Bismillah
Review buku kelima dari Serial Bumi
Judul : Ceros dan Batozar
Penulis : Tere Liye
Tahun terbit : 2018
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 9786020385914
Jumlah Halaman : 376 halaman
Harga : Rp. 76.000;00
Serial Bumi adalah novel fiksi yang sasaran pembacanya adalah anak-anak usia belasan. Namun, banyak para dewasa bahkan orangtua yang menyukai serial Bumi. Semua pecinta serial Bumi bahkan rela menunggu buku lanjutan dengan sabar dan tentunya sambil menabung untuk membeli buku selanjutnya. Mengapa demikian? Ya, karena setiap buku yanh diterbitkan sangat bagus, seru, membuat penasaran, penuh imajinasi, dan sarat makna juga nasehat.
Nah, buku kelima dari serial Bumi ciptaan Tere Liye ini berjudul Ceros dan Batozar.
Apa itu Ceros? Apa pula Batozar?
Ceros bukanlah nama sebuah Klan di dunia paralel. Begitu juga Batozar. Ceros maupun Batozar pun bukan nama sebuah tempat, bukan pula sebuah pusaka sakti dunia paralel. Ceros dan Batozar adalah nama orang. Orang-orang yang tanpa sengaja ditemui oleh Raib, Seli dan Ali. Atau lebih tepatnya, Ceros dan Batozar dipertemukan pada Raib, Seli, dan Ali pada sebuah petualangan yang tak terencana.
Setelah peristiwa mencari pasak bumi di Klan Bintang, Raib, Seli, dan Ali kembali ke Bumi dan menjadi pelajar SMA seperti biasanya. Miss Selena atau miss Kriting melarang mereka untuk membicarakan atau membahas semua hal yang berkaitan dengan dunia paralel. Semua demi keamanan antar Klan dan mencegah keributan terutama di Klan Bumi.
Ceros
Hari-hari Raib, Seli, dan Ali berjalan seperti biasa. Mereka sekolah dan beraktifitas seperti pelajar pada umumnya. Ali pun masih sama dengan wajah lesu, sering menguap, dan tak peduli pelajaran apapun yang sedang dijelaskan oleh guru di depan kelas. Mereka mencoba bersikap biasa meski dalam hati dan pikiran mereka bersliweran nama Si Tanpa Mahkota yang telah lolos dari penjara Bayangan di Bawah Bayangan. Keberhasilan mencegah meletusnya super plum harus dibayar mahal dengan lepasnya si tanpa Mahkota beserta Tamus dan ketua Konsil Klan Matahari. Sepertinya mereka menjadi sekutu selama berada di Penjara Bayangan di Bawah Bayangan.
Pagi itu, Raib, Seli, dan Ali berangkat study tour berzama teman-teman sekolahnya. Study tour itu adalah agenda tahunan sekolah. Banyak pilihan tempat study tour. Raib, Seli, dan Ali memilih mengunjungi sebuah situs kuno Klan Bumi yang sangat legendaris. Awal keberangkatan sampai di tempat study tour berjalan seperti biasa, hingga tiba-tiba Ali memberitahu sesuatu. Alat pendeteksi kekuatan milik Ali mendapat sinyal aneh di sekitar situs kuno. Aura petulangan pun menyeruak.
Berbekal alat pendeteksi Ali, tiga sahabat melakukan perjalanan lagi. Tapi kali ini bukan ke Klan Bulan, Matahari, ataupun Bintang. Petualangan kali ini justru berada di Bumi, di permukaan.
Raib, Seli, dan Ali mengikuti petunjuk hingga akhirnya mereka sampai di bawah situs kuno. Mereka bertemu dengan dua Ceros dengan kekuatan yang tidak bisa dilawan. Mereka terkurung selama berbulan-bulan. Susah payah berusaha kembali ke rumah sampai pada titik dimana kekuatan persahabatan menjadi jalan keluar yang hebat. Pertemuan dengan Ceros memberi pengalaman yang sangat berharga tentang kekuatan persahabatan, keikhlasan, dan ketulusan. Selain itu juga terkuak bahwa sarung tangan bumi yang dipakai Ali adalah milik Ceros yang dibawa saat perjalanan dari Klan Aldebaran. Satu lagi oleh-oleh dari pertemuan dengan Ceros yaitu bahwa Si Tanpa Mahkota pernah belajar banyak hal pada Ceros.
Petualangan bersama dua Ceros asal Klan Aldebaran berakhir manis seiring bertambahkan kekuatan persahabatan.
Batozar
Setelah pulang dari study tour yang berujung pertemuan dengan Ceros, Raib, Seli, dan ali dikejutkan dengan kabar hilangnya salah satu armada yang dipakai saat menggagalkan runtuhnya pasak bumi di Klan Bintang. Armada itu dicuri oleh salah satu tahanan di Klan Bulan. Tahanan itu adalah penjahat nomor satu di Klan Bulan, bahkan ia mendapatkan julukan sang Penjagal. Penjahat yang juga sudah seratus tahun berada di penjara Klan Bulan ini tidak lain adalah Batozar.
Batozar mencuri armada tempur Klan Bulan dan digunakan ke Bumi. Miss Selena mengingatkan pada Raib, Seli, dan Ali untuk tidak ikut campur dalam misi menangkap Batozar. Semua demi kebaikan tiga sahabat ini dan juga demi keamanan Bumi.
Namun, sayangnya semua tidak berjalan sesuai pesan Miss Selena. Raib, Seli, dan Ali sudah menjalankan amanah untuk tidak mencari Batozar. Tetapi, semesta justru mempertemukan mereka dengan Batozar dalam situasi tak terduga. Raib, Seli, dan Ali melaporkan kejadian tersebur pada Miss Selena. Misi penangkapan pun dilakukan. Tetapi bukannya Batozar yang tertangkap justru Raib, Seli, dan Ali lah yang dibawa lari oleh Batozar.
Ternyata, tujuan Batozar datang ke Klan Bumi adalah untuk bertemu dengan Raib, si Putri Bulan. Batozar menculik Raib, Seli, dan Ali bukan untuk dijadikan tawanan. Batozar hanya ingin meminta bantuan pada Raib untuk memutar sebuah kenangan yang menampilkan wajah istri dan anak perempuannya. Kemampuan Raib berbicara dengan alam menjadi alasan Batozar meminta tolong pada Raib.
Seringkali yang terlihat tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya. Begitulah yang terjadi pada Batozar seratus tahun lalu. Batozar sangat ingin mengenang kembali istri dan anak perempuannya yang tewas seratus tahun lalu. Peristiwa nahas yang juga memajdi penyebab Batozar menjadi penjahat nomor satu di Klan Bulan.
Raib dengan tulus ingin membantu Batozar. Namun, kekuatan berbicara dengan alam membutuhkan usaha yang samgat kuat. Raib berusaha sekuat tenaga untuk memutar kejadian seratus tahun lalu itu.
Apakah Raib berhasil?
Apa yang sebenarnya terjadi pada Baotozar dan keluarganya seratus tahun lalu?
Segera baca bukunya ya. Ceros dan Batozar, buku kelima dari serial Bumi.
Posting Komentar