Kapan seorang ibu Lupa waktu?
Saat Berkumpul bersama ibu - ibu lain ?
Saat bermain gadget?
Saat nonton sinetron kesayangan?
Saat nonton Drakor?
Atau saat shopping?
Ketika si bapak baru saja kembali dari perjalanan dinas. Si
gadis begitu manja karena menahan rindu pada sosok kebanggaannya itu. Maklum
perginya beberapa malam.
Bercengkrama, berceloteh ria, melampiaskan kerinduan. Meskipun
setiap hari Videocall, tetap saja bertatap langsung dan saling bersentuhan
lebih terasa kasih sayangnya.
Si bapak menyimpan sedikit lelahnya demi menampung rindu gadis
kecilnya. Sebuah tawaran tidur siang disetujui oleh si gadis, dengan catatan
televisi ikut pindah ke kamar tidur. Si bapak pun mengaminkan.
Televisi menyala, keduanya masih main lempar tangkap boneka dan
balap harimau. Sesekali si gadis bercerita tentang teman - temannya. Terdengar
tawa bahagia dari balik pintu yang lantainya mulai dingin. Lalu kemana si ibu?
Adakah dia ikut bersama mereka menikmati nyamannya udara sejuk? Tentu saja
jawabannya, tidak. Alih - alih duo kesayangannya sedang asyik memadu kasih, si
ibu sibuk di alam lain.
Gambar dari Google, Detail Silahkan Klik |
Mulai dari ruang keluarga, ruang tamu, hingga dapur, si ibu
tengah asyik menyapu dan mengepel. Ini kesempatan terbaik karena tidak ada gangguan
dari si gadis yang selalu membuat drama di setiap pekerjaan rumah. Selesai
dengan lantai kinclong dan harum, si ibu fokus ke wastafel. Tumpukan piring dan
teman - temannya sudah menanti ingin menjadi bersih dan wangi juga. Di sini si
ibu makin bersemangat, ada energi membara yang membuat semua pekerjaan menjadi
lebih cepat rampung. Si ibu ingin segera turut serta berbaur menikmati
keseruan di kamar sejuk itu.
Namun si ibu lupa waktu. Tenggelam bersama tumpukan pakaian
kotor. Meski telah dibantu dengan mesin pencuci, namun untuk menjemur tetap
butuh uluran tangan si ibu. Harumnya pewangi pakaian cukup menyegarkan udara.
Ditambah sinar mentari yang menyengat, sudah pasti akan segera mengeringkan
pakaian yang telat dijemur.
Sayup - sayup, gelak tawa mulai mereda. Selepas membersihkan
tangan dan menempatkan semua peralatan tempurnya yang telah selesai bertugas,
si ibu mendekati kamar. Tidak ada lagi keceriaan di sana, hanya terdengar suara
siaran televisi. Penasaran dengan apa yang terjadi, pintu dibuka perlahan.
Jengjengjeng, si bapak dan si gadis telah terlelap. Posisi tidur yang
menyejukkan mata. Mereka saling mendekap. Terlihat jelas kasih sayang diantara
keduanya. Si ibu tersenyum bahagia dan kembali menutup pintu.
"Ah, aku lupa waktu hingga melewatkan kebersamaan itu. Tapi
tidak mengapa, terpenting adalah semua pekerjaan telah selesai. Rumah bersih
dan nyaman." Gumam sang ibu.
Meskipun
terlambat menikmati sejuknya kamar penuh gelak tawa, namun si ibu tetap bahagia.
Baginya, melihat dua kesayangannya sehat dan saling menyayangi adalah obat
mujarab atas rasa lelahnya. Semua terbayar lunas dengan pemandangan yang
menakjubkan itu.
Lalu,
apa yang selanjutnya akan dilakukan sang ibu? Apakah ikut bergabung merebahkan
badan dan memenjamkan mata? Jawabannya tetap sama, yaitu tidak. Si ibu bergegas
mengolah bahan makanan yang telah dibelinya pagi tadi. Meracik bumbu, merebus
dan menggoreng. Menu sederhana pesanan sang bapak yang baru saja pulang. Sayur
bening bayam berteman wortel dan jagung manis, ikan asin goreng kering, tempe
goreng dan sambal istimewa. Menu sederhana diolah penuh cinta, menciptakan rasa
yang luar biasa.
Ditengoknya
jam dinding, sudah waktunya para kesayangan menikmati makan siang mereka. Si
ibu yang sudah mandi peluh bergelut di dalam rumah segera menyambangi dua
kesayangannya.
"Ayo
semua bangun, waktunya makan siang."
Nonton drakor pun kali pekerjaan blm selesai kadang suka kepikiran trs ya mbak
BalasHapusIya Zerli, kepikiran peEr rumah tapi masih kepo next adegan drakor jd galau. hehehehhe
Hapus