√Epos Ramayana Dibalik Tari Kecak yang Menawan
Header catatantirta.com

Epos Ramayana Dibalik Tari Kecak yang Menawan



Tari Kecak merupakan tarian khas Bali yang sangat terkenal. Kecak sendiri adalah jenis tarian yang sangat unik. Penyajian tari kecak tidak diiringi oleh alat musik. Baik alat musik tradisional seperti gamelan ataupun alat musik modern. Tari kecak berlangsung dengan iringan paduan suara yang dilakukan oleh sekitar 70 orang pria. Para penari tersebut mengeluarkan suara-suara yang saling bersinergi membentuk irama dan nada yang harmonis.

Tari kecak sendiri berasal dari tarian sakral atau yang disebut "Sang Hyang".  Tarian sakral ini berisi penyampaian sabda para roh leluhur melalui raga sang penari. Namun, seiring berjalannya waktu, tari kecak yang merupakan tari sakral mulai diselipkan cerita epos Ramayana.

Epos memiliki nama lain Wiracarita yaitu karya seni sastra kuno (tradisional) yang berisi cerita atau syair tentang kisah-kisah kepahlawanan yang legendaris dan mahsyur. Kisah Ramayana menjadi salah satu epos yang banyak diketahui masyarakat. 

Kisah Ramayana dalam tari kecak berisi tentang peristiwa penculikan dewi Sita (Shinta) oleh raja Rahwana. Ada beberapa adegan yang digelar selama cerita ini berlangsung dengan iringan tari kecak yang menawan.

Adegan pembuka berisi tentang kemunculan seekor kijang emas yang menarik hati dewi Sita. Dewi Sita meminta Rama untuk menangkap kijang emas tersebut. Rama pun menuruti permintaan istrinya mengejar kijang emas dan menitipkan dewi Sita pada adiknya, Laksmana untuk menjaganya.  Tiba-tiba terdengar keributan sehingga Laksmana menyusul kakaknya, Rama.

Dewi Sita yang tengah sendirian diculik oleh Rahwana yang jahat. Rahwana menyamar sehingga berhasil menculik dewi Sita. Penculikan dewi Sita oleh Rahwana diketahui oleh seekor burung garuda. Namun sayangnya, sayap burung garuda terluka oleh serangan Rahwana. Dewi Sita pun dibawa ke istana Alengka Pura oleh Rahwana.

Mengetahui istrinya telah diculik oleh Rahwana, Rama pun mengajak Hanoman (si kera putih) untuk menyelamatkan dewi Sita. Rama mengutus Hanoman untuk pergi ke Alengka dan menyelamatkan dewi Sita. Hanoman mengobrak abrik kerjaan Alengka dan sayangnya ia tertangkap oleh para raksasa pengikut Rahwana. Hanoman diikat dan kemudian dibakar hidup-hidup. Berkat kesaktian Hanoman, ia berhasil selamat dan tak terluka oleh kobaran api. Rama, Laksmana, dan Hanoman akhirnya berperang melawan raja Rahwana dan berhasil menang.

Akhir cerita ditutup dengan adegan pertemuan dewi Sita dengan Rama.

Seluruh adegan dari epos Ramayan tersebut disajikan dengan iringan paduan suara para penari Kecak. Formasi tari kecak berubah-ubah seiring dengan adegan yang sedang ditampilkan. Takjubnya, semua adegan tersebut benar-benar tanpa alat musik. Semua sumber irama bersumber dari paduan suara yang khas dan harmonis.

Salah satu pertunjukan tari Kecak yang banyak dinanti oleh wisatawan yang berkunjung ke Bali adalah di Pura Luhur Uluwatu, Bali. Pertunjukan tari kecak di Pura Luhur Uluwatu, digelar oleh Sanggar Tari karang Boma, Desa Adat Pecatu. Tempat yang dijadikan pagelaran tari kecak sangat memesona. Tribun sebagai tempat duduk penonton dibuat berundak membentuk hampir satu lingkaran penuh.  Ada bagian tribun yang letaknya sangat strategis yaitu lurus menghadap ke arah barat tempat matahari terbenam. Para wisatawan yang akan menonton pertunjukan tari kecak diberikan sajian yang fantastis sebab pertunjukan tari kecak dimulai tepat sebelum matahari terbenam. Jadi, keanggunan tari kecak mengalun indah diiringi sunset yang menawan. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.

Buat teman-teman yang akan berlibur ke Bali, jangan sampai melewatkan pertunjukan tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu. Tiketnya bisa dibeli secara online maupun langsung mengantri sebelum pertunjukan berlangsung. 

Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta