Mengenalkan huruf atau abjad kepada
anak bisa melalui beberapa media. Pengenalan ini bisa dilakukan ketika anak mulai
belajar bicara. Media dasar yang paling mudah adalah melalui lagu. Pasti para
orang tua sudah tidak asing lagi dengan lagu sederhana yang berisi huruf A
hingga Z. Musik yang sederhana dan menyenangkan membuat anak mengikuti syair
yang berisi huruf - huruf. Pada awalnya anak memang hanya bernyanyi tanpa
mengetahui makna dari lagu tersebut. Namun seiring waktu, orang tua bisa
menunjukkan bentuk dari huruf - huruf itu.
Ketika anak sudah mulai hafal
dengan lagu A sampai Z, berikan bentuk konkret dari huruf - huruf tersebut.
Misalnya saja mainan kayu yang berisi huruf atau bisa juga mainan huruf
bermagnet yang bisa ditempel pada kulkas. Beri kesempatan anak untuk mengeksplor
kemampuannya mengenal huruf - huruf tersebut. Biarkan anak menyentuhnya,
membolak balikkan mainan barunya. Ajak anak untuk bermain tebak huruf, dengan
demikinan anak akan lebih bersemangat belajar sambil bermain.
Saya memperkenalkan huruf kepada
Nala semenjak usianya dua tahun. Melalui lagu - lagu yang menyenangkan. Tidak
ada target khusus saat memberinya pengetahuan tentang huruf. Saya hanya berniat
melatih kemampuan verbalnya. Ternyata dia menyukai lagu tersebut hingga saya
membelikannya beberapa mainan berbentuk huruf. Mainan kayu berbentuk huruf dan
huruf bermagnet menjadi pilihan saya. Bermain sambil belajar, itulah konsep
yang saya terapkan padanya. Huruf bermagnet menjadi media yang sangat menyenangkan.
Saya mengajak Nala bermain tebak huruf dan memintanya menempelkan huruf tersebut
pada kulkas.
Selain mainan kayu dan huruf
bermagnet, saya juga menggunakan media aplikasi handphone. Aplikasi ini
berisi tentang belajar mengenal huruf melalui beberapa permainan dan award
yang menyenangkan. Melihat perkembangannya yang cukup baik tentang huruf, saya
memutuskan membelikannya buku sebagai hadiah karena telah pandai menghapal
huruf. Diusianya yang ketiga tahun, Nala sudah menyukai buku. Lagi - lagi saya
tidak membuat target agar bisa membaca. Sebagai orang tua, tidak dipungkiri
ingin melihat anaknya menjadi anak yang cedas. Tetapi saya sadar, bahwa semua
itu tetap harus melihat pada usia dan kemampuan si anak.
Ketika saya mengajaknya ke sebuah
toko buku, saya memberinya kesempatan untuk memilih buku yang ia inginkan.
Antusiasnya terhadap buku memotivasi saya untuk memfasilitasi ketertarikannya
itu. Dengan semangat, Nala menyentuh satu demi satu buku yang bertengger di
rak. Pilihannya jatuh pada sebuah buku penuh warna berisi pengenalan bentuk dan
huruf. Setelah melihat isinya, saya pun memutuskan untuk membelinya. Girang,
ekpresi itu yang memecut semangat saya untuk terus mendampinginya belajar.
Buku yang kami pilih memang
diperuntukkan kalangan Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ). Saya melihat isinya
cukup bagus. Berawal dari melatih membentuk garis lurus, menyilang, juga
melengkung. Ada juga beberapa bentuk benda, hewan, dan tumbuhan yang bisa
diberi warna. Ini multifungsi karena selain belajara membuat garis, mengenal
huruf, juga media mewarnai. Nala sangat senangn memiliki buku ini. Meskipun sesekali
dia juga tidak ingin menyentuh bukunya itu, saya tidak memaksanya karena saya
sadar bahwa belum masanya memiliki kemampuan itu secara sempurna. Mendapatinya
tertarik dan mau belajar sudah menjadi bonus untuk anak seusianya.
Menurut saya, tidak ada salahnya
mengenalkan anak tentang huruf, membaca, ataupun menulis diusia dini.
Terpenting adalah melakukannya dengan hati gembira, tanpa paksaan, dan hindari
target yang berlebihan. Ada masanya nanti, dimana anak memang sudah harus bisa
membaca dan menulis dengan benar. Sekarang yang diperlukan adalah semangat
mengajarkan, mendampingi, dan memfasilitasi anak untuk terus belajar.
Belajar Itu Menyenangkan |
#RuangMenulis
#WritingTresnoJalaranSokoKulino
Posting Komentar