√Touring di Gedung Bioskop Dengan Semua Sudutnya
Header catatantirta.com

Touring di Gedung Bioskop Dengan Semua Sudutnya


Ini Modal Untuk Masuk Ke Ruang Sinema

Sabtu, 14 Juli 2018 untuk pertama kalinya kami mengajak Nala menonton film di bioskop. Kebetulan saya dan suami juga sudah lama tidak masuk gedung sinema. Kurang lebih lima tahun yang lalu terakhir nonton di layar lebar.

Film yang kami tuju adalah film anak-anak berjudul "Koki-Koki Cilik". Batas usia yang disematkan pada film ini berlaku untuk semua umur alias SU. Jadilah saya coba mengajak Nala untuk melihatnya di layar lebar. Bukan tanpa pertimbangan membawa Nala masuk ke gedung bioskop. Ada beberapa alasan yang membuat kami memutuskan untuk mengenalkan tempat menonton yang berbeda dari biasanya (Televisi). Kami ingin mengenalkan sebuah tempat yang bisa dipakai bersama untuk menyaksikan pemutaran film. Memperlihatkan sebuah layar besar sebagai media menonton film. Menguatkan budaya mengantri yang berlaku di semua tempat umum, menakar tingkat kebosanan, dan mengenalkan sistem keteraturan dalam sebuah kelompok.

Touring Mengenal dan Mengamati Setiap Sudut Bioskop

Sebelum memasuki area bioskop, kami coba menjelaskan pada Nala bahwa kita akan menonton film bersama di sebuah layar yang lebar. Filmnya berjudul Koki-Koki Cilik. Kami memperlihatkan trial dari film tersebut kemudian menanyakan pada Nala apakah mau menontonnya atau tidak. Jawaban iya keluar dari bibirnya dengan penuh semangat. Meskipun pemain dalam film tidak ada yang dikenal olehnya, namun antusiasme Nala cukup terpacu. Maklum karena di rumah hanya menyaksikan beberapa film kartun yang menurut saya cocok untuknya.

Kami memasuki ruang bisokop yang luas dengan banyak bangku di setiap sisi dinding. Kemudian menuju tempat pembelian tiket dan mengantri di sana. Pembelajaran pun dimulai. Penguatan budaya mengantri terus kami terapkan pada Nala. Sambil mengantri,, kami menjelaskan beberapa tempat dan benda yang ada di sekitar bioskop. Diantaranya yaitu:
     1.      Barisan bangku sebagai tempat beristirahat dan menungu waktu pemutaran film.
     2.      Stand penjualan snack atau cemilan yang bisa dimakan saat menonton film.
     3.      Poster-poster film yang menempel di dinding sebagai petunjuk film yang sedang dan akan diputar.
     4.      Panel-panel tempat merecharge batere handphone.
     5.      Lampu-lampu hias yang mempercantik tata ruang bioskop.
     6.      Tempat sampah di beberapa sudut ruangan.

Sesampainya di depan loket pembelian tiket, saya sengaja menggendong Nala agar melihat proses transaksi yang berlangsung. Nala memperhatikan dengan seksama dan lebih terkesan bingung karena baru pertama kali melihatnya. Sambil menunggu pembayaran dan pemilihan bangku, saya menjelaskan tahapan dari pembelian tiket. Nala hanya menyimak dan seirus pada layar touch screen di atas meja kasir.

Selesai membeli tiket kami pun langsung menuju keruang sinema. Menyusuri lorong cantik dengan beberapa pintu serta seorang penjaga tiket masuk disetiap pintu tersebut. Kami mendapat ruang sinema empat pemutaran film Koki-Koki Cilik. Sebelum masuk ke  ruang sinema empat, kami menunjukkan tiket menonton. Memasuki ruangan yang cukup luas dengan barisab bangku bertingkat membuat Nala kagum. Ia memerhatikan setiap sudut ruangan dengan mata berbinar. Saya sengaja memberinya waktu dan ruang untuk mencerna dan mengamati pengalaman baru yang sedang ia rasakan. Cukup lama Nala melepas pandangannya hingga pemutaran film pun dimulai.

Saya memintanya duduk dengan tenang karena film akan segera diputar. Kembali Nala bersemangat melihat gambar bergerak di layar yang lebar. Pemadaman lampu dan suara menggema dengan cukup keras tidak membuatnya takut dan Nala menikmati semua pertunjukkan itu. Satu jam berselang, polahnya mulai gelisah. Nampak rasa bosan karena harus duduk manis tanpa gerak kaki. Sesekali Nala berdiri di bangku kemudian saya memintanya duduk kembali. Nala tetap memerhatikan filnya, namun karena kejenuhan duduk yang cukup lama membuatnya gusar. Beberapa kali ia meminta dipangku oleh saya dan ayahnya. Kami pun memenuhi permintaannya demi kelancaran proses menonton usai.

Akhir cerita lampu ruangan pun dinyalakan kembali. Kami bangkit dan melangkah ke pintu keluar dengan penuh bahagia. Kembali menyusuri lorong kecil yang unik dengan berbagai hiasan di kanan dan kirinya. 

Menonton film layar lebar di bioskop memiliki banyak manfaat jika kita terus mengajak anak berkomunikasi. Mengamati apapun yang ada di sekitar ruanganan sehingga anak mendapat pengetahuan dan pengalaman baru yang bermanfaat. Bukan hanya mmenonton tapi juga ada manfaat sebagai proses pembelajaran.

Lalu seperti apa isi dari film Koki-Koki Cilik tersebut? Saya akan mencoba menulis reviewnya di tulisan saya berikutnya.



#Odopfor99days

Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta