Kenyaman Datangnya dari Sentuhan Seorang Ibu |
Satu minggu setelah kelahiran Nala, simbah putrinya datang
berkunjung. Simbah putri ini adalah ibu dari saya. Kami sepakat memanggilnya dengan
sebutan simbah putri. Kedatangan beliau tentu membuat saya bahagia. Saya bisa
beristirahat lebih lama karena ada ibu yang menemani dan bergantian menjaga
Nala. Minimal ada tambahan waktu untuk tidur dan membuat rumah menjadi lebih
bersih dan rapi. Bagian bersih-bersih tentu tetap pada saya, sedangkan ibu
menemani Nala bermain.
Bisa menyentuh dan menimang cucunya, simbah putri nampak
semringah. Berulang kali beliau mencium cucu perempuannya itu. Selain wangi
khas bayi, pipi Nala yang tembam memang membuat gemas. Mencium pipinya
berkali-kali pun tidak akan bosan. Ditambah lagi gelengan kepala Nala setiap
kali dicium. Sungguh lucu dan menggemaskan.
Simbah putri mengambil alih tugas memandikan Nala. Beliau
bersemangat mennyiramkan air hangat ke badan Nala. Dengan lembut dan hati-hati,
simbah membersihkan badan Nala dengan sabun khusus bayi. Kemudian membilasnya
perlahan hingga busanya hilang. Nala pun menjadi bersih, wangi, dan segar.
Setelah memandikan Nala, simbah putri memijat dan membalurnya
dengan minyak telon. Pijatan lembut dan perlahan ini bertujuan merangsang syaraf-syaraf
halus dan membuat Nala menjadi lebih nyaman. Penggunaan minyak telon berfungsi
agar tubuh Nala tetap hangat. Biasanya setelah mandi, Nala akan menyusu
kemudian tertidur pulas. Nala kecil adalah tipe bayi yang jauh dari kata rewel.
Jarang sekali terdengar tangisan melengking dari bibirnya. Hanya sesekali
menangis karena haus, buang air kecil dan besar, atau ketika ingin diangkat
dari tempat tidur.
Saat Nala tidur, saya dan ibu biasanya berbincang santai.
Beliau menceritakan masa ketika sedang mengandung saya. Kehamilan yang berjalan
baik dan proses melahirkan dengan lancar. Hampir sama seperti saat saya
mengandung dan melahirkan Nala. Ketika Melihat Nala, beliau pun membandingkan
dengan saya ketika bayi. Menurut beliau, wajah dan perilaku Nala sangat mirip
dengan saya kala masih seusia dia. Bayi yang sehat dengan perangai tenang
sangat membuat ibu tidak terlalu repot.
Beberapa kali Nala terkejut dalam tidurnya. Simbah putri
dengan sabar dan telaten mengelus dada hingga membuat Nala kembali terlelap.
Sesekali simbah putri menepuk-nepuk lembut punggung Nala untung memberi
kenyamanan dan membuat Nala kembali tidur. Pandangannya penuh cinta yang tulus layaknya
ibu kepada anaknya. Saya memerhatikan penuh haru. Mungkin seperti itu kasih
sayang yang beliau berikan ketika saya masih bayi.
Setiap sentuhan ibu memberi kenyamanan pada buah hatinya.
Begitu pula sentuhan lembut seorang nenek kepada cucunya. Cintanya bisa saja
melebihi cinta yang beliau berikan pada anaknya dahulu. Kasihnya mungkin saja
lebih besar dari kasih yang pernah tercurah pada anaknya. Sayangnya nampak
berlipat melebihi rasa sayang pada anaknya. Jelas saja banyak yang berkata bahwa
orang tua yang telah menjadi nenek dan kakek bersikap lebih pada cucunya.
Limpahan perhatian dan sayangnya sangat besar sehingga seringkali berlebihan.
Lalu bagaimana menyikapi hal tersebut?
Sebagai anak dan orang tua yang bijak. Beri kesempatan pada
ibu dan bapak kita untuk mencintai cucu-cucunya. Biarkan mereka meluapkan kasih
sayangnya yang seringkali membuat mata mereka berbinar. Gelak tawa dan senyum
ceria cucu-cucu selalu memberi kebahagiaan di usia senja mereka. Jika pun ada
perilaku yang berlebihan, maka gunakan bahasa yang lembut untuk menyampaikan
ketidaksesuaian tersebut. Beri penjelasan sederhana agar mereka mengerti dan
menerima apa yang kita sampaikan. Hindari perdebatan karena bisa memicu
ketegangan dan sakit hati. Tentu tidak baik jika membuat orang tua kecewa. Maka
bersikap lemah lembut dan merendahkan diri di hadapan orang tua akan sangat
mendukung komunikasi yang baik.
#30DWCjilid13
#Day9
#Odopfor99days
Posting Komentar