√Bermain Sambil Belajar Itu Menyenangkan
Header catatantirta.com

Bermain Sambil Belajar Itu Menyenangkan


Bermain Sambil Belajar


Belajar Bagaimana Caranya Belajar
Materi NHW#5 Institut Ibu Profesional sesi kelima mengarah pada sebuah system pembelajaran yang dibuat dan diterapkan pada anak agar anak senang ketika melakukan aktifitas belajar. System belajar tersebut bisa dalam bentuk sebuah kurikulum sederhana atau rancangan belajar yang akan dipakai untuk mendampingi anak dalam menyemai fitrah-fitrah yang ada pada dirinya. Ingat bahwa setiap 
anak dilahirkan unik ? Maka perlakuan cara belajar pada anak akan berbeda-beda.

Namun sebelum membuat dan menerapkan sebuah cara belajar pada anak, maka hendaknya ibu membuat sebuah design pembelajaran untuk dirinya sendiri terlebih dahulu. Apabila ibu sudah bisa membuat design bagaimana caranya belajar bagi diri sendiri, maka akan lebih mudah membuatnya untuk anak-anak.

Saya pernah berbincang santai dengan ibu saya tentang bagaimana cara belajar saya ketika masih sekolah. Ibu berkata bahwa saya senang belajar dalam keheningan. Belajar ketika rumah sudah sepi tanpa gangguan televisi dan lain-lain. Selain itu, saya senang melakukan aktifitas penjelajahan tentang hal-hal baru yang belum pernah saya lakukan. Aktifitas semacam petualanan sederhana. Misalnya saja memanjat pohon, mencari kayu bakar, bermain di sungai dan sebagainya. Saya pun salah satu anggota pramuka yang aktif sejak tingkatan Siaga hingga Laksana.

Saya menyadari bahwa terjun langsung atau praktek secara langsung tentang suatu hal membuat saya lebih mudah memahami hal tersebut. Daripada teori dengan bahasa yang panjang lebar, saya lebih mudah mengerti jika melakukannya secara nyata atau contoh yang nyata.

Cara belajar dengan melihat dan merasakan lebih mudah saya mengerti ketimbang teori. Ini terus berlaku hingga kini. Ketika membaca sebuah informasi saya lebih mudah mengerti jika disertai dengan gambar, video maupun contoh nyatanya. Ketika saya membaca teori kemudian melihat, mengamati, dan mempraktekkan maka itu lebih melekat dipikiran. Terkadang saya juga bertanya langsung pada orang yang telah mengalaminya. Akan lebih mudah mengingatnya jika telah melihat dan merasakan secara langsung.
Model belajar dengan menggunakan contoh, uji coba, gambar, atau video akan lebih mudah dimengerti daripada hanya membaca teorinya saja.

Ketika memiliki anak, sebuah kewajaran bagi orang tua ingin anaknya pandai dan cerdas. Begitu pula dengan saya. Tidak memungkiri bahwa memiliki anak pintar merupakan sebuah kebanggaan dan kebahagiaan. Saya sadar, kecerdasan tidak hanya karena faktor keturunan melainkan juga banyak faktor lainnya. Seperti lingkungan, cara belajar, dan media belajar. Semua saling mendukung dan berkaitan. Memiliki anak yang aktif dan berkembang sesuai dengan usianya menjadi target sederhana setiap ibu.

Mendapat anugerah seorang anak perempuan membuat keluarga kecil saya terasa makin lengkap. Saya mulai mengumpulkan berbagai informasi terkait tumbuh kembang anak, tahapan-tahapan perkembangan anak, dan cara mendidik anak dengan baik sesuai usianya. Dari bertanya pada ibu, teman yang telah menjadi ibu, menjelajah informasi online dan membaca beberapa buku parenting serta bergabung dalam komunitas. Semua informasi dari berbagai sumber tidak saya telan mentah-mentah. Ada crosscheck sana sini, banding kanan dan kiri hingga menemukan sebuah kebenaran. Kemudian saya menerapkannya pada anak. Apabila sesuai maka akan saya pakai, namun jika tidak maka langsung saya tinggalkan.

Saya menyadari bahwa setiap anak memiliki kemampuan berbeda, begitupun dengan anak saya. Ketika ada sebuah proses pertumbuhannya yang berbeda dari teman seusianya, saya tidak merasa khawatir. Saya terus memberinya stimulus dan membimbingnya agar dapat melampaui proses tersebut. Semua berjalan dengan baik, tanpa beban dan kekhawatiran karena memang sebuah kewajaran bahwa perkembangan anak berbeda-beda yang penting masih dalam batas normal.

Dalam mendampingi dan menstimulus perkembangan anak, saya memilih berbagai media yang cocok dengan usianya. Media ini saya gunakan sebagai sarana pembelajaran anak. Saya termasuk ibu yang selektif dalam membelikan mainan. Jadi apabila memilih mainan, saya perlu mengetahui fungsi lain dari mainan tersebut. Bukan hanya sebatas mainan, tetapi dapat digunakan sebagai media belajar. Hampir semua mainan anak saya memiliki peran dan fungsi yang berbeda.

Meski diboncengi manfaat, mainan tetaplah mainan. Anak dibuat nyaman ketika bermain agar aktifitas bermain dan belajar mengalir tanpa paksaan. Saya menerapkan design "Bermain Sambil Belajar" sebagai cara mendidik anak. Ketika anak bermain, maka ada sebuah pembelajaran dari aktifitas bermainnya tersebut. Baik motoriknya maupun kemampuan lainnya. Jadi anak melakukannya dengan senang dan bahagia. Sedikit demi sedikit berbagai informasi diterimanya dan dimengerti dengan mudah. Kembali lagi, tanpa tekanan dan paksaan. Semua dilakukan dengan menyenangkan.

Selain melalui media mainan dan bermain, saya juga memberi contoh nyata pada anak. Pemberian contoh ini pun dilakukan dalam aktifitas sehari-hari dengan sebuah kesenangan. Diiringi penjelasan sederhana tentang manfaat dari sebuah perilaku maka anak akan mudah mengerti.
Misal tentang membuang sampah. Ketika akan mengajari anak tentang sebuah kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, pertama-tama saya mengajak anak untuk membuang sampai. Berulang kali mengajak anak, memberinya contoh cara membuang sampah dan dilanjutkan dengan manfaat membuang sampah oada tempatnya. Terkadang saya juga mengejaknya berlomba lari mencapai tempat sampah. Atau memberi award ketika anak berhasil membuaang sampah pada tempatnya.
Aktifitas membuang sampah menjadi menyenangkan. Membuat anak melakukannya dimanapun dia berada. Bahkan seringkali mengingatkan orang tua atau teman-temannya agar membuang sampah pada tempat yang semestinya. Sebuah habit sederhana namun besar manfaatnya.

Sebagai pelengkap atas sebuah keberhasilan anak melakukan sesuatu, saya terkadang memberinya award agar anak semakin termotivasi. Award disini bukan hanya berbentuk barang, tetapi berupa tepuk tangan, acungan jempol, dan senyum serta tawa bangga menjadi hadiah atas keberhasilannya. Anak menjadi senang dan makin bersemangat.

Setiap anak terlahir unik dan membawa fitrahnya masing-masing. Sebagai pendamping anak untuk melampaui fitrahnya, saya berusaha menyemain fitrah-fitrah tersebut sesuai dengan usianya. Jikapun lebih maka itu sebuah bonus yang tak terduga. Selama anak melakukannya dengan bahaggia, maka tidak akan merussak fitrah yang ada pada dirinya.

Design pembelajaran bermain sambil belajar saya rasa cocok untuk anak perempuan saya yang kini menginjak empat tahun. Karena memang fitrah anak usia tersebut adalah bermain. Maka paling cocok adalah menggunakan media bermain sebagai sarana belajar. Dengan aktifitas yang menyenangkan maka segala informasi dan ilmu akan terserap dengan baik.

Anak senang, ibupun senang.




#NHW5
#KelasMatrikulasiBekasiIIPBekasi2
#Day5
#KuliahMatrikulasiBatch5
#BelajarBagaimanaCaranyaBelajar
#RuangMenulis
 

Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta