√Tentang Keberanian.
Header catatantirta.com

Tentang Keberanian.




Udara sejuk masih tersisa ketika sang Pemanas Bumi mulai beranjak naik. Tanah penutup akar - akar tumbuhan masih terlihat basah akibat hujan kemarin. Hujan yang sudah lama dinantikan oleh banyak penduduk bumi yang mulai membengkak pulsa listriknya. Saat udara membuat titik - titik air di tubuh, tentu menyejukkan diri di kamar dengan pendingin menjadi pilihan yang sangat tepat. Menyegarkan untuk tubuh, tapi merogoh kocek lebih banyak untuk tagihan PLN. Tidak apalah ya mom, hanya saat musim pancaroba saja. Mudah - mudahan musim panas sedikit sejuk dengan siraman air langit yang lama dirindukan.
Pagi ini, perjalanan ke kamar mandi tidak perlu banyak drama. Cukup dengan pesawat terbang semua beres tanpa banyak negosiasi. Ya, si gadis sedang bersemangat untuk main di luar. Rasa penasarannya belum terjawab. Dia masih mengumpulkan keberanian untuk menaklukan permaianan itu. Meskipun sudah sering menyentuhkan, entah mengapa si gadis masih ragu. Nyalinya menciut ketika bangku besi yang di dudukinya mulai bergerak maju mundur. Tangannya mendadak dingin, memegang erat besi penyangga di kanan kirinya. Teriakannya nampak jelas mewakili rasa takut yang masih hinggap di jiwanya.
"Ayo, nak. Berpegang yang kuat, maka semua akan baik -baik saja." Mommy memberi Semangat.
Ternyata motivasi yang mommy berikan belum cukup untuk menutupi rasa takutnya. Keberaniannya masih tersembunyi, hanya mengintip di sela - sela hatinya. Ada rasa kesal di hati mommy. Kenapa sih untuk sekedar duduk dan menikmati alunan besi bergoyang saja tidak berani. Kenapa belum bisa menyatu dengan irama besi yang berderit ketika rantainya berayun. Ah, hampir saja mommy hilang kesabaran. Beruntung sepotong bolu cokelat sisa kemarin sudah mengendap di lambung, sehingga mampu menghambat aliran darah panas yang mulai naik.
"Ya sudah kalau belum berani, nanti kita coba lagi. Lihat teman - teman dulu supaya tahu cara mainnya. Nanti kalau sudah berani baru boleh coba main lagi." Mommy mencoba memberi solusi kecil pada si gadis.
Anak - anak lain mulai berdatangan. Mommy sengaja menyarankan untuk mengamati teman - temannya terlebih dahulu. Berharap dia bisa mengumpulkan energi keberaniannya. Beruntung dia menurut, menjauhkan sedikit tubuhnya dari kerumunan teman - temannya yang mulai bergiliran main. Beberapa teman mencoba mengajaknya untuk bergabung, tetapi dia menolak. Sepertinya rasa itu belum muncul, sehingga belum bisa menikmati serunya permainan. Tidak apa - apa, nak. Mommy akan terus mencoba menyemangatimu. Kumpulkan rasa itu, buatlah menjadi sebuah kesenangan. Hilangkan keraguanmu agara dapat menikmati setiap lantunan kegembiraan.






#SMANSAMenulis05
#Tantangan30hariMenulis
#SeptemberMenulis(26)


Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta