√Turunnya Berat Badan Adik, Pejuang HSP (Henoch Schonlein Purpura)
Header catatantirta.com

Turunnya Berat Badan Adik, Pejuang HSP (Henoch Schonlein Purpura)

Bismillah

Serpihan perjalanan adik sembuh dari autoimun Henoch Shonlein Purpura (HSP)

Tiga bulan terakhir ini adik mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis. Bermula ketika gejala autoimun nya muncul lagi di bulan April 2023. Adik sempat demam dan mengalami penurunan nafsu makan. Ia mengeluh perutnya sakit dan tidak mau banyak mengunyah makanan. Kondisi ini sama ketika adik pertama kali didiagnosa terkena auto imun jenis HSP atau Henoch Schonlein Purpura. Auto imun jenis HSP ini menyerang lambung, ginjal, dan juga persendian. Tanda yang paling terlihat yaitu munculnya ruam atau purpura di bagikan tungkai kaki hingga telapak kaki.

Penderita Henoch Schonlein Purpura umumnya berusia di bawah 15 tahun. Mereka mengalami ruam atau purpura di bagian telapak hingga tungkai kaki. Saat muncul purpura biasanya dibarengi dengan nyeri sendi pada kaki. Pada kasus tertentu nyeri sendi tersebut bisa menyebabkan anak sulit berdiri dan bahkan tidak bisa berjalan. Selain itu, anak juga mengalami demam berulanh selama beberapa hari, sakit lambung, mual, muntah, dan terkadang ada yang sampai mimisan. Dalam kasus ini, adik mengalami gejala purpura / ruam di tungkai kaki, demam, sakit lambung, dan mimisan. Bagian paling parah yang diserang oleh imunnya sendiri adalah lambung. Saat itu adik mengalami mual dan muntah yang terus menerus. Bahkan air putih satu teguk saja membuatnya mual hingga muntah. Kemudian adik juga mengalami muntah yang mengeluarkan lendir berisi bercah darah. Seluruh gejala tersebut mengerucut pada satu penyakit autoimun Henoch Schonlein Purpura (HSP).

Pada beberapa penderita HSP, penderita autoimun tidak mengalami gejala-gejala seperti awal terkena autoimun. Namun ada juga yang mengalami gejala lagi hingga berulang kali. Semua bergantung pafa kondisi tubuh penderita. Apabila terjaga asuoan makanamnya dan kesehatannya, maka kemungkinan tidak akan muncul lagi gejala seperti ruam dan lain-lainnya. Nah, adik masuk pada kategori yang kedua yaitu muncul kembali gejala autoimunnya. Gejala demam, mual, dan perut sakit terulang di bulan April 2023. Ini berjarak sekitar lima bulan semenjak pertama kali adik divonis terkena HSP (Henoch Shconlein Purpura) di November 2023. Saya mencoba tetap tenang sebab dokter sudah sering menyampaikan bahwa hal ini bisa terjadi. Walau begitu tetap saja ada kekhawatiran karena adik jadi sulit makan. Rasa mual dan nyeri perut membuat adik sangat sedikit makan. Menu makanan yang biasa menjadi kesukaannya pun tak meningkatkan nafsu makannya.

Kondisi kambunya adik berdekatar dengan jadwal kontrol ke dokter spesialis alergi dan imunologi anak. Sekitar satu minggu setelah muncuknya gejala autoimun yang berulang, saya bertemu dokter dan menyampaikan kejadian tersebut. Dokter Isman S.Pa. K sempat terkejut. Beliau segera mengecek kondisi adik. Alhamdulillah tidak memerlukan tindakan apapun. Dokter menyarankan untuk terus rutin minum obat dan menjaga asupan makannya. Dokter juga berpesan agar adik lebih sering makan walaupun sedikit. Tidak ada pemberian resep obat mual sebab kondisi adik masih aman. Menurut dokter obat mual lebih baik dihindari selama masih bisa dikendalikan. Saya beryukur dipertemukan dengan dokter yang baik ini.

Satu bulan berikutnya kembali adik menjalani rutinitas kontrol. Kondisi adik masih sulkt makan setelah muncul gejala bulan lalu. Berat badan adik turun sekitar 700 gram dalam kurun waktu satu bulan. Saya berpikir itu wajar karena memang porsi makan adik masib sedikit. Setelah berkonsultasi dengan dokter, beliau masih menganjurkan untuk terus menambah asupan makan adik. Kondisi adik baik dan sehat hanya tingkat  konsumsi makannya saja yang perlu ditambah.

Awal dan akhir bulan Mei 2023 menjadi moment yang mengkhawatirkan. Pasalnya adik kembali mengalami gejala autoimun yang berulang. Awal Mei 2023, adik demam tinggi selama tiga hari lebih. Selain demam, adik juga mual, sakit perut, dan mimisan. Demam adik saat itu mencapai 39.3⁰C. Saya sangat khawatir sehingga memeriksakan adik ke dokter. Jadwal kontrol ke dokter spesialis alergi dan imunologi anak juga sudah dekat.  Berhubung masih dalam suasana lebaran, ternyata dokter masih belum prakter karena sedang cuti. Satu minggu berikutnya ada banyak keperluan yang harus diselesaikan. Saya pun baru bisa menjadwalkan ulang pemeriksaan adik di dua minggu berikutnya. Tepat dua hari sebelum bertemu dokter, adik kembali demam.

Nafsu makannya masih belum meningkat sejak dua bulan lalu. Kondisi ini sangat berdampak pada berat badan adik yang kembali turun. Ketika jadwal pemeriksaan ke dokter hasil timbangan adik mengalami penuruna lagi sekitar 600 gram. Dokter memberikan resep obat mual yang hanya boleh diberikan saat mual saja. Apabila mualnya sudah berhenti maka obat tersebut harus dihentikan. Mengingat obat tersebut masuk kategori obat keras, saya pun menunda pemberian obat itu pada adik karena gejal mual sudah tidak ada. Nafsu makannya memang sangat kurang, namun mual sudah tidak dirasakan sehingga obat mual tidak diminum. Dokter kembali menyarankan agar frekuensi makan ditambah lebih sering karena setiap makan hanya sedikit.

Selama bulan Juni saya berusaha menambah porsi makan adik. Berbagai variasi makanan ditawarkan agar mafsu makannya bertambah. Saya juga menyediakan aneka cemilan dan vitamin anak. Menjelang jadwal pemeriksaan rutjn, ternyata ada pemberitahuan bahwa dokter sedang cuti sehingga tidak praktek. Saya menimbang adik di posyandu yang kebetulan rutin dilakukan di lingkungan rumah. Hasilnya sungguh membuay cemas sebab berat badan adik masih terus turun. Kali ini mencapai sekitar 600 gram. Dari total tiga bulan terakhir, berat bada adik berkurang hampir dua kilogram. Jujur ini sudah warning bagi saya dan harus segera dicari solusinya. Saya akan berdiskusi dengan dokter dipertemuan rutin nanti. Saya khawatir apakah ini ada hubungannya dengan obat atau sakit autoimunnya. Saya berharap kondisi adik tetap dan terus baik, dan sehat. Aamiin.

Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta