Balita membaca perlu pendampingan ya Bunda |
Salah satu target orangtua ketika memiliki anak balita yaitu
mengajarkan tentang huruf sampai bisa membaca. Membaca menjadi salah satu
kemampuan yang sudah wajib dikuasai setiap seorang. Dengan membaca, maka banyak
ilmu yang mudah dipelajari. Membaca tidak hanya identik dengan buku. Banyak
tempat yang bisa dijadikan media tulisan agar bisa dibaca siapa saja. Misalnya
saja dinding, poster, banner, iklan, dan lain sebagainya. Semua terlampir denga
barisan tulisan sebagai penjelas dari sebuah makna. Maka dari itu membaca
menjadi modal agar tidak tersesat.
Salah satu aktifitas harian yang saya berikan pada anak
memang membaca. Dimulai dari pengenalan huruf yang sudah saya lakukan sejak anak
bisa berbicara. Melalui aktifitas bermain sambil belajar, saya mengajaknya
untuk berkenalan dengan huruf latin. Media yang saya gunakan yaitu lagu ABC
versi Indonesia, games edukasi, puzzle kayu, magnet kulkas, buku
bergambar dan benda-benda yang ada di sekitar kami.
Saya tidak memiliki target khusus kapan anak harus bisa membaca.
Tujuan awal mengenalkan huruf yaitu
sebagai bimbingan untuk menyemai fitrah belajar, tour talent, dan mengasah
kemampuan wicara untuknya. Setiap melakukan kegiaatan bermain huruf dilakukan
dengan gembira dan tanpa paksaan. Anak tetap merasa nyaman dengan apa yang dia
lakukan. Jika bosan pun bisa memberi permainan lain yang masih mengandung unsur
edukasi.
Ketika usia anak saya menginjak tiga tahun, dia sudah menghapal huruf latin dan telah
memasuki tahap membaca. Dimulai dari rangkaian dua huruf, tiga huruf, hingga
sebuah kalimat. Atas kemauannya sendiri, dia senang membaca apapun yang
dilihatnya. Dari spanduk warung Lamongan, nama toko, kios bubur ayam, sampai
buku cerita bergambar menjadi kegemarannya. Ada kesenangan terpancar dari wajah
mungilnya setiap kali menemukan tulisan. Dia merasa senang karena tahu apa yang
tertulis.
Seiring berjalannya waktu, kemampuan membacanya makin
terasah. Namun ada hal yang perlu diimbangi dari kemampuan membaca yan telah
dimilikinya. Saya harus lebih berhati-hati ketika ada tulisan yang tidak
pantas. Dia sudah bisa membaca tulisan yang mengiringi tayangan atau iklan yang
ada di televisi. Pernah suatu hari dia membaca judul sebuah berita kriminal
yang belum tepat untuk dibaca oleh anak seusianya. Saat itu tertulis "Ayah
kandung membunuh anaknya". Muncul bermacam pertanyaan dari apa yang telah dia
baca. Saya berusaha memberi penjelasan yang dapat diterima olehnya. Semenjak
kejadian itu, saya lebih memilih untuk tidak menonton berita di televisi yang
memang lebih banyak menanpilkan berita-berita kriminal daripada berita lain.
Kenaikan kemampuan membacanya meningkat dan sudah sampai
pada tahap membaca tulisan berjalan yang ada di bagian bawah televisi atau yang
sering disebut rolling text. Terkadang membaca kalimat yang merupakan subtitle
dari tayangan berbahasa asing. Pengawasan atas kemampuannya membaca menjadi tugas
saya setelah dia semakin lancar membaca. Meskipun tulisan yang dibaca olehnya
belum bermakna, dalam artian masih belum dipahami arti dari tulisan tersebut,
saya tetap terus mendampinginya ketika membaca.
Perkembangan kemampuan anak tentu menciptakan bangga di hati
setiap orangtua. Namun perlu diingat bahwa harus ada tindak lanjut dari meningkatnya
kemampuan anak. Salah satunya yaitu dengan terus memberi arahan dan pengawasan
agar anak tetap pada jalur yang benar. Beri pemahaman agar apa yang telah
dimilikinya menjadi lebih bermanfaat untuk dirinya dan juga orang -orang di
sekitarnya.
Salam membaca.
#RuangMenulis
#MembacaSeru
#Odopfor99days22Maret2018
#MembacaSeru
#Odopfor99days22Maret2018
Posting Komentar