√Cerita Sederhana Seputar Iduladha
Header catatantirta.com

Cerita Sederhana Seputar Iduladha

 Bismillah

Serpihan cerita Keluarga Jejak Lampah

Suara takbir mulai berkumandang di pengeras suara masjid.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Laailaahaillallahu Allahu Akbar
Allahu Akbar Walillahilham

Keseruan hari raya Iduladha sudah terasa sejak kemarin siang. Tepatnya satu hari sebelum hari raya Iduladha. Beberapa ekor sapi dan kambing mulai datang dan diikat di halaman masjid. Anak-anak senang sekali melihat binatang-binatang kurban di area masjid. Mereka memberi makan sapi dan kambing dengan perasaan bahagia. Rumput dan dedaunan sengaja dicari demi berdekatan dengan sapi maupun kambing. Sebagian anak sudah tahu dan mengerti bahwa hewan-hewan itu adalah binatang kurban yang akan disembelih esok hari. Tetapi, bagi sebagian anak lain yang usianya di bawah tujuh tahun belum memahami apa itu hewan kurban.

Hal ini juga berlaku pada anak kedua kami (adik) yang masih berusia empat tahun. Adik sangat senang melihat sapi dan kambing yang ada di dekat masjid. Ia tak bosan bolak-balik ke masjid untuk melihat dan memberi makan sapi. Ya, adik lebih antusias pada sapi yang berukuran besar dan memiliki tanduk. Sejak kedatangan hewan kurban di masjid dekat rumah, adik terus meminta untuk pergi ke masjid. 

Hari raya Iduladha pun tiba. Anak-anak tetap antusias pada hewan kurban yang sudah siap di sekeliling masjid. Selepas salat Ied, mereka langsung berkerumun mendatangi sapi dan kambing kesukaan mereka. Lagi-lagi, adik tak sabar ingin segera mendekati sapi yang lebih disukainya. Tak lama setelah kami menikmati lontong opor, adik segera bersipa ke masjid. Ia menggandegn ayahnya untuk segera menemaninya. Hanya 15 meter jaraj masjid dengan rumah kami. Adik tak sabar dan berlari sediri meninggalkan ayahnya di belakang.

Ada rasa khawatir apabila nanti adik melihat proses penyembelihan hewan kurban. Kami pun memutuskan untuk memberinya penjelasan tentang kurban dengan bahasa yang sederhana. Kisah tentanag nabi Ibrahim as dan putranya Ismail as sudah kami sampaikan beberapa kali. Ada sedikit pemahaman yang sepertinya bisa ditangkap oleh adik, Namun klami masih sangsi. jadi, kami putuskan untuk menjelaskan tentang proses penyembelihan hewan kurban.

Kalimat sederhana yang kami sampaikan :

Dik, sapi yang di masjid itu nanti akan dipotong (disembelih).  Sapi dan kambing yang ada di masjid itu adalah hewan kurban. Hewan yang disembelih akan menjadj pahala bagi para pengkurban. Pengkurban itu orang yang punya sapi dan kambingnya.

Mendengar penjelasan tersebut, adik mengangguk. Entah mengerti atau tidak. Saya hany mencoba untuk menjelaskannya agar ketika ia melohat proses penyembelihan sudah memiliko gambaran.

Saat 0emotongan hewan kurban tiba, dik sangat antusias. Ia mendekati sapi yang akan disembelih. Mengamati dengan tatapan oenasaran. Saya khawatir akan muncul persepsi yang berbeda pada dirinya. Sebelum sapi dipotong, saya mendekati afik dan mengajaknya menjauh dari tempat pemotongan sapi kurban. Tetapi, adik merajuk. Ia tetap ongin menyaksikan prpses pemotongan sapi. Tidaknada rasa takut dalam dirinya. Bahkan ketika satu sapi selesai disembelih dan masih mengeluarkan darah, adik masih melihatnha. Tak sampai disitu, dik juga melihat proses mengkuliti sapi. Semua hal yang khawatairkan tidak terjadi. Adik ternyata memahami apa yanh dimaksud kurban. Ia terlihat biasa saja saat sapi dosembelih. Tidak nampak risih atau kasohan m7ncul.dati wajahnu. Semua datar hingga pada sapi keenam, saya kembaki mengajaknyB pulang, tetapi adik tetap tidak mau.

Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta