Surat Kecil Untukmu
Hai, Nak.
Suatu saat kamu akan membaca
tulisan ini. Untaian kata demi kata yang kutulis untuk dirimu. Ya, semua
tentang kamu yang menjadi pelengkap kebahagiaanku. Kamu yang menjadikanku
sebagai seorang wanita sempurna. Mendapatkanmu yang telah sembilan bulan berada
di rahimku. Kali ini, aku sedikit mengenang sebuah masa. Masa dimana aku
sebagai calon ibu sedang menanti kehadiranmu.
Hai, Nak.
Awal kehadiranmu mulai terasa di
bulan september tahun 2013. Bulan ketiga setelah aku bersatu dengan seorang
laki - laki yang kini adalah ayahmu. Kabar bahagia itu mulai nampak setelah aku menggunakan alat penguji kehamilan
di pagi hari selepas terbuai ke alam mimpi. Hari itu adalah hari kamis. Satu
garis berwarna merah hati mengawali detik - detik penantian itu. Disusul garis
merah muda yang sangat tipis. Hal ini membuatku ragu, apakah kehadiranmu di
rahimku telah benar - benar ada ?
Dari hasil pertama kali itu, aku
masih ragu hingga melakukan pengetesan ulang di hari minggu. Lagi - lagi garis
kedua muncul malu - malu, berwarna merah muda tipis. Aku tidak sabar ingin
mengetahui kebenaran adanya dirimu dalam diriku. Aku dan ayahmu memutuskan
untuk menemui dokter SpOG, yaitu Spesialis Obstetri & Ginekologi (Kebidanan
dan Kandungan) . Berhubugn hari minggu tidak ada jadwal dokter SpOG, kami pergi
selepas bekerja di hari senin. Kami bersemangat menuju monitor pendaftaran dan
memilih salah satu dokter wanita yang telah direkomendasikan oleh beberapa
teman. Sungguh hari itu adalah hari yang sangat panjang penuh ujian kesabaran.
Bagaimana kami mengantri di dokter favorit rumah sakit swasta tersebut.
Pendaftaran yang mendadak membuatku mendapat nomor 36. Ya, nomor 36, aku masih
ingat angka itu. Pasien dokter SpOG ini luar biasa banyaknya hingga melebihi
jam praktek yang seharusnya. Tetapi ibu dokter sangat sabar melayani pasiennya
yang sudah jauh - jauh dan rela mengantri berjam - jam demi bertemu dengannya.
Ya, beliau adalah dokter idola para ibu hamil.
Beliau dikenal dengan nama dokter
Titien, seorang dokter wanita yang sangat sabar, telaten, dan bersahaja. Meski
harus menunggu hingga malam, tetapi orang - orang tetap setia di bangku tunggu
pasien hingga namanya dipanggil oleh suster. Diantara puluhan kursi tunggu itu,
ada aku dengan nomor urut 36. Tahukah kamu, nak. Untuk meyakinkan keberadaanmu
untuk pertama kalinya, kami menunggu hingga pukul 9 malam. Kurang lebih empat
jam kami bersabar di kursi tunggu hingga giliran kami datang. Perjuangan yang
sangat mengesankan bagi kami demi melihat kehadiranmu di rahimku.
5 Week |
Tiba ketika namaku disebut oleh
suster, aku dan ayahmu segera menemui dokter. Dokterpun meminta ku berbaring di
bangsal untuk di periksa. Pemeriksaan itu menggunakan sebuah alat USG (
Ultrasonografi ) yang terhubung dengan sebuah monitor. Ketika alat itu
diletakkan di perut, gambaran dari rahim mulai nampak di monitor. Benar saja,
nak. Kamu sudah menempel di dinding rahimku sebesar kelereng. Bu dokter berkata
bahwa usiamu sekitar 5 minggu. Itu artinya, kamu sudah berusia satu bulan di
rahimku. Betapa haru dan bahagianya aku dan ayahmu mendengar kabar baik itu.
Kamu, ya kamu, akan melengkapi kehidupan kami.
Selepas pemeriksaan, dokter memberi
resep vitamin khusus untuk ibu hamil, obat mual, dan penguat kandungan. Itu
semua demi menjaga keberadaanmu di dalam rahimku, agar kamu sehat selalu.
Perjuangan kami masih berlanjut ketika akan mengambil obat. Lagi - lagi kami
harus menunggu diantara puluhan pasien yang punya tujuan sama, mengantri obat.
Kami sabar meunggu giliran mengambil obat. Sekitar 30 menit, obat baru selesai
dan siap diambil.
Kami segera pulang dengan hati
gembira, penuh haru dan suka cita. Terbayar sudah kelelahan mengantri sebagai
pasien, karena kepastian akan hadirmu mulai menyinari hari - hari kami. Terus
tumbuh dengan sehat, nak. Aku akan berusaha memberi yang terbaik untukmu.
Ciyeeee Mba Nala eksis..
BalasHapusudah eksis sejak di rahom ya
Hapus