Trimester ketiga. Rasanya tidak
sabar ingin segera melihat wajah mungilnya. Akan mirip dengan siapakah malaikat
kecilku nanti? Sempat terlintas ingin melakukan USG empat dimensi demi
memperjelas rupanya. Namun banyak teman menyarankan tidak perlu karena hanya
akan membuang uang percuma. Toh sebentar lagi rupa gemasnya akan segera
terlihat karena tanggal kelahirannya sudah dekat.
Setelah diet kudapan dan
memperbanyak buah. Diminggu ke-36, berat badan janinku sudah normal. Dokter
menyarankan agar menjaga berat badannya di angka 3 kilogram demi mempermudah
proses persalinan. Terpenting adalah anggota tubuh janin lengkap, berat dan
panjang badan janin sesuai standar, ketuban cukup, tekanan darah ibu stabil,
dan rajin jalan kaki.
Saya termasuk orang yang percaya
terhadap saran dokter, karena mereka lebih ahli di bidangnya. Meski telah
berbekal info mantan ibu hamil dan penelusuran google, tapi saya sering
meyakinkan diri dengan berkonsultasi langsung ke dokter Sp.OG. Mengikuti saran
dan petunjuk dokter seputar kehamilan membuat saya lebih tenang menjalani
kehamilan pertama.
Menanti kehadiran sang buah hati di
trimeseter ketiga membuat saya semakin hati - hati dalam beraktifitas. Saya
sempat beberapa kali mengikuti senam hamil di rumah sakit yang menjadi
rutinitas pemeriksaan kehamilan. Para instrukturnya sabar dan telaten mengajari
posisi dan gerakan senam hamil. Mereka menyarankan untuk lebih sering melakukannya
di rumah.
Saya ingat satu posisi yang
membutuhkan usaha kesabaran. Posisi senam ini seperti bersujud ketika shalat (
bagi kaum muslim ) dengan sedikit perbedaaan. Jika bersujud saat shalat dengan
menyentuhkan kening ke lantai atau alas shalat / sajadah, maka senam hamil
lebih dari itu. Kepala dan pipi diusahakan menyentuh lantai selama beberapa
saat. Gerakan ini bertujuan untuk menghasilkan posisi bayi normal dan sangat
baik untuk janin yang sungsang. Sebagian besar janin yang dinyatakan sungsang
berhasil merubah posisinya dengan melakukan gerakan ini sehingga bisa lahir normal.
Bagi saya, senam hamil ini sangat
bermanfaat sebagai persiapan persalinan. Ada ilmu yang didapat untuk mengetahui
apa yang perlu dilakukan ketika persalinan berlangsung. Beberapa gaya
melahirkan juga diajarkan agar para ibu hamil punya bayangan seperti apa posisi
saat melahirkan. Para instruktur juga menyarankan tidak perlu sering datang
untuk senam hamil. Mengingat perut yang sudah membesar dan ruang gerak mulai
terbatas serta sangat mudah lelah. Para
pengajar senam berpesan untuk rajin senam mandiri di rumah. Itu lebih baik jika
dilakukan lebih konsisten daripada bolak - balik ke rumah sakit. Sungguh
nasehat yang bijaksana. Jujur saja, saya bersimpati atas saran dari para
pembina senam hamil tersebut. Mereka lebih memikirkan kondisi para ibu hamil
yang sudah susah bergerak bebas daripada mempromosikan agar kami selalu datang
untuk berlatih senam di rumah sakit. Jarang sekali orang seperti mereka yang
seharusnya mendapat keuntungan ketika kami datang untuk senam hamil. Mereka
justru menyarankan sebaliknya dan lebih mempedulikan apa yang memang kami
rasakan. Saya beruntung bisa bertemu demgan mereka yang murah ilmu dan memberi
nasehat yang baik.
Para pelayan masyarakat memang sewajarnya
berbuat demikian. Lebih mengutamakan para pengguna jasa mereka dari pada
mengambil keuntungan pribadi atau instansi. Saya beruntung bisa bertemu dengan
mereka yang mau berbagi ilmu tanpa takut kekurangan. Sesungguhnya ilmu yang
dibagikan tidak akan berkurang isinya, tetapi justru semakin bertambah pahala
yang diperoleh. Semakin banyak berbagi ilmu yang bermanfaat, maka semakin besar
pahala yang akan didapat.
Posting Komentar