini lebih baik daripada air hangat yang pahit dan pedih di mata.

Sementara saya bersih-bersih, anak-anak dan ayahnya bermain kembang api di belakang tenda. Cuaca malam itu sangat mendukung sehingga kami bisa menikmati langit yang dipenuhi bintang dan bulan. Beberapa batang kembang api sengaja kami bawa untuk dinyalakan ketika malam tiba. Saking asyiknya main, kami tidak sempat mendomumentasikan aktifitas bermain kembang api ini. Tak lama setelah kembang api habis, adik mengatakah bahwa ia mengantuk. Kamipun terpaksa menidurkannya meski masih ada satu agenda lagi di malam hari yaitu membuat bakso bakar, sosis bakar, dan sate sapi. Diantara keseruan kami, sayup-sayup terdengar nafas teratur. Adik sudah pulas dengan selimut san boneka anjinĵgnya. Dua boneka anjing sengaja dibawa sebagai penawar apabila adik sedang rewel.

Melihat adik yang sudah tertidur pulas, kami melanjutkan agenda yang telah direncakan yaitu membakar sosis, bakso, dan satai daging. Tak lama setelah semua bakaran siap, sulung langsung menyantap bakso dan sosis bakar. Namun, belum sampai habis ia sudah mengeluh ngantuk. Kami pun mengijinkannya untuk tidur menyusul adik.
masih tersisa beberapa buah bakso bakar, sosis, dan satai daging sapi masih utuh. Cukup lama saya dan suami menikmati menu sederhana kami sambil berbincang. Saat malam semakin dingin, kami memutuskan untuk menyusul anak-anak beristirahat. Suhu udara berangsur turun hingga satu selimut tak mampu mengusir dinginnya malam. Beruntung kami membawa selinut dari rumah. Badan terasa lebih hangat ketika memakai jaket dan dua lapis selimut.

Sepanjang malam, anak-anak tidak terbangun. Sepertinya mereka lelah setelah bermain air di sungai. Sementasa saya dan suami sesekali memeriksa keadaan anak0anak khawatir ada binatang atau lainnya karena ini pertama kalinya kami bermalam di tenda.

Alhamdulillah, sebelum azan Subuh terdengar kami sudah terbangun. anak-anak terlihat segar dan bersiap melakukan aktifitas pagi. Kami masih mengenakan jaket ketika berwudu dan salat Subuh. Udara dingin belum dapat kami taklukan tanpa jaket. Selepas salat Subuh, kami manikmati teh manis hangat sebagai penwar dinginnya udara. 

Saat berkeliling area perkemahan di pagi ari, kami menanyakan perasaan anak-anak selama berada di perkemahan dan menginap semalam. Respon anak-anak adalah senang. Mereka senang udaranya, anginnya, air sungainya, main kembang api sebelum tidur. Mereka tidak mempermasalahkan tempat tidur beralas matras dan berada di dalam tenda yang tidak luas.
Aura bahagia terpancar dari ekspresi mereka.
Sepertinya akan ada agenda camping lagi di lain waktu.

Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta