√Serpihan Cerita di Akhir 2022
Header catatantirta.com

Serpihan Cerita di Akhir 2022

Bismillah

Keluarga kami menyukai jalan-jalan a.k.a travelling. Tidak harus ke tempat-tempat wisata yang jauh dan mewah. Kami tetap senang meskipun hanya keluar rumah dengan jarak kurang dari dua kiloneter. Dengan sepeda motor, kami bergerak riang untuk sekedar makan cemilan di tepi danau dekat rumah. Menggelar alas berukuran 120 x 100 cm di atas rumput yang baru tumbuh. Lalu meletakkan cemilan atau jajanan di tengah untuk dinikmati bersama. Tak lupa air mineral atau es teh manis kemasan sebagai penghilang dahaga. Ya, sesederhana itu travelling ala keluarga kami. 

Menjelang akhir tahun 2022,  libur sekolah sulung sudah diinformasikan. Hari libur sekolah berbarengan dengan libur akhir tahun yang biasanya berlaku juga untuk para pekerja di semua instansi. Umumnya terjadi di berbagai perusahaan. Sedangkan instansi pemerintah hanya mengikuti libur sesuai tanggal merah yang ada di kalender tahunan. Jadilah akhir tahun selalu ramai dengan tema wisata alias jalan-jalan.

Setelah selesai pelaksanaan Penilaian Akhir Semester  Pertama, kami meminta ijin pada wali kelas sulung untuk tidak masuk sekolah sampai hari pembagian raport. Hal ini dikarenakan kami akan melakukan perjalanan ke luar kota. Tepatnya, suami mendapat tugas kerja ke Semarang yang artinya kami bisa sekalian pulang kampung menjenguk orangtua.

Persiapan pulang kampung sudah kami lakukan sejak satu minggu sebelum keberangkatan. Meskipun awalnya ada rasa sedih dan kecewa pada sulung kami, akhirnya ia bisa menerima untuk tidak masuk sekolah lebih awal. Masa liburan sekolah masi ada jeda satu minggu lagi dan di situlah kami pulang kampung.
Sebagai timbal karena sulung bersedia ikut pulang kampung, kami memberinya kebebasan untuk memilih buku yang ia inginkan. Selain itu, kami juga berusaha membuatnya agar tetap senang selama perjalanan kali ini. 

Kami berangkat hari sabtu pagi sekitar pukul 06.30 wib. Sengaja memilih waktu pagi hari agar lebih santai dalam berkendara. Selain itu, jarak yang akan kami tempuh juga cukup jauh. Jadi, demi menjaga keselamatan bersama, kami lebih sering melakukan perjalanan diwaktu siang.

Selama perjalanan, sulung dan adik selalu riang. Meski sebentar terdengar rengekan dan teriakan, namun masih masuk dalam kategori aman. Anak-anak menikmati perjalanan denagan nyaman dan bahagia.

Sesampainya di Semarang, kami mencoba agar anak-anak senang meski ditinggal ayahnya bekerja. Terutama sulung yang masih membawa keingina.nnya untuk sekolah. Kami mencoba menciptakan kondisi yang tak jauh seru dari bermain di sekolah.

Dua salihah kami bermain air di kolam renang hotel. Mereka sangat senang Selepas bermain air, kami pergi toko buku dan seauai dengan apa yang telah kami janjikan. Selain ke toko buku, kami juga bermain di alun-alun kota Semarang. Malam hari, alun-alun kota Semarang sangat ramai. Kami menaiki sepeda kereta lampu dengan trek memutari alun-alun kota. Kami senang bisa menikmati malam di alun-alun kota Semarang.

Keseruan di alun-alun Semarang bertambah ketika kami membeli mainan sederhana yang bisa diterbangkan. Mainan itu bentuknya seperti dua bulu dengan tambahan lampu. Sangat menyenangkan bisa membuat anak-anak bahagia bermain bersama dan menikmati malam di alun-alun Semarang.

Selepas pekerjaan suami selesai, kami pun kembali ke rumah kakek yang ada di Temanggung. Selama di rumah kakek, kami memberi kebebasan padak suling bermain apapun. Kami memberi waktu pjada anak-anak untuk bebas mengeksplore setia sudut rumah kakek dan juga lingkungan sekitar.

Hal-hal sederhana ini membuat anak-anak senang. Bagi kami, selalu ada upaya untuk menjaga keseimbangan antara keperluan kami dan kesengangan anak-anak.

Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta