Bismillah
Jurnal selanjutnya di materi 1 Kampus Ibu Pembaharu adalah tentang umpan balik. Sistem umpan balik atau feedback ini semacam bertukar jurnal yang kemudian memberikan dan mendapatkan respon atau reviu dari teman/mahasiswi lain. Pasangan reviewer sudah ditentukan oleh tim formula Bunda Salihah. Ada rasa penasaran ketika menunggu siapakah jodoh di umpan balik materi 1 ini.
Materi review disampaikan oleh mantika (teh Dian) karena ibu Septi sedang tidak sehat. Semoga ibu segera sehat dan bisa beraktivitas kembali.
Aamiin
Mengangkat topik tentang cara merespon atau mengidentifikasi sebuah masalah.
Ada dua cara dalam mengidentifikasi sebuah masalah, yaitu Traditional Learning dan Problem Based Learning.
Traditional Learning
Merupakan cara belajar tradisional yaitu menjadikan sesuatu yang didengar lalu diingat, dan dipraktekkan tanpa ada riset atau pembuktian terlebih dahulu.
Problem Based Learning
Merupakan cara belajar menyelesaikan masalah yang menitik beratkan pada solusi, yaitu dengan menentukan, mengenali, dan memecahkan masalah.
Kedua cara di atas menjadi dasar ketika akan mereview jurnal milik mahasiswa lain yang menjadi pasangan review. Tujuan saling review ini adalah untuk saling merespon jurnal, memberikan apresiasi atas jurnal yang telah dibuat, dan memberikan catatan serta solusi juga masukan agar jurnal menjadi lebih baik.
Alhamdulillah, saya dipasangkan dengan mba Susi Firdausa yang berasal dari IP Malang Raya. Pertama kali mengetahui mba Susi sebagai pasangan review, saya langsung penasaran siapakah beliau. Saya menggali informasi melalui akun facebooknya. Menelusuri rekam jejaknya di media sosial tersebut.
Masya Allah, ternyata mba Susi ini adalah orang hebat. Beliau merupakan leader dari Cohousing Kepenulisan. Kekaguman saya bertambah ketika mengetahui bahwa beliau selalu terdepan dalam membuat jurnal. Ya, beliau sangat cekatan.
Tak berapa lama, mba Susi menghubungi saya lebih awal. Beliau memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah. Kami pun saling sapa dan bertukar jurnal. Selama berkomunikasi, saya merasa nyaman dan rasanya ingin banyak bercerita. Mungkin lain waktu bisa ngobrol santai soal buku, sebab hobi kami sepertinya sama.
Saya membaca ulang jurnal beliau. Penulisan jurnalnya sangat rapi dan runut. Ada penjelasan tentang materi satu di Kampus Ibu Pembaharu yang disampaikan dengan tertata, jelas, dan bermakna.
Lanjut pada bank masalah yang beliau lampirkan dan ternyata ada beberapa yang sama dengan permasalahan saya yaitu ada buku yang belum tuntas dibaca, kurangnya minat baca di lingkungan sekitar, dan berbagai keluhan dari orang tua ketika pembelajaran sekolah daring.
Dari banyak masalah yang ada, mba Susi mengambil satu yang ingin dituntaskan selama enam bulan kedepan yaitu menyelesaikan satu buku setiap pekan. Bukan hanya selesai membaca, tetapi juga membuat catatan isi buku dan membagikannya di media sosial. Ini sungguh permasalahan yang sangat menantang.
Ada sedikit masukan yang saya berikan pada beliau yaitu untuk melampirkan jumlah buku yang akan menjadi target baca selama enam bulan ke depan. Beliau Pun merespon dengan baik dan memberitahu akan menyelesaikan 24 buka dalam enam bulan. Insya Allah, dan semoga bisa terlaksana dengan baik. Aamiin.
Semangat mba Susi sungguh luar biasa, beliau menjawab dengan mantap bahwa akan menyelesaikan target tuntas membaca dan mereview satu buku setiap pekan selama enam bulan. Beliau punya cita-cita ingin membudayakan membaca bagi ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya. Beliau ingin memberitahukan bahwa kaum ibu bisa menggenggam dunia lewat buku. Banyak ilmu yang bisa didapat dari membaca buku.
Setelah saya menyampaikan feedback dari jurnal beliau, lanjut mba Susi memberi feedback pada jurnal yang telah saya buat.
Masya Allah, mba Susi memberi umpan balik yang baik. Menurut beliau, penulisan jurnal materi 1 yang saya buat keren dengan sistematika penulisan yang enak dibaca dan mudah dipahami.
Ada satu masalah yang mendapat masukan dari mba Susi yaitu terkait ketimpangan kasih sayang kami antara sulung dan adik. Mba Susi membagikan pengalamannya ketika berada di posisi yang hampir sama dengan saya saat ini. Beliau menyarankan untuk menjalin komunikasi yang lebih intensif dengan anak-anak dan memperbaiki diri apabila ada tindakan yang kurang tepat terhadap mereka.
Saya menyadari bahwa untuk menyelesaikan masalah ketimpangan kasih sayang ini butuh proses dan waktu yang panjang. Sepertinya enam bulan tidak akan tuntas sehingga saya memilih target pencapaian lain di tahap Bunda Salihah ini.
Problem statement yang saya pilih adalah keinginan untuk mendirikan rumah belajar dan menjadikan kanal youtube sebagai media belajar. Fokus saya kali ini adalah pembelajaran untuk anak usia pra sekolah.
Akar masalah pertama dari tantangan ini yaitu konten yang masih biasa dan kurang menarik. Untuk membuat konten yang lebih menarik, mba Susi menyarankan agar saya meluangkan waktu untuk belajar pada ahlinya. Selain itu, beliau juga menyarankan untuk menyelesaikan manajemen emosi karena ini berkaitan dengan masalah rumah yang kurang rapi dan pengasuhan dua anak yang masih kecil.
Alhamdulillah, mendapat pasangan feedback yang baik, ramah, komunikatif, cekatan, dan selalu terdepan.
Terima kasih banyak mba Susi atas semua umpan balik dan juga respon yang menyenangkan.
Terima kasih juga sudah mempromosikan chanel youtube saya.
#reviewjurnal1
#materi1
#bunsal
#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagonia
#hexagoncity
#institutibuprofesional
#semestaberkaryauntukindonesia
Posting Komentar