√Pura Luhur Uluwatu, Sajian Tari Kecak ditemani Indahnya Sunset (Bagian 1)
Header catatantirta.com

Pura Luhur Uluwatu, Sajian Tari Kecak ditemani Indahnya Sunset (Bagian 1)

Bismillah

Serpihan cerita kami.

Tak lengkap rasanya jika berlibur ke pulau Dewata Bali tanpa menonton pentas tari Kecak. Petualangan hari pertama kami di pulau Bali ditutup dengan menyaksikan drama tari legendaris yaitu tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu. Salah satu destinasi wisata yang kami tulis diurutan pertama sebelum berangkat liburan. Mengapa? Karena tari Kecak ini salah satu seni budaya khas Bali dan memiliki filosofi yang unik. Cerita di balik pertunjukan tari Kecak menceritakan sebuah kisah Ramayana. Sebuah kisah yang banyak digaungkan sebagai warisan budaya Hindu dan memiliki nilai yang luhur.

Perjalanan ke Pura Luhur Uluwatu dimulai selepas kami mengunjungi pantai-pantai indah dan beistirahat di masjid Agung Palapa. Sekitar pukul tiga sore kami sudah sampai di Uluwatu. Waktu yang cukup untuk menikmati indahnya pantai di bawah tebing dan bertemu dengan sekumpulan monyet.

Ada aturan sederhana sebelum masuk ke wilayah Pura Luhur Uluwatu. Bagi laki-laki maupun perempuan yang berpakaian terbuka di atas lutut, maka wajib menutupnya. Pihak wisata menyediakan kain berwarna ungu sebagai penutup. Sedangkan bagi pengunjung yang sudah berpakaian di bawah lutut, akan mendapat kain atau selendang berwarna kuning emas. Kain atau selendang tersebut dibagikan sebelum pintu masuk. Jadi saat masuk ke area pura, semua pengunjung sudah berpakaian sesuai ketentuan yang berlaku.

Masuk ke area Pura Luhur Uluwatu, kami disambut dengan suara-suara alam yang mengagumkan. Burung-burung berkicau, para serangga bersiul, dan yang paling seru adalah suara monyet yang bersahutan. Semua bunyi tersebut menyatu diantara pohon-pohon rindang dan lebat.

Tak lama melintasi pepohonan, kami sudah tiba di atas tebing. Tingginya sekitar 70 meter dari atas permukaan laut. Memandang deburan ombak dari atas sensasinya sungguh luar biasa. Sangat berbeda ketika menikmati deru ombak sejajar dengan permukaannya. Seperti ada raga yang ikut tertarik ke bawah mengikuti gulungan ombak yang pecah di tepian. Dari atas tebing, angin pantai tak terasa. Berganti dengan sepoi dari dedaunan yang terus menari. Pepohonan seolah berkata, 

"Nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan"

Sungguh benar kuasa Sang Maha Pencipta tak akan tertandingi oleh pahatan hambaNYA.

Puas menikmati pantai dari ketinggian, kami lanjut mencari informasi tentang pertunjukan tari kecak. Petugas di sekitar area memberitahu bahwa antrian tiket untuk menonton tari Kecak akan dibuka pukul empat. Masih ada jeda waktu sekitar 30 menit untuk bisa mengantri. 

Tak terduga cuaca tiba-tiba mendung. Rintik hujan mulai turun membasahi dedaunan. Kami berbagi tugas. Suami mengantri tiket, sedangkan saya mengajak anak-anak berteduh di salah satu pendopo pura bersama pengunjung lainnya.

Hujan semakin deras. Beruntung tempat antrian tiket berada di bawah pohon-pohon rindang. Air hujan tak banyak menembus dedaunan. Hanya tiupan angin yang membuat cuaca terasa lebih dingin.

Tak lama, pertunjukan tari Kecak sudah kami dapatkan. Harganya Rp.150.000 / orang. Adik yang berusia tiga tahun sudah terkena biaya penuh sehingga total pembayaran kami senilai Rp. 600.000. Jika kalian belum pernah menonton pertunjukkan tari Kecak ini, pasti akan berkata bahwa harga yang tertera sangat mahal. Kami pun awalnya merasa demikian. Namun, ketika menyaksikan langsung pertunjukan sakral tersebut, rasanya harga itu sudah sangat pantas dipasang oleh pihak penyelenggara.

Bagaimana bisa begitu?

Tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu dipersembahkan oleh sanggar tari Karang Boma desa Adat Pecatu. Tari Kecak menjadi tarian yang unik dan spesial karena disajikan tanpa alat musik apapun. Baik alat musik tradisional apalagi modern. Tari Kecak diiringi oleh paduan suara yang dilakukan oleh para penari dan pelakonnya. Berdasarkan kertas informasi yang dibagikan oleh pihak penyelenggara, jumlah paduan suara dalam tari Kecak dilakukan oleh 70 orang. Namun untuk pementasan yang kami saksikan jumlahnya sekitar 50 orang. Jumlah ini tak mengurangi keindahan tari Kecak. Sepanjang pementasan, tari Kecak ditampilkan dengan sangat apik dan hebat.

Dari jumlah penari saja kita sudah dapat melihat betapa pertunjukan tari ini melibatkan banyak orang. Harga yang tertera tentu pantas untuk sekali pementasan tari Kecak. Setiap penari memberikan sumbangsih yang berbeda.

Iringan suara dalam tari Kecak bukan berasal dari alat musik. Baik itu gamelan sebagai alat musik tradisional maupun jenis alat musik modern. Sumber iringan tari Kecak berasal dari paduan suara para penari. Mereka memiliki sajian suara yang berbeda-beda. Satu suara saling bersinergi membentuk irama yang apik dan penuh energi. Suara yang berpadu saling mengisi dan selaras membentuk irama yang khas dan unik.

Sumber musik iringan pementasan tari Kecak berasal dari suara masing-masing penari. Keterampilan mereka membuat suara yang khas dan berirama tentu saja harus diapresiasi. Bagaimana cara mengapresiasinya? Tentu saja melalui pembelian tiket menonton. Inilah alasan kedua mengapa harga tiket terkesan mahal.

Alasan berikutnya yaitu penampilan para penari dan tokoh dalam tari Kecak menggunakan make up atau dandanan khas dan juga asesoris yang unik. Semua perlengkapan tari Kecak seperti tata rias, busana, asesoris, dan media api tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Patutlah kiranya jika harga tiket disesuaikan dengan segala pernak pernik dan kebutuhan untuk menyajikan tari Kecak yang epik, menawan, indah, dan penuh makna.

Satu lagi alasan yang tak kalah kuat yaitu persembahan tari Kecak dilakukan tepat di tepi tebing terbuka Pura Luhur Uluwatu yang langsung menghadap ke laut dan dilakukan tepat sebelum matahari terbenam. Sungguh pemandangan yang spektakuler dan sangat indah. Sajian tari kolosal dengan kisah Rama Sita dilakukan bersamaan dengan sunset nah megah. Dua kolaborasi yang sangat menawan. Menjadikan sebuah kenangan dan pengalaman yang sangat mengesankan. Setiap pengunjung pasti akan selalu mengingat detik demi detik semburat jingga tenggelam di ufuk barat berteman tari Kecak yang dramatis.

Bagi teman-teman yang tak ingin kehabisan tiket pertunjukan tari Kecak, bisa membeli secara online. Namun, akan lebih seru jika ikut mengantri di loket sebab terasa perjuangannya untuk menonton pertunjukan yang super keren.

Semoga tari Kecak bisa terus ada dan turun menurun hingga kelak anak cucu kita bisa merasakan keindahannya.


Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta