|
Terkadang aku menjadi sangat khawatir saat sang Bayu bergerak
lebih kencang dari biasanya. Aku memikirkan dirimu yang terus berada di sana.
Aku berharap angin itu tidak membuatmu mual dan muntah - muntah. Apalagi jika
sampai membuatmu hilang keseimbangan. Aku akan menyesal jika semua itu terjadi
pada dirimu. Aku teramat menyayangimu.
Meski kamu sering membuat luka, aku tetap mengagumimu. Aku sudah
terlanjur jatuh cinta padamu. Aku sungguh ingin selalu melihatmu. Menikmati
indahnya hari bersama denganmu.
Aku sadar betul bahwa tidak mungkin bisa memilikimu seutuhnya.
Maka sebagai bukti cintaku padamu, aku rutin menyapamu. Aku selalu mengawasimu,
memastikan kamu baik - baik saja. Sesekali aku membawakan oleh - oleh agar kamu
menjadi semakin ceria. Ini bukan tindakan yang berlebihankan. Ini hanya bukti
nyata bahwa aku benar - benar peduli padamu.
Entah apa yang kamu pikirkan tentang aku. Tentang kehadiranku
yang tak pernah bosan menatapmu. Aku selalu menunggu moment terbaik dimana aku
bisa melihat kesuksesanmu. Mengikuti setiap proses perkembanganmu, hingga aku
sangat memahamimu.
Ketika senja datang, aku selalu berdo'a agar kamu bisa bertahan
dalam dinginnya malam. Ingin rasanya menjadi selimutmu, tapi itu tidak mungkin
aku lakukan. Aku hanya bisa melihat kegigihanmu di balik jendela kamarku.
Saat pagi menjelang, aku harus pastikan bahwa kamu masih
bersamaku. Hari - hariku akan suram jika tidak menatap cantiknya senyummu.
Nafasku sesak jika tidak merasakan harumnya desahan nafasmu. Waktu seakan
terhenti saat aku melihat kesusahanmu.
Aku mencoba kuat saat membersihkan bagian dari tubuhmu yang
berguguran. Aku tahu, itu sebuah proses yang wajar. Tapi rasa sedih itu tidak
bisa kututupi. Perlahan aku memandikanmu, menjaga agar kamu segar selalu. Aku
begitu menyayangimu.
Wahai bidadariku, hadirmu menjadi penyemangat hidupku. Ijinkan
aku terus menjagamu. Kuatlah bersama denganku. Aku berjanji akan terus
menjagamu. Hadirmu layaknya titik - titik hujan di musim kemarau. Memuaskan
ragaku yang haus akan kedamaian.
Duhai belahan jiwaku, tersenyumlah selalu saat aku mendekatimu.
Perlihatkan padaku akan santunnya dirimu. Beri kesempatan agar tidak ada lagi luka di diriku. Katakan jika
ada kekurangan pada diriku saat merawatmu. Ijinkan aku menjagamu setiap waktu. Berikan
senyum terbaikmu agar aku tahu bahwa kamu masih bersamaku.
Pagi itu, kamu mengejutkanku. Kamu memperlihatkan hasil dari
kerja kerasmu. Sebuah bakal keindahan muncul di ujung ragamu. Berusaha
menampakkan dirinya agar bisa membuktikan betapa hebatnya dirimu. Aku bersorak
girang. Aku bangga dengan kegigihanmu. Ini juga hasil dari pengabdianku
padamu. Aku makin jatuh hati padamu. Senyum yang pernah kuminta, kini
mulai merekah. Menciptakan keindahan yang luar biasa.
Aku menyentuhmu perlahan. Membelai dengan santun agar tidak ada
kesalahpahaman. Aku tidak ingin karena luapan emosiku akan berakibat buruk
padamu. Ingin rasanya memeluk erat dirimu, mengucapkan terima kasih atas
keindahan yang kamu berikan. Biarlah, aku peluk bayangmu saja. Ini sudah
mewakili rasa sayangku padamu.
Wahai cinta, teruslah berkembang. Berjanjilah akan segera
merekah. Menampilkan keindahan dirimu. Menebar bau khas yang amat kurindukan.
Rona merahmu selalu membuat hatiku berbunga. Layaknya dirimu yang segera
dipenuhi kelopak merah. Menebar harumnya dirimu.
Wahai mawarku, durimu tak akan pernah membuatku jauh darimu.
#SerpihanCahaya
#SMANSAMenulis05
#Tantangan30hariMenulis
#SeptemberMenulis(-11)
Posting Komentar