Kacang tanah bikin ketagihan |
Sudah lama tidak makan kacang tanah
kesukaan saya. Rasanya yang gurih dan asin selalu membuat saya ketagihan ingin
terus melumatnya. Mulut ini tidak mau berhenti menikmati kerasnya yang menggeletak di mulut. Ada
sensasi tersendiri ketika mengunyahnya sehingga menimbulkan efek ketagihan.
Selepas mengaji, anak balita saya
meminta wafer rasa cokelat yang sedang digemarinya. Saya pun memberikannya
sebagai cemilan sebelum makan siang. Ketika mengambil wafer cokelat, ternyata
sebungkus kacang tanah menyapa saya ingin turut serta keluar dari tempat
persembunyiannya. Apa boleh buat, saya terpaksa memenuhi permintaannya itu.
Saya pun mengajaknya turut serta bersama wafer cokelat pesanan Nala, gadis
kecil saya.
Ketika saya mulai mengupas satu
demi satu kacang tanah tersebut, ternyata Nala ingin ikut berpartisipasi. Saya
memberinya kesempatan untuk mengeluarkan kacang tanah dari kulitnya. Bagi Nala,
mengupas kacang tanah adalah pekerjaan yang sulit. Kulit kacang yang keras
membuatnya bekerja keras untuk mendapatkan kacang di dalamnya. Jari - jari
kecilnya mencoba menghancurkan kulit kacang tanah berukuran sedang. Berbagai
gaya sudah dikeluarkan untuk menaklukan kacang tersebut. Sedikit demi sedikit
kulit kacang berhasil dikupas olehnya menyisakan serpihan - serpihan kulit yang
berserakan. Nala terus mencoba membuka kacang tersebut. Sesekali dipukul -
pukulnya si kacang yang masih menutup rapat tubuhnya.
Saya tersenyum melihat usahanya
yang pantang menyerah hingga akhirnya dua biji kacang tanah berhasil lahir.
Nala tersenyum puas, helaan nafas mengiringi keberhasilannya itu. Kesuksesannya
ini menyisahan kulit kacang berukuran kecil, berhampuran di segala sisi. Tiba -
tiba saya berpikir untuk mengajarinya cara mengupas kacang tanah yang mudah dan
aman. Mengupas kacang tanah dengan jari tangan juga bisa menjadi media untuk
melatih kekuaan otot - otot di jari - jari tangannya.
Sebuah kacang berukuran sedang
menjadi contoh untuk mengajarinya cara mengupas kacang tanah.
Cara yang saya
gunakan yaitu :
1. Letakkan ibu jari dan jari
telunjuk menjepit kacang tanah di bagian atas, kemudian tekan secara bersamaan.
Bagian atas biasanya lebih tipis sehingga mudah terbuka.
2. Setelah bagian atas terbuka,
pindahkan ibu jari dan jari telunjuk menjepit ke bagian tengah. Tekan kembali secara bersamaan hingga kulit
kacang terbuka atau retak.
3. Bagian terakhir adalah pangkal
kacang tanah yang paling tebal. Perlakukan bagian bawah ini sama dengan bagian lain
yaitu menjepitnya dengan ibu jari dan jari telunjuk, tekan secara bersamaan.
Mengupas Kacang tanah |
Setelah
bagian atas dan tengah terbuka, maka bagian bawah kacang tanah akan menjadi
lebih mudah.
Setelah melalui tiga proses
tersebut, maka kulit kacang tanah sudah terbuka dan biji kacang tanah siap
untuk dinikmati.
Bagi orang dewasa, mengupas kulit
kacang tanah sangatlah mudah, tidak perlu menggunakan cara seperti yang saya
tulis di atas. Namun, bagi anak berusia tiga tahun, mengupas kacang tanah butuh
perjuangan dan trik yang menyenangkan. Saya sering melihat anak - anak mengupas
kulit kacang tanah dengan menggigitnya. Menurut saya, menggigit kulit kacang
tanah kurang efektif karena bisa melukai
bibir anak jika tidak hati - hati. Remahan - remahan kulit kacang juga bisa
tertelan saat menggigitnya dan ini tentu saja kurang baik bagi anak.
Setelah memberinya contoh, saya mengajak
Nala untuk mempraktekkan apa yang baru saya ajarkan. Kami bersama - sam
mengulangi proses yang baru saja saya demonstrasikan padanya. Dahinya agak
berkerut, giginya saling beradu berusaha mengumpulkan energi untuk menekan kulit
kacang tanah. Betapa girangnya Nala ketika kulit kacang mulai merekah bagian
demi bagian yang dijepit oleh ibu jari dan jari telunjuknya yang kecil.
"Horeeeeee," Seru Nala
ketika berhasil mengeluarkan biji kacang tanah.
Dengan bangga, Nala memberikan
kacang itu pada saya. Saya bertepuk tangan sebagai hadiah atas keberhasilannya
itu.
Selamat nak, kamu berhasil. Ini
memang hal sederhana, namun bagi saya sebuah keberhasilan anak, sekecil apapun
itu adalah kebanggaan bagi saya sebagai ibunya.
Posting Komentar