Berbaur dengan teman |
Kali ini Nala berkesempatan mengikuti lomba mewarnai yang diselenggarakan oleh
salah satu waralaba yang sudah menjamur seantero Indonesia. Acaranya
dilaksanakan pada hari minggu, 28 Januari 2018. Semangat mengikuti lomba sudah
membara sedari bangun tidur di pagi hari. Segala perlengkapan lomba telah
dipersiapkan. Krayon, pensil kaca, kuas, dan alas kertas, semua telah masuk ke
dalam tas mungil kesayangannya. Tidak lupa meja lipat dan botol air yang
menjadi pendamping segala aktifitasnya.
Pukul 08:30 WIB, saya dann buah hati bersiap berangkat. Si
ayah tidak bisa ikut karena ada beberapa keperluan yang mengharuskannya stay di
rumah. Sampai ditempat acara, sudah ada beberpa peserta lain yang hadir dan
menempati karpet yang telah disediakan untuk lomba. Saya pun memilih lokasi
paling pinggir agar mudah mengawasi Nala selama acara berlangsung. Suasana
semakin ramai. Anak - anak dari beberapa Paud dan TK mulai memenuhi tempat
acara.
Saya sengaja memberi ruang agar Nala bisa menyesuaikan diri
dengan keramaian. Hitung - hitung mengasah mental dan interaksi sosialnya. Dari
sekian banyak anak yang datang, belum ada yang dikenalnya secara baik. Dengan
gaya malu - malu, Nala mulai menyapa seorang anak yang duduk tepat
dibelakangnya. Nala mencoba berkenalan, terlihat dari uluran tangan yang dia
berikan kepada anak perempuan yang terlihat lebih besar dari dirinya. Tangannya
bersambut dan merekapun berkenalan. Saya memerhatikan proses itu dengan senyum
bangga. Alhamdulillah, apa yang pernah saya ajarkan dapat dipraktekkannya
dengan baik.
"Kalau bertemu teman baru, tanya dulu namanya baru
boleh main sama - sama".
Kira - kira begitulah kalimnat yang pernah saya ucapkan padanya. Ini sengaja saya lakukan agar anak belajar mengenalkan dirinya dan mengenal orang lain.
Kira - kira begitulah kalimnat yang pernah saya ucapkan padanya. Ini sengaja saya lakukan agar anak belajar mengenalkan dirinya dan mengenal orang lain.
Selepas Nala dan teman barunya berkenalan, mereka nampak
asyik mengobrol. Belakangan saya tahu bahwa namanya adalah kakak Ara. Nama itu
sama dengan salah satu teman sebayanya. Nala dan kakak Ara nampak seru bermain.
Sesekali ada tawa dan jeritan ceria diantara mereka. Bahkan mereka sempat
berkejaran diantara anak - anak lain yang sedang menanti lomba dimulai.
Bangga. Tentu saja saya bangga pada anak sendiri. Orang tua mana yang tidak bahagia melihat anaknya mengalami kemajuan yang positif. Tinggal bagaimana menindaklanjuti keberhasilan yang telah diraih oleh sang buah hati. Saya termasuk ibu yang ingin baik bagi anak. Dengan mengajarkan perilaku yang baik, memberi contoh kongkret dan mengoreksi jika ada ketidaksesuaian.
Lanjut dengan keseruan Nala mengikuti lomba mewarnai.
Ketika lomba sedang berlangsung, tiba - tiba hujan turun. Anak - anak riuh.
Berteriak.
Hujan, hujan, hujan.
Hujan, hujan, hujan.
Berimajinasi |
Saya kembali menjauh dari pandangan Nala, mencoba melatih kepercayaan diri dan
kemandiriannya. Diusianya yang menjelang 4 tahun, saya memberi sedikit jarak
pada Nala ketika bermain. Bukan meninggalkannya bermain bebas begitu saja,
tetapi memberi ruangketika dia bersama teman - temannya dengan tetap
mengawasinya dari jauh.
Perlahan kertas
gambar mulai terisi beberapa warna. Cukup rapi dengan pilihan warnanya sendiri.
Lagi - lagi saya tersenyum bangga melihatnya fokus pada kertas gambar di
depannya. Tiba - tiba ada seorang anak memanggil - manggil ibunya. Konsentrasi
Nala mulai goyah. Dia pun melakukan hal yang sama dengan meminta saya
mendatanginya.
Setelah saya menghampirinya, Nala bertahan agar saya tetap berada di dekatnya. Rayuan demi rayuan sudah saya lontarkan, namun anak balita saya ini tetap pada pendiriannya. Akhirnya saya menemaninya hingga dia merampungkan gambar.
Setelah saya menghampirinya, Nala bertahan agar saya tetap berada di dekatnya. Rayuan demi rayuan sudah saya lontarkan, namun anak balita saya ini tetap pada pendiriannya. Akhirnya saya menemaninya hingga dia merampungkan gambar.
Melihat piala berjejer di meja, anak - anak tertarik untuk
melihatnya. Para peserta lomba bergantian berfoto di samping piala - piala
tersebut. Nala pun tidak mau ketinggalan. Kertas gambar yang telah selsesai
diwarnai menjadi penghias gaya bersama piala yang berjumlah enam buah itu.
Berpose Bersama Kakak - kakak TK |
Dengan bahagia dia bergaya, tersenyum lebar
sambil mengarah ke beberapa kamera.
Aaah, lagi - lagi saya bangga padanya. Terlihat rasa percaya
dirinya mulai terasah. Maafkan ibumu ini ya, nak yang terlalu bangga padamu.
Sekecil apapun perilaku baik yang kamu lakukan selalu menjadi kebanggan ibumu
ini.
Teruslah berkembang, Nak. Tumbuh menjadi pribadi mandiri
yang baik. Kelak kamu akan menghadapi dunia yang penuh dengan tantangan. Ibumu
ini hanya mampu membekali dengan kebaikan. Selebihnya kamulah yang akan
menentukan pilihan hidupmu. Berharapa jalan baik yang kamu pilih. Ini harapan
sederhana seorang ibu.
#RuangMenulis
#WritingTresnoJalaranSokoKulino
#Odopfpr99days30Jan18
#WritingTresnoJalaranSokoKulino
#Odopfpr99days30Jan18
Posting Komentar