Suara jangkrik bersahutan menemani dinginnya malam di kaki gunung Slamet. Kelap-kelip bintang menghiasi samudera langit tanpa batas. Nala masih bersemangat untuk bermain dengan mbah Uti. Sekardus mainan masih berserakan di lantai. Nala dan mbah Uti sedang bermain masak-masakan. Berperan sebagai juru masak dan pembeli dalam sebuah kedai makanan.
"Mbah, mau pesan apa?" Nala menawarkan menu yang ingin dipesan oleh mbah Uti.
"Nasi goreng, jus jeruk, dan es krim." Sahut mbah Uti sambil tersenyum lebar.
"Oke, ditunggu ya." Jawab Nala dengan penuh semangat.
Beberapa waktu Nala berpura-pura sedang meracik masakan pesanan mbah Uti. Menumis dan menggoreng di sebuah kompor lengkap wajan dan sayuran plastik. Gaya memasaknya seperti koki handal yang pernah dia lihat di salah satu stasiun televisi. Membolak-balikkan masakan di dalam wajan dan mengaduknya beberapa kali. Setelah matang, masakan disajikan dalam piring lengkap dengan sendok dan garpu. Hidangan nasi goreng pun segera diserahkan pada mbah Uti. Tak lupa segelas jus jeruk dan semangkuk es krim strawberi menemani sajian utama.
Mbah Uti berperan sebagai pembeli yang sedang menikmati makanan pesanannya. Ekspresi sedap dan enak membuat Nala bersorak girang karena masakanannya dianggap enak dan lezat. Mah Uti juga berakting meminum jus jeruk serta mencicipi es krim strawberi yang segar. Nala pun kembali bersorak gembira. Permainan masak-masakan berlangsung seru dan menyenangkan.
Setelah puas menikmati makanan dan minuman yang mengenyanhkan, mbah Uti segera mengambil beberapa koin uang sebagai alat bayar. Beliau membayar semua makanan yang telah dipesanannya itu. Nala menerima uang logam tersebut dan memasukkannya ke dalam saku bajunya. Transaksi pembayatan pun selesai.
Saya menyimak dan mengamati mereka bermain. Aktifitas ini memiliki banyak manfaat bagi Nala juga mbah Uti. Kebersamaan Nala dan mbah Uti dalam bermain masak-masakan dapat mendekatkan mereka. Memperkuat tali cinta dan sayang antara nenek dengam cucu perempuanya. Mereka yang jarang bertemu langsung menjadi lebih akrab dan dekat karena bermain dan bercengkrama bersama. Tertawa dan saling berpelukan membuat kelekatan dan kebahagiaaan.
Melalui permainan masak-masakan tersebut, Nala sedang mempraktekkan bermain peran. Nala berperan sebagai koki handal yang mampu memasak apapun pesanan dari pelanggannya. Percakapan yang terjadi membuat Nala menjadi lebih aktif dan dapat berkomuninasi dengan lebih baik. Nala merespon jawaban dan memberi pertanyaan yang tepat sehingga terjadi komunikasi dua arah yang seimbang.
Dalam bemain masak-masakan juga ada transaksi jual beli. Disini Nala berlatih mengenal sistem berdagang. Bahwa dalam kehidupan ada yang namanya penjual dan pembeli. Penjual menjajakan dagangannya kepada pembeli. Kemudian pembeli memberikan uang sebagai balasan atas apa yang didapatkannya dari pedagang. Selain itu, Nala juga mengenal uang sebagai alat pembayaran. Memberikan nilai pada suatu barang dalam bentuk uang. Nala juga menyimpan uang yang dimilikinya dalam saku yang ada pada bajunya. Mengetahui bahwa apa yang dimilikinya harus disimpan dan diletakkan pada tempat yang benar.
Semua aktifitas sederhana yang dilakukan anak memiliki banyak manfaat. Terkadang orang tua tidak menyadari bahwa setiap kegiatan anak dapat melatih dan mengajarkan bermacam ilmu dan pembiasaan. Orang tua seringkali hanya memberikan mainan saja dan tidak mengoptimalkan mainan tersebut sebagai media pembelajaran. Padahal banyak sekali aktifitas harian yang mengandung unsur edukasi. Tinggal bagaimana orang tua melihat dan mengolahnya menjadi sarana bermain dan belajar bagi anak.
Ayo ayah bunda, manfaatkan sekeliling anda. Gunakan media apapun menjadi saranan bermain fan belajar agar aktifitas anak menjadi lebih menyenangkan dan bermanfaat
#30DWCjilid13
#Day23
#Odopfor99days
Posting Komentar