Senyum Menyambut Mentari |
Pagi Dunia...
Cerianya adalah bahagiaku,
Tawanya mengalihkan duniaku,
Tatap matanya menyinari hari - hariku,
Bahagialah selalu agar aku tahu bahwa hidupku
berarti untukmu,
Wahai Penyejuk Raga,
Dekap tubuh ini hingga usiaku
menjelang senja.
Aku, akan berusaha semampuku untuk menjaga
senyum ceriamu itu. Mengajarimu berbagai ilmu dengan segala keterbatasaku.
Mencurahkan kasih sayangku demi terciptanya kebahagiaan di setiap hari -
harimu. Mendidikmu dengan tangan ini agar kemandirian mengikuti setiap
langkahmu.
Banyak kekurangan pada diri ini,
menciptakan kelemahan saat membersamaimu. Maafkan aku untuk itu.
Terlalu berlebihan jika aku harus menuntut
kesempurnaan atas dirimu. Aku sadar betul bahwa tidak ada hak atas masa
depanmu. Aku hanya pendamping untuk menemukan potensi tersembunyi yang ada pada
dirimu. Keputusan tentang jalan hidup yang nanti akan kau tempuh, sepenuhnya
adalah atas dirimu. Aku hanya mampu mengenalkan segala yang aku tahu. Tentang
luasnya dunia ini. Tentang banyaknya keajaiban di luar sana. Aku hanya bertugas
mempersiapkan segala kebutuhanmu untuk menyongosng masa itu. Masa dimana kamu
akan berdiri dia tas kakimu sendiri. Menentukan arah kaki melangkah atas
keinginan dan tekadmu sendiri. Menggenggam cita yang akan kau raih dengan
kekuatan yang kau miliki. Mengumpulkan serpihan semangat untuk mencapai segala
asa yang ada dalam hatimu.
Aku bertugas mengajarkan kebaikan, memberi
contoh teladan. Berharap kamu akan mengikuti apa yang aku perlihatkan. Aku
berkewajiban memperlihatkan keburukan, memberi sebuha konsekuensi atas segala
perbuatan. Lebih dari itu, segala keputusan mutlak ada di tanganmu. Akan selalu
kupanjatkan doa' demi kebaikanmu, demi kebahagiaan dirimu.
Kamu permata hatiku. Siapapun tidak punya hak
untuk menyakitimu. Aku akan sangat murka jika itu terjadi pada ragamu. Aku bisa
saja mengeluarkan kutukan jika hatimu terluka. Kamu separuh dari hidupku.
Sedihmu seperti mendung kelabu di mataku. Aku akan berusaha menjadi angin yang
akan meniup langit kelam itu. Aku pastikan bahwa cahayu akan mampu
membangkitkan semangatku.
Wahai Mawar Cintaku,
Ijinkan aku untuk terus menjadi temanmu. Dikala
suka maupun duka. Ceritakanlah segala apa yang kamu alami. Jadikan aku seperti
sahabat karibmu. Berbagilah tentang dunia yang sedang kamu alami. Jangan
sembunyikan apapun dariku. Aku mohon padamu, wahai mata hatiku. Tuangkan segala
keluh kesahmu padaku. Biarkan aku membantumu semampu diriku. Aku akan berjuang
agar bisa mengiringi hari harimu.
Duhai Mawar Hatiku,
Sinar mentari akan redup jika aku melihat
tetesan air di mata indahmu. Maafkan aku jika aku tanpa sengaja pernah menjadi
penyebab tetesan itu. Maafkan aku dengan segala keegoisanku yang tidak mampu
memahami segala tindak tandukmu. Maafkan aku yang seringkali meluapkan amarah
yang seharusnya bisa mereda saat mendengat tangis manjamu. Tegur aku jika
perilaku ini telah melebihi batas kewajibanku. Ijinkan aku untuk memperbaiki
hari sendu yang pernah ku hadirkan untumu. Kelak kamu akan mengerti kenapa aku
melakukan semua itu.
Suatu hari nanti, aku akan sangat merindukanmu.
Aku mohon padamu, jangan sekalipun melupakanku saat kamu tahu tentang luasnya
dunia. Ketahuilah, nak. Hidupku akan terasa sangat hampa tanpa melihat bayangmu.
Sadarilah, nak. Aku selalu ada untukmu. Datanglah padaku kapanpun kamu mau.
Diamanpun kaki melangkah, ingatlah aku selalu.
Tumbuhlah besar, nak. Jadilah dirimu sendiri
dengan segala kemampuan yang kamu miliki.
Pertahankan senyum itu, karena di sanalah letak
kebahagianku.
Tebar tawa itu, karena suaranya seperti bintang
- bintang yang menghiasi malam - malamku.
Aku mencintaimu selalu.
Mawar Hatiku.
Posting Komentar