√Muncul Nanah Bikin Gelisah
Header catatantirta.com

Muncul Nanah Bikin Gelisah

 Bismillah

Serpihan cerita sulung.

Selepas pemeriksaan ke dokter anak terkait gondongan, sulung mengonsumsi obat dengan teratur. Ada lima jenis obat yang diberikan oleh dokter anak. Obat anti nyeri, antibiotik, anti virus, obat batuk, dan obat pilek. Hanya empat obat yang dikonsumsi oleh sulung. Obat pilek tidak diminum karena sudah sembuh. Dua obat yang diminum sulung yaitu antibiotik dan anti nyeri rasanya pahit. Dua obat lainnya masih terbilang manis. Setiap kali minum obat, saya mendahulukan yang pahit agar ditutup dengan obat yang manis. Alhamdulillah, proses minum obat tidak ada drama. Sulung termasuk anak yang mudah minum obat. Bahkan bisa dibilang doyan.

Pemeriksaan ke dokter anak dilakukan hari kamis. Dua hari setelahnya yaitu hari sabtu pagi, ada tambahan pembengkakan di pipi kanan sulung. Pembengkakan itu cukup lebar hingga mendekati hidung. Alhamdulillah, sabtu sore bengkaknya sudah berkurang. Sulung masih kesulitan membuka mulutnya. Bubur yang masuk hanya sedikit karena celah saat membuka mulut sangat minim. Butuh waktu satu jam lebih untuk menghabiskan satu porsi bubur ayam ukuran kecil. Kalau di tempat kami ada bubur ayam besar dan kecil. Perbedaannya ada di wadah penyajiannya.

Hari ketiga setelah pemeriksaan dokter anak

Minggu pagi, sulung menunjukkan tanda-tanda tidak nyaman. Ia makin susah makan dan lebih banyak merintih. Sampai menjelang sore, sulung masih gelisah dan jatah makannya tidak ada yang habis. Saya sudah menasehatinya agar makan lebih banyak sebab kandungan obat anti nyeri diberikan oleh dokter cukup tinggi. Khawatir lambungnya akan perih jika asupan makannya tidak cukup. Namun, sulung tetap dengan pendiriannya, enggan menghabiskan bubur di hadapannya.

Malam pun datang. Selepas makan malam dan minum obat, saya meminta sulung untuk segera tidur. Rasa nyeri di pipi kanannya masih terasa meski sudah minum obat anti nyeri. Malam belum larut, namun sulung sudah terjaga. Sekitar pukul sembilan malam, sulung merintih sakit. Biasanya setelah minum obat, tidurnya akan pulas. Tetapi malam itu ia tak jua terpejam lelap. Kami memutuskan untuk memberinya paracetamol. Berharap bisa membantu menurani rasa nyeri yang ia rasakan. Sayangnya, paracetamol itu tidak juga memberi kenyamanan pada sulung. Ia masih merintih kesakitan. Gelisah tak bisa tidur. Malam itu, minggu malam saya terus menemaninya. Begadang hari pertama menjaga si sulung dimulai.

Pagi di hari Senin

Menjelang azan subuh, sulung baru benar-benar terlelap. Saya membiarkannya berisitirahat. Biasanya sulung bangun saat azan berkumandang. Namun senin itu, ia baru saja pulas setelah gelisah semalaman. Saya pun tidak membangunkannya dan mebiarkan ia beristirahat. Suhu tubuhnya saat itu agak panas, sekitar 36.5 C. Saat sulung masih tidur, kami memeriksa pembengkakan di area pipinya. Terlihat meradang dan merah. Benjolannya mengkilap saat terkena cahaya lampu. Kami khawatir melihat kondisinya tersebut. Pembengkakan di belakang telinga sudah kempes, namun sekarang memusat di bawah telinga bagian depan. Selain itu, muncul setitik warna tanda putih seperti jerawat. Kami mulai curiga kalau itu adalah nanah.

Hari senin terasa lama. Sepanjang hari sulung merintih. Obat anti nyeri sepertinya tidak berpengaruh. Obat lain yang diberikan dokter juga akan habis. Sebelumnya dijelaskan bahwa gondongan akan sembuh dengan sendrinya sekitar 7-10 hari. Namun, gondongan sulung tak kunjung kempes justru berubah menjadk benjolan meradang di hari ke tujuh. Bahkan pembengkakan kali ini semakin meradang. Menjelang sore hari, Selaput putih di benjolan yang meradang bertambah di sisi lain. Terlihat masih samar-samar, namun kami yakin kalau itu adalah nanah. 

Malam harinya, sulung kembali gelisah. Obat anti nyeri dan paracetamol tak kunjung membuatnya nyaman. Saya kembali menemaninya begadang di malam selasa. Saya juga terus memantau selaput putih yang muncul di benjolan yang memerah. Nampak sekali putih-putih itu seperti nanah. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali memeriksakan sulung ke dokter anak.

Selasa yang tak biasa

Pukul setengah sembilan kami meluncur ke rumah sakit. Tujuannya tentu saja dokter spesialis anak. Hari itu antrian dokter cukup panjang. Kami mendapat nomor urut delapan. Selasa itu dokter mulai praktek pukul 09:00 wib. Satu jam berselang, giliran kami dipanggil. Dokter S sempat terkejut melihat kami datang. Pasalnya, baru lima hari yang lalu kami periksa. Beliau langsung menanyakan keluhan sulung.

Tanpa banyak bicara kami langsung menunjukkan pipi sulung. Dokter S sangat terkejut. Beliau sampai berdiri dari kursinya dan langsung memeriksa sulung. Dengan tatapan ngeri dan kasihan, dokter S menyarankan kami untuk lalukam pembedahan. Benjolan di pipi sulung berisi nanah. Dikhawatirkan itu disebabkan karena infeksi. Bisa infkesi darimana saja yang pasti perlu pembedahan untuk membersihkan nanah di dalamnya. 

Rasa sakit sulung selama dua malam terakhir disebakan oleh nanah yang ada di dalamnya. Dokter menyarankan untuk segera dibedah mengingat rasa sakit yang dirasakan oleh sulung.

Kami terkejut.

Kami syok.

Tidak menyangka akan mendengar anjuran pembedahan.


Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta