√BaBuBa (Baca Buku Bareng) #7
Header catatantirta.com

BaBuBa (Baca Buku Bareng) #7

Berbagi itu Butuh Keihklasan

Drama lucu mewarnai kegiatan BaBuBa (Baca Buku Bareng) di hari ke tujuh. Hal yang membuat saya dan suami tersenyum geli, namun Nala justru semakin berlinang air mata.
Langit sore ini masih berselimut mega. Kelabu dan mendung mencipta suasana sejuk dan teduh. Nala yang terus bersemangat melakukan persiapan BaBuBa seperti biasanya menata buku di atas karpet bercorak apel warna-warni. Pintu pagar terbuka lebar diiringi dinginnya udara senja. Tanpa menunggu lama, seorang teman berlari mendekati Nala. Dia adalah teman yang setia datang setiap kali BaBuBa dimulai. Candu akan buku sepertinya sudah mulai melekat pada teman Nala tersebut. Nala menyambutnya dengan tawa yang sangat ceria. Melonjak-lonjak sambil tertawa bahagia, lalu mengajak temannya untuk duduk bersama.

Kegiatan BaBuBa (Baca Buku Bareng) pun dimulai. Nala dan Ica (teman Nala) asik memilih buku mana yang ingin dilihat dan dibaca. Kebetulan teman Nala tersebut masih belajar mengenal huruf dan sangat ingin bisa membaca dengan lancar. Semangat membaca tertular dari motivasi yang disalurkan oleh Nala. Cerita-cerita dari isi buku yang disampaikan oleh Nala membuat Ica makin penasaran hingga membuatnya berbinar saat melihat buku-buku bergambar.

Sepuluh menit berselang, datang lagi seorang teman melengkapi ruang karpet yang masih kosong. Dengan cepat Nala menawarkan buku-buku yang berada di tengah karpet. Mereka pun kembali larut dalam tumpukan buku dan obrolan santai.

"Nala, nanti aku pinjam bukunya dibawa ke rumah, boleh ga?" Seru salah seorang teman di sela-sela membaca.

Nala yang tengah asik membaca menghentikan aktifitasnya. Ia berdiri dan berjalan ke arah saya. Saya yang berada tidak jauh dari mereka pun tersenyum menderang permintaan dari salah seorang teman Nala.

"Mama, bukunya mau dipinjam, dibawa pulang, boleh ga?" Ucap Nala ketika mendekati saya.
"Menurut Nala, teman-teman boleh pinjam buku dan dibawa pulang, ga?" Saya pun tersenyum dan mengajukan pertanyaan sebagai jawaban atas pertanyaan Nala.

Nala mengangguk sebagai tanda bahwa ia mengijinkan temannya membawa bukunya pulang. Sebelum mereka bubar, saya berpesan agar buku yang dipinjam dapat dijaga dengan baik. Baca bukunya dengan benar dan perlakukan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan. Mereka pun menyanggupinya. Sebagai penutup dari kegiatan BaBuBa hari ke tujuh, mereka merapikan buku yang telah selesai dibaca. Menumpuknya dengan rapi dan membawanya masuk ke dalam rumah. Nala makin bersemangat karena mendapat bantuan ketika merapikan buku. Ia mengarahkan tata letak buku ketika mengembalikannya ke dalam rumah.

Setelah mendapat ijin untuk meminjam buku, teman-teman Nala pamit undur diri. Masing-masing dari mereka membawa satu buah buku cerita bergambar. Nampak pias wajah senang terpancar penuh suka cita. Mereka berlari berhamburan ke luar rumah menuju rumahnya masing-masing.  Sementara itu, Nala menatap kepulangan teman-temannya sengan wajah sendu. Matanya tidak berkedip melihat kepergian teman-temannya. Terlihat ketidakrelaan mengetahui bahwa teman-temannya telah pulang.

Bersamaan itu, ayah Nala pulang dari bekerja. TIba-tiba, Nala menyambut kepulangan ayahnya dengan tangis yang menyesakkan dada. Tangis yang sepertinya sudah ditahan sedari tadi. Saya dan suami saling menatap bingung melihat kesedihan Nala. Kami pun segera menanyakan penyebab dari airmata yang membasahi pipinya. Jawaban lucu ke luar dari sela-sela isak tangis Nala. Sebuah kalimat yang tidak kami sangka karena sebelumnya semua nampak baik-baik saja.

"Buku Nala dibawa teman-teman. Nala sedih." Begitu ucap Nala pada kami.

Sontak saya tertawa bersama suami dan menganggap itu adalah jawaban yang lucu. Nala menangisi buku yang dipinjam oleh teman-temannya, padahal sebelumnya ia sendiri yang mengijinkan temannya untuk meminjam buku. Saya memeluk Nala sebagai penenang atas kesedihannya. Sedikit penjelasan tentang peminjaman buku yang telah mendapat ijin dari Nala. Lalu temannya sudah berjanji akan menjaga buku tersebut.  Maka Nala tidak perlu khawatir bahwa bukunya akan diambil oleh teman-temannya karena mereka hanya meminjam. Besok buku yang dipinjam itu akan segera dikembalikan oleh teman-temanya.

Nala mencoba memahami apa yang telah terjadi. Air matanya perlahan berhenti dan senyumnya kembali mengembang. Saya meyakinkannya agar sabr dan ikhlas karena bukunya pasti akan kembali.
Ada saja pemikiran dan sikap Nala yang lucu. Ini menjadi sebuah pembelajaran bahwa ketika akan melakukan sesutau, maka Nala harus mempertimbangkannya dengan baik dan benar. Semua demi dijauhkan dari rasa penyesalan yang kemungkinan akan muncu di waktu selanjutnya.

Semoga besok nala tetap bersedia melaksanakan BaBuBa (Baca Buku Bareng). Kecintaannya pada buku mulai terlihat dari rasa khawatirnya pada buku yang dipinjam.

Semangat untuk terus berbagi. Semangat BaBuBa.




#Harike7
#Tantangan10Hari
#KuliahBundaSayang
#GameLevel3
#FamilyProject
#MyFamilyMyTeam
#OdopNovemberChallenge

Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta