Bismillah,
Serpihan cerita kami.
Susunan rencana selama di Bali sudah kami buat. Hari pertama kami akan mengunjungi beberapa pantai di sepanjang pesisir Bali. Pertama kami sudah menyambangi pantai Nusa Dua. Pasir putihnya yang berkilau mengagumkan di pagi hari. Bentang pantai yang panjang dan luas nampak menawan. Tak bosan rasanya menikmati deburan ombak yang terus berkejaran. Bergulung dan pecah menyisakan buih dan irama pribadinya. Sayang, sulung dan adik masih terasa lelah setelah penerbangan dari Jakarta-Bali. Mereka enggan bercengkrama bersama angin, pasir, dan ombak di pantai Nusa Dua.
Tak berlama-lama, kami pun melanjutkan perjalanan menuju tempat kedua. Tanjung Benoa menjadi persinggahan berikutnya. Kami sudah memesan boat disalah satu penyedia jasa wisata di sana. Namanya Zooka Water Sport. Zooka Water Sport terletak di paling ujung Tanjung Benoa. Tidak sulit menemukannya sebab kami dibantu oleh google map dan tak lupa bertanya langsung pada orang sekitar. Kami sampai di Tanjung Benoa saat jasa wisata tersebut baru saja buka. Bisa dibilang, kami pelanggan pertama hari itu.
Tanpa menunggu lama, kami disambut oleh mbaķ D. Sebelumnya kami mendapat info Zooka Water Sport ini dari pemilik sewa mobil. Sudah umum bagi para pegiat pariwisata untuk saling merekomendasikan. Kami berkomunikasi langsung dengan pemilik Zooka Water Sport. Sebut saja pak E namanya. Kami sudah membuat janji dengan beliau dan mbak D ini didelegasikan untuk memandu kami. Setelah menyelesaikan biaya penyewaan boat dan perjalanan ke pulau penyu, kami langsung meluncur ke atas air. Ohya biaya yang kami bayar sudah termasuk perjalanan dan tiket ke pulau penyu.
Boat yang kami naiki hanya kami yang berada di atasnya. Umumnya satu boat baru kami ampai jadi satu boat terasa seperti disewa khusus keluarga kami.
Perjalanan di boat sangat menyenangkan. Sulung nampak sangat antusias dan gembira menikmati deru mesin boat memecah air. Buih yang muncul di samping boat menambah keseruan sebab sulung bisa menyentuh percikan yang muncul di sana. Berbeda dengan sulung, adik merasa tidak nyaman. Ia berpegang kuat pada tepian boat. Namun perlahan luasnya pantai membuatnya tertarik. Adik mulai duduk dengan tenang. Mendengarkan suara boat yang menderu kencang. Kawanan camar melintas di atas kami membuat adik semakin tertarik dan nyaman.
Sebelum menuju pulau Penyu, kami berhenti di salah satu titik pantai. Tempat tersebut adalah wilayah bagi kawanan ikan zebra. Kami berkesempatan memberi makan ikan-ikan dengan roti yang telah disediakan oleh pihak Zooka . Remahan-remahan roti membuat ikan-ikan berkumpul.
Ikan-ikan bercorak kuning mendekati boat kami. Mereka berebut memakan remahan roti dari atas boat. Sambil menabur roti, kami menikmati atraksi ikan zebra yang menggemaskan, berenang, berlomba mencapai roti yang berhamburan.
Sulung dan adik antusias. Mereka bergantian memberi makan ikan zebra. Seru sekali hingga tak terasa roti di tangan kami telah habis. Ikan zebra pun pergi meninggalkan kami sebab tak ada lagi makanan yang mereka cari.
Boat kembali melaju. Kami menuju pulau Penyu. Jaraknya tak jauh dari tempat kami memberi makan ikan. Pulau Penyu terlihat jelas meski perjalanan boat menempuh waktu sekitar 10 menit. Sengaja boat berputar-putar dulu agar kami bisa menikmati pantai yang cerah. Cuaca yang bersahabat menjadi rejeki para penyedia jasa wisata air. Bukan hanya boat yang laris, tetapi ada permainan air lain yang seru saat cuaca cerah. Sisi-sisi Tanjung Benoa dipenuhi boat. Ada yang membawa penumpang seperti kami. Ada juga pengunjung yang sedang bermain banana boat, parasiling, jetski, dan layang-layang.
Puas berputar di sekitar Tanjung Benoa, boat meluncur ke pulau Penyu. Pulau Penyu merupakan tempat penangkaran dan pemeliharaan penyu. Ada banyak penyu yang dijaga dan dilestarikan. Mulai dari telur, anakan penyu, sampai penyu dewasa ada di sini. Penyu yang tertua berusia sekitar 78 tahun. Penyu-penyu tersebut jinak. Mereka tidak mengggigit manusia. Para penyu masuk kategori herbivora. Makanan utama para penyu adalah rumput laut. Sebongkah rumput laut menjadi santapan lezat para penyu.
Kami berkeliling di sekitar penangkaran. Ternyata tidak hanya penyu yang ada di sana. Beberapa hewan lain juga di rawat di pulau Penyu. Diantaranya yaitu ular, burung kakak tua, burung rakong, kalong, luwak, dan monyet kecil. Dengan bantuan guide, kami jadi lebih mudah mengenali hewan-hewan tersebut. Tak lupa kami berinteraksi bersama mereka dan mengambil beberapa foto.
Puas melihat-lihat penyu dan satwa lain, kami memutuskan untuk kembali ke tepian Tanjung Benoa. Saat berada di boat, kami berkesempatan mengemudi. Sopir boat mengijinkan kami memegang setir untuk beberapa menit. Pengalaman yang menyenangkan bisa mengendarai boat. Caranya mudah sekali hanya memutar setir dan stabilitas gas di sisi kanan. Mirip dengan cara mengendarai mobil manual.
Perjalanan balik dari pulau Penyu ke Tanjung Benoa kembali seru karena semakin ramai wisatawan berlibur. Tanjung Benoa hampir penuh dengan boat, parasiling, banana boat, dan lainnya. Semua kegembiraan itu makin lengkap dengan dukungan cuaca yang cerah dan berangin. Sungguh kami dimanjakan dengan perpaduan Maha Karya Sang Maha Pencipta dengan ciptaan makhluknya. Kombinasi yang apik antara alam dan buatan tangan manusia.
Boat yang kami naiki segera menepi di pangkalam Zooka Water Sport. Kami sudah petualangan seru di Tanjung Benoa. Tujuan kami selanjutnya adalah Pantai Pandawa. Pantai dengan dinding batu yang menawan. Tulisan Pandawa yang berdiri anggun di teping semakin menawan dihiasi patung-patung dewi Khunti dan lima putranya, Pandawa. Kisah pewayangan yang melegenda. Ceritanya tak luntur meski telah dimakan jaman.
Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
Ada cerita seru saat menjelaskan tentang pewayangan ini kepada sulung. Akan saya ceritakan di lain waktu.
Lanjut ke pantai Pandawa di halaman berikutnya ya...
Posting Komentar