√Sumber Kebahagiaan Sebagai Wanita, Istri, Dan Ibu
Header catatantirta.com

Sumber Kebahagiaan Sebagai Wanita, Istri, Dan Ibu

Melanjutkan tentang ilmu yang di dapat pada materi kedua di Institut Ibu Profesional, ada NHW#2 yang perlu dikerjakan. Nice home work kedua ini berkaitan dengan indikator yang menjadi target pencapaian sebagai seorang wanita, istri, dan ibu.

Indikator ini merupakan sebuah tolak ukur yang dibuat sebagai bahan evaluasi terhadap target yang ingin dicapai. Dalam kehidupaan berumah tangga dan telah memiliki anak, indikator sebagai seorang ibu dan istri bisa dibentuk berdasarkan pada harapan suami dan anak - anak. Apabila masih sendiri atau belum menikah, maka bisa membuat sebuah pengandaian target apa yang akan digunakan sebagai indikatorn untuk mencapai tujuan ketika telah berumah tangga dan memilki anak.

Dari materi pekan kedua di Institut Ibu Profesional tentang tahapan - tahapan menjadi seorang ibu profesional, saya mulai membuat beberapa indikator. Berawal dari yang menurut saya sederhana hingga kompleks. Sebagai seorang wanita, saya mempunyai beberapa target atau tujuan hidup yang saat ini tengah saya jalani. Target tersebut saya tuangkan kedalam beberapa indikator. Berharap ada pencapaian dari indikator yang saya buat agar hidup ini menjadi lebih berarti dan bermanfaat. Bagi diri saya sendiri, keluarga ( suami dan anak ), dan orang lain.

Indikator yang ingin saya capai sebagai seorang wanita yaitu :
~Menekuni dunia literasi yang saat ini sedang saya coba dan terus mengasah kemampuan menulis dengan mengikuti beberapa kelas menulis dan bergabung dalam forum menulis.
~Meningkatkan konsistensi menulis dengan bergabung pada grup ODOPfor99days (One Day One Post ) yang artinya satu hari membuat satu tulisan.
~Bergabung di Institut Ibu Profesional, belajar agar bisa menjadi ibu profesional dengan mempelajari materi - materi yang disampaikan dan mengerjakan tugas yang diberikan dengan tepat waktu.
~Mempelajari berbagai resep masakan agar menu harian lebih variatif. Saya akan melakukannya secara online dan offline. Online melalui media online dan offline dengan bertanya pada teman dan tetangga. Setiap akhir pekan saya akan mencoba resep yang baru agar pilihan menu jadi tidak membosankan.

Indikator selanjutnya yaitu sebagai seorang istri. Setelah menanyakan pada suami, saya mendapat jawaban yang sederhana.

"Istri yang bisa mengerti dan patuh pada suami. Terutama patuh dalam segi agama ( Islam ). Menyiapkan segala kebutuhan suami. Bisa mengatur waktu dan skala prioritas tentang mana yang dikerjakan lebih dulu sebelum pekerjaan lainnya. Pandai mengatur keuangan. Balance antara me time dan waktu untuk anak dan suami. Karena sejatinya seorang istri itu mengabdi pada suami dan itu salah satu point ke syurga. Terpenting lagi selalu support dan mendo'akan suami karena itu juga yang disukai Allah SWT."

Cukup singkat dan mendalam. Ini menjadi bahan renungan saya tentang perilaku sebagai istri. Selama ini masih banyak yang perlu saya perbaiki. Masih banyak yang harus dibenahi. Dari hati dan pikiran saya, semua mengiyakan perkataan itu.

Terakhir saya berbincang santai pada anak perempuan yang akan menginjak tahun keempatnya. Percakapan diselingi lompatan dan langkah kakinya yang tidak diam. Sesekali saya memeluknya sambil mencium pipi kanan dan kirinya. Bahkan saya mengulang beberapa pertanyaan yang sama. Kalimat - kalimat sederhana keluar dari mulut mungilnya membuat dahi saya berkerut. Saya menanyakan apa yang membuatnya senang dan membuatnya tidak senang.

Gadis kecil itu berkata :
"Nala suka kalau mama tidak marah. Main terus sama Nala. Ketawa terus. Mandiin Nala.
Nala ga suka kalau mama Masak.Ga suka mama marah - marah. Nala janji ga rewel - rewel lagi."
Rasanya, nyees. Muncul penyesalan - penyesalan mendengar kata - kata jujur dari bibirnya. Saya sadar masih sering naik darah ketika menghadapi polahnya.
Betapa anak ini senang melihat  mamanya selalu tertawa.
 
Oke, Nak. Mama akan berusaha untuk terus tersenyum dan tertawa ketika bersama denganmu. Menemanimu bermain. Menebar kebahagiaan disetiap hari - harimu.
Mama akan memandikanmu dengan permainan gelembung yang selalu kita lakukan. Kemudian mama akan melatihmu mandi sendiri hingga kamu akan senang memulai kemandirian tanpa paksaan. Hingga tiba saatnya nanti justru mama akan rindu dengan semua itu.

Oya, kamu tidak suka mama masak. Mama tahu penyebabnya, karena ketika memasak mama memintamu bermain sendiri. Kamu bosan sehingga sering bolak - balik ke dapur. Menanyakan, " Ma, masaknya sudah selesai belum? Ayo temenin Nala main."
Begitulah pintamu setiap kali mama berjibaku di dapur.
Seringkali mama melibatkanmu dalam aktifitas memasak. Namun hanya bertahan sebentar karena kamu baru senang meramu bumbu kemudian menghaluskannya. Setelah itu, kamu akan kembali pada mainanmu.
Maka dari itu, mama akan berusaha lebih cepat ketika memasak agar bisa segera menemanimu bermain.

Begitulah hasil obrolan dengan anak balita yang mulai pandai membaca. Saya masih harus banyak belajar mengontrol emosi ketika menghadapi tingkah polahnya yang luar biasa. Saya juga akan mencoba mengatur waktu antara pekerjaan rumah dan bermain bersama dengannya. Mencoba memberi pengertian bahwa ketika pekerjaan rumah selesai, maka waktu bermain telah tiba.
Semua jawaban suami dan anak menjadi target yang perlahan akan saya kejar. Saya akan berusaha memenuhi kebahagiaan mereka. Sebisa dan semampu saya. Semoga jerih payah penuh keihklasan bisa membuat mereka bahagia.
 
Mereka, suami dan anak yang saya sayangi. Karena kebahagiaan mereka adalah sumber kebahagiaan saya.


Sumber Kebahagiaan







Sumber :
~ Materi Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 5 tentang " Menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga".
~ Dialog bersama suami dan anak.











#NHW2
#KelasMatrikulasiBekasiIIPBekasi2
#Day2
#KuliahMatrikulasiBatch5
#MenjadiIbuProfesionalKebanggaanKeluarga
#RuangMenulis
#WritingTresnoJalaranSokoKulino
#Odopfor99days03Feb18






Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta