√Sekali Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui
Header catatantirta.com

Sekali Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui

Akhir pekan kali ini kami agendakan untuk bersilaturahim sekaligus berlibur. Tujuan kami ke arah Jakarta utara, tepatnya ke wilayah tanjung priuk. Ada apa di sana? Tentu semua sudah tahu wisata paling populer di Jakarta. Ya, Ancol. Destinasi terfavorit untuk warga Jakarta dan sekitarnya yang murah meriah. Bahkan ada isu terbaru bahwa gubernurnya akan menggratiskan tiket masuk. Sudah pasti setiap hari pantai Ancol akan ramai pengungjung. Tua, muda, anak - anak hingga dewasa akan hilir mudik menyambangi pantai ini.

Pasirnya telah di sulap menjadi putih membuat para pengunjung makin betah berlama - lama bermain di air. Belum terasa puas jika pakaian belum basah tersentuh air laut yang bersih. Hampir tidak ada sampai di sepanjang pantai. Puluhan tong sampah disediakan untuk menampung segala sisa bawaan para penikmat pantai. 

Meski banyak makanan yang dijajakan di tepi trotoar, namun para wisatawan lebih senang membawa bekal dari rumah mereka masing - masing. Termasuk saya yang dengan sengaja membawa sarapan pagi. Menikmatinya di tepi pantai berteman hembusan angin yang lembut.

Si anak balita sudah tidak sabar ingin bercanda dengan air. Melihat banyak sebayanya yang telah lebih dulu memenuhi bibir pantai membuatnya sangat bersemangat. Bergelut dengan air semakin nyaman karena banyak penjaga pantai yang ditugaskan untuk mengawasi para pengungjung yang tengah asyik bermain. Garis pantai juga di buat demi menjaga keselamatan. Pelampung berbentuk bola menyembul di permukaan air laut agar pengunjung mengetahui batas area yang boleh disambangi. Seru dan menyenangkan.

Ada lagi yang membuat data tarik pantai Ancol di pagi hari, yaitu senam gratis yang dilakukan persis di tepi pantai. Orang - orang dapat mengikuti gerakan para instruktur, menyeimbangkan diri sesuai dengan musik yang berdegup kencang. Sebagian orang pun bersenam di dalam air, sungguh semua bergembira. Apalagi semua ini gratis. Ups, tunggu dulu. Satu lagi yang membuat pengunjung makin betah di air. Sebuah atraksi heroik berupa permainan jet sky menjadikan suasana pantai semakin riuh. Basah, sudah tentu semua basah. Jangan ke pantai kalau tidak mau basah, yes.  

Puas mengaduk - aduk air laut, kita bisa membersihkan diri di tempat mandi yang sudah di sediakan pengelola. Sayang sekali tempat bilas yang disediakan masih belum cukup menampung banyak ya pengunjung yang ingin membersihkan diri. Namun, lagu - lagi semuanya tanpa merogoh kocek alias gratis. Makin lengkap alasan yang membuat warga berduyun - duyun menyambangi pantai Ancol. Cukup menyetorkan uang di gerbang masuk Ancol, senilai Rp.25.000 perorang, sudah bisa menikmati pantai dan beberapa fasilitas gratis dan menarik. Mudah - mudahan segera digratiskan supaya makin banyak pengunjungnya.

Masih banyak fasilitas gratis yang dapat dimanfaatkan para pengunjung. Bus wara - wiri di siapkan untuk mengantar para pengunjung yang ingin berkeliling melihat Ancol atau ingin berhenti di salah satu wahana lain, seperti Ocean Dream Samudra, Sea Word atau yang paling populer yaitu Dufan. Kemudian ada juga kereta gratis yang mirip dengan odong - odong. Kereta ini berjalan di atas rel, tetapi sayangnya hanya bukan untuk mengelilingi Ancol. Senagai pelengkap, ada permainan jungkat - jungkit dan ayunan yang bisa dipakai untuk bermain anak. Saya rasa uang masuk senilai Rp. 25.000 itu sudah wajar dan sebanding dengan fasilitas yang disediakan pengelola. 

Anak balita kami penasaran melihat perahu nelayan yang bertanggar di tepi pantai. Kami pun mengajaknya untuk mencoba perahu berkeliling pantai. Cukup dengan Rp. 10.000 per orang, maka perahu melaju di atas air laut yang tenang. Aliran air cenderung tenang, tidak ada gelombang tinggi yang menggoncang perahu kami. Menurut penuturan si empunya perahu, gelombang laut mulai tenang semenjak ada reklamasi pantai.

Bagi warga Cikarang seperti saya, kerta api menjadi pilihan transportasi yang tepat. Biayanya murah dan bisa langsung turun di stasiun Tanjung Priuk. Selepas stasiun tinggal pilih mode transportasi yang diinginkan, ada angkutan umum / komilet, taksi online, atau bisa juga menggunakan taksi biasa. Kami memilih taksi biasa untuk mengantar ke pantai Ancol. Keuntungan dari taksi biasa yaitu, supir dan mobilnya gratis alias tidak bayar, hanya penumpangnya saja yang bayar. Jika menggunakan taksi online, maka si supir dan mobil kena biaya karena dianggap sebagai mobil pribadi. Lumyanlah hemat sekitar Rp. 50.000, bisa buat tambahan beli bakso. 

Setelah puas menikmati beberapa wahana, kami memutuskan untuk mengunjungi salah satu saudara yang tinggal dekat dengan stasiun Tanjung Priuk. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Begitulah kira - kira gambaran dari akhir pekan kami. Pulangnya, jangan tanya lagi kami naik apa. Tentu saja kereta kembali jadi pilihan. Berjalan kaki sekitar sepuluh menit sudah sampai di stasiun. 

Happy weekend all. 






#Menulisharike24
#SMANSAMenulis05
#TantanganMenulis30hari
#September



Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta