Udara
sejuk masih tersisa ketika sang Pemanas Bumi mulai beranjak naik. Tanah penutup
akar - akar tumbuhan masih terlihat basah akibat hujan kemarin. Hujan yang
sudah lama dinantikan oleh banyak penduduk bumi yang mulai membengkak pulsa
listriknya. Saat udara membuat titik - titik air di tubuh, tentu menyejukkan
diri di kamar dengan pendingin menjadi pilihan yang sangat tepat. Menyegarkan
untuk tubuh, tapi merogoh kocek lebih banyak untuk tagihan PLN. Tidak apalah ya
mom, hanya saat musim pancaroba saja. Mudah - mudahan musim panas sedikit sejuk
dengan siraman air langit yang lama dirindukan.
Pagi
ini, perjalanan ke kamar mandi tidak perlu banyak drama. Cukup dengan pesawat
terbang semua beres tanpa banyak negosiasi. Ya, si gadis sedang bersemangat
untuk main di luar. Rasa penasarannya belum terjawab. Dia masih mengumpulkan
keberanian untuk menaklukan permaianan itu. Meskipun sudah sering menyentuhkan,
entah mengapa si gadis masih ragu. Nyalinya menciut ketika bangku besi yang di
dudukinya mulai bergerak maju mundur. Tangannya mendadak dingin, memegang erat
besi penyangga di kanan kirinya. Teriakannya nampak jelas mewakili rasa takut
yang masih hinggap di jiwanya.
"Ayo,
nak. Berpegang yang kuat, maka semua akan baik -baik saja." Mommy memberi
Semangat.
Ternyata
motivasi yang mommy berikan belum cukup untuk menutupi rasa takutnya.
Keberaniannya masih tersembunyi, hanya mengintip di sela - sela hatinya. Ada
rasa kesal di hati mommy. Kenapa sih untuk sekedar duduk dan menikmati alunan
besi bergoyang saja tidak berani. Kenapa belum bisa menyatu dengan irama besi
yang berderit ketika rantainya berayun. Ah, hampir saja mommy hilang kesabaran.
Beruntung sepotong bolu cokelat sisa kemarin sudah mengendap di lambung,
sehingga mampu menghambat aliran darah panas yang mulai naik.
"Ya
sudah kalau belum berani, nanti kita coba lagi. Lihat teman - teman dulu supaya
tahu cara mainnya. Nanti kalau sudah berani baru boleh coba main lagi."
Mommy mencoba memberi solusi kecil pada si gadis.
Anak
- anak lain mulai berdatangan. Mommy sengaja menyarankan untuk mengamati teman -
temannya terlebih dahulu. Berharap dia bisa mengumpulkan energi keberaniannya.
Beruntung dia menurut, menjauhkan sedikit tubuhnya dari kerumunan teman - temannya
yang mulai bergiliran main. Beberapa teman mencoba mengajaknya untuk bergabung,
tetapi dia menolak. Sepertinya rasa itu belum muncul, sehingga belum bisa
menikmati serunya permainan. Tidak apa - apa, nak. Mommy akan terus mencoba
menyemangatimu. Kumpulkan rasa itu, buatlah menjadi sebuah kesenangan.
Hilangkan keraguanmu agara dapat menikmati setiap lantunan kegembiraan.
#SMANSAMenulis05
#Tantangan30hariMenulis
#SeptemberMenulis(26)
Posting Komentar