Nala lahir pada bulan Juni 2014. Saat itu menjelang bulan suci Ramadhan. Sebuah anugerah yang sangat berharga di bulan yang sungguh mulia. Saya menjalani fase nifas selama ban suci Ramadhan. Ini keistimewaan yang saya dapatkan sebagai seorang ibu yang tidak menjalankan puasa.
Pasca Ramadhan, tentu saja hati raya Idul Fitri pun datang. Saya dan suami menetap di rumah dan tidak pulang ke kampung halaman. Usia Nala yang baru menginjak satu bulan tidak memungkinkan untuk dibawa bepergian dengan jarak yang cukup jauh. Kami memutuskan untuk berlebaran di perantauan.
Enam bulan berlalu, saya dan suami memutuskan untuk mengunjungi orang tua kami. Bertepatan dengan libur tahun baru masehi, kami membuat agenda pulang kampung. Dua tiket kereta api sudah kami pesan ditiga bulan sebelum keberangkatan. Beberapa persiapan pun sudah lengkap dan kami siap berangkat. Bahagia kami rasakan setelah rindu tertahan di hari lebaran.
Kereta yang kami pesan berangkat pada pukul 22:40 WIB. Stasiun Gambir menjadi titik keberangkatan kami. Menembus malan dengan kereta api Taksaka malam tanpa hambatan. Pukul 05:00 WIB, kami tiba di stasiun Tugu, Yogyakarta. Kemudian singgah sejensk di tempat kos adik di sekitar Universitas Negeri Yogyakarta.
Perjalanan masih berlanjut dengan bus antar kota. Sekitar dua jam perjalanan akhirnya kami sampai di rumah orang tua dari suami. Sebuah desa di kaki gunung. Tepatnya di desa Pasang yang diapit antara gunung Sindoro dan Sumbing.
Udara segar memeluk tubuh kami. Padahal saat itu matahari sudah hampir berada di atas kepala. Nala nampak senanh dengan suasana yang baru saja menyapa tubuhnya. Ia antusias memandang hamparan pohon di sekeliling rumah kakungnya. Tubuhnya bergerak memutar mengamati dan mengenali lingkungan sekitar. Di usianya yang menginjsk enam bulan, Nala tengah belajar merangkak.
Malam pun menjelang. Kami menikmati suasana tahun baru di kaki gunung. Berulang kali terdengar suara petasan di beberapa penjuru. Ada juga kembang api yang berkilauan diantara grlapnya rerimbunan pohon. Menghias malam gelap menjadi lebih berwarna dengan percikan-percikan krmbang api.
Nala ikut bersorak gembira. Tubuhnya mencoba untuk lompat dan bertepuk tangan. Binar matanya berubah warna sesuai pantulan dari kembang api yang melambung tinggi.
Tahun baru di rumah kakung sungguh menyenangkan. Meski berada di kaki gunung, namun kesejukan dan pesona alamnya benar-benar luar biasa.
#30DWCjilid13
#Day15
#Odopfor99days
Posting Komentar