√Demi Kakung Kami Kembali (Bagian Tiga)
Header catatantirta.com

Demi Kakung Kami Kembali (Bagian Tiga)

 Jumat hadir, awan putih masih bergumul bersama dinginnya pagi. Seakan enggan beraktifitas dan kembali bersantai. Namun, sinar mentari memberi mereka semangat, menggeliat menyambut indahnya hari. Kicau riuh pipit ikut meramaikan dapur yang sudah mengepul. Kami terjaga sejak pengeras suara masjid belum dibunyikan. Bersiap lebih awal agar Kakung segera diperiksakan. Jatah libur ayah memaksa kami untuk bergegas dan efisien waktu.

Pukul 07.00 wib
Kami berangkat menuju Balkesmas sepagi mungkin agar datang awal dan tidak banyak mengantri. Aku, bunda, dan adik menunggu di mobil. Sengaja tidak ikut turun karena Balkesmas yang kami tuju khusus untuk pasien paru. Demi menjaga keamanan dan kesehatan, kami lebih baik menunggu di mobil.

Ayah dan Kakung melangkah mantap masuk dan melalukan beberapa proses secara bertahap sesuai prosedur yang berlaku. Semua berjalan lancar dan cukup cepat sebab belum banyak orang yang datang. Kakung melakukan pemeriksaan darah lengkap dan juga rongten. Hasil dua tes tersebut ditunggu sekitar satu jam. Setelah itu kedua hasil tes dibawa ke dokter untuk diperiksa dan di analisa.

Dokter mengatakan bahwa paru-paru Kakek baik, hasil rongten nya semua aman. Begitu juga untuk lab darah, hasil semuanya baik dan tidak ada indikasi bakteri atau virus yang berbahaya.
Karena dua tes di atas menunjukkan kesehatan yang bagus, maka Kakung disarankan untuk cek dahak. Hal ini dilakukan karena Kakung mengalami batuk yang terus menerus dan sesekali sesak napas. Sayangnya, tes dahak ini harus diambil dari dahak pertama yang keluar saat bangun tidur di pagi hari. Jadi, tidak bisa dilakukan tes dahak hari itu juga. Pihak Balkesmas memberikan tabung wadah untuk menyimpan dahak pertama. Dahak tersebut bisa diserahkan esok pagi di hari Sabtu. Hanya menyerahkan dahak saja tanpa bertemu dokter karena hasil pemeriksaan dahak akan disampaikan hari Selasa pekan  depan.

Kabar yang kami duga benar terjadi. Ayah mendapat kabar dari kantor untuk berangkat tugas ke luar kota. Padahal saat itu masih ada dua hari lagi jatah libur ayah. Tetapi ayah harus berangkat karena ini adalah tugas dan tanggung jawabnya di kantor. Ayah menyampaikan perihal ini pada Kakung.

"Maaf ya, pak. Kami tidak bisa mengantar kontrol di hari selasa. Besok kami berangkat sekalian mengantar dahak ke Balkesmas". Ayah berkata lembut pada Kakung saat kami dalam perjalanan pulang.

Kakung mendengarkan dengan sabar. Beliau tahu bahwa ayah memang seringkali dapat tugas dadakan dan harus siap kapan pun. Kakung justru mendoakan ayah semoga dilancarkan pekerjaannya dan selalu diberinkesehatan. Bahagia dan bangga memiliki Kakung dan ayah yang hebat.

Selepas memeriksakan Kakung, kami memutuskan untuk mengunjungi salah satu tempat wisata terdekat. Cuaca saat itu cerah berawan jadi cocok sekali untuk bertamsya dan bersantai di luar rumah. Sejenak kami berkeliling melupakan segala beban pikiran. Me-recharge semangat untuk beraktifitas kembali di perantauan. Kami curahkan semua perhatiam untuk Kakung. Kami ingin Kakung senang dan bahagia sehingga dapat meningkatkan imunitas tubuhnya.

Sore datang tanpa diundang. Raja siang nampak lelah hingga rona jingga di ujung barat perlahan mulai meredup.
Kami kembali ke rumah Kakung dan bersiap untuk balik ke perantauan. Bunda sigap merapikan pakaian dan semua barang bawaan kami.

"Yah, temani Kakung saja biar bunda yang beres-beres". Sayangnya bunda ke Kakung tak berbeda pada bapak kandungnya sendiri.

Bunda sangat perhatian pada Kakung. Saat ayah sibuk bekerja dan tidak sempat menelpon, maka bundalah yang akan menelpon Kakung utuk menanyakan kabar dan berbincang banyak hal.
Meski terlihat tenang, sebenarnya bunda pun risau dan khawatir pada kondisi Kakung. Bahkan yang meminta kami untuk kembali ke rumah Kakung adalah bunda. Bunda berkata pada ayah bahwa perhatian kita akan menjadi obat paling manjur bagi Kakung. Perkataan bunda sangat benar. Meski hanya dua hari di rumah Kakung, kami melihat semangat Kakunh bertambah dan lebih ceria.

Terkadang perhatian kecil memberi dampak besae yang tak terduga.
Maka berikanlah meski hanya sejenak, sebab itu sangat berharga.


Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta