√Aljabar Linear
Header catatantirta.com

Aljabar Linear


Suatu pagi langit masih nampak gelap. Bulan sabit samar - samar terlihat di langit barat. Sepertinya cuaca mendung hingga semburat mentari belum juga terpancar di ufuk timur. Angin berhembus syahdu, mempermainkan daun - daun. Bergoyang seolah merayu, merindu hangat sinar matahari.
" Mano, ayo bangun. Air hangatnya sudah ibu siapkan di kamar mandi".
"Iya bu, lima menit lagi yah". Mano kembali memeluk guling kotak - kotak kesayangannya. Menggeliat, mengumpulkan sisa - sisa mimpi yang belum tuntas.
Tugas Aljabar Linear dari pak Hadi membuatnya begadang. Soal berjumlah 5 buah itu menghabiskan 10 lembar kertas ukuran A4. Pemaparan yang panjang dan rumit. Tetapi Mano harus menyelesaikannya, karena tugas itu adalah nilai untuk UTS. Pak Hadi, Mr. of matemathics, selalu menginginkan jawaban yang sempurna disetiap tugas yang ia berikan. Dosen bertangan dingin. Tatap mata yang tajam dan tegas. Penyampaian materinya selalu mengagumkan. Meski begitu, beliau seorang bapak yang baik hati juga berjiwa besar.
"Oke, cepat kumpulkan tugas yang bapak berikan minggu lalu. Ingat, kali ini yang bapak nilai bukan hanya jawaban tetapi juga kreatifitas".
Dengan cermat , pak Hadi mengamati tugas yang terkumpul. Beliau melihatnya satu per satu. Tiba - tiba ia bangkit dari tempat duduknya.
"Saya kecewa, kalian sebagai mahasiswa tidak mau berpikir. Hanya mencari nilai saja. Mengandalkan teman yang pandai. Bodoh, sungguh saya kecewa".
Dilanda kebingungan, Mano dan teman - teman sekelasnya hanya terdiam.
"Saya tidak akan tertipu dengan cover makalah yang bagus. Percuma tugas ini dibuat rapih, tetapi isinya hasil tangan orang lain. Saya pastikan orang ini mendapat nilai terendah. Saya kecewa".
Pak Hadi pun berlalu meninggalkan kelas. Kebingungan masih melekat di wajah Mano dan kawan - kawannya.
"Hei Mano, bukankah hanya tugas milikmu dan Tere yang dibuat berbentuk makalah?" Teriak Firman memecah hening.
"OMG, Tere gimana nih. Kayaknya pak Hadi salah paham sama tugas kita".
Mano dan Tere berlari mengejar pak Hadi yang sudah siap di atas sepeda motornya.
"Pak, sepertinya ada kesalahpahaman tentang tugas yang baru saja kami kumpulkan. Tolong dilihat dulu isinya pak, karena saya dan Tere tidak saling bekerja sama".
"Oh, jadi kalian pelakunya? D untuk kalian berdua".
Mano dan Tere berusaha menjelaskan bahwa mereka mengerjakan sendiri tugas itu. Isi dari makalah mereka pun berbeda. Mereka meminta pak Hadi mengoreksinya lebih detail. Tetapi semua percuma, pak Hadi berlalu meninggalkan mereka yang masih terengah - engah. Nafas pun belum teratur selepas lari dari lantai dua menuju tempat parkir. Guguran daun pohon angsana menemani rona sedih Mano dan Tere. Raut putus asa tidak terelak lagi.
"Mano, selamat ya. Kamu dapat nilai terbaik untuk Aljabar Linear. Terima kasih ya. Tidak sia - sia berjuang. Aku malu karena tidak berani menghadapi pak Hadi yang idealis. Di saat aku pasrah dengan tugas UTS kemarin, kamu mau berusaha. Thanks ya No. Aku senang walaupun tetap saja nilai ku di bawah mu".
"Syukurlah kalau begitu Re. Aku hanya mengupayakan apa yang menjadi hak ku. Lagi pula kesalahpahaman memang harus diluruskan. Beruntung pak Hadi sudi meneliti kembali tugas yang kita kumpulkan".
Mano menghela nafas lega. Bukan karena nilai yang ia peroleh. Tetapi karena berakhirnya permasalahan yang muncul akibat kertas foto copy itu. Yah, gara - gara rusaknya selembar kertas berisi 5 buah soal Aljabar Linear. Kertas itu ia fotocopy dan diletakkan pada halaman depan. Pak Hadi mengira bahwa itu mewakili semua isinya. Menduga Mano menduplikat tugas temannya.
Berulang kali Mano mengirim pesan singkat kepada pak Hadi. Memohon beliau untuk memeriksa kembali detail isi dari tugas yang ia kumpulkan. Di akhir semester Hadi pun memberi nilai baik karena memang jawaban milik Mano bukanlah hasil copy paste semata. Itu adalah hasil lemburnya bergulat dengan angka. Semalaman karena diketik rapih.
"Selamat siang semua, bapak ingin menyampaikan maaf kepada Mano, Tere dan juga kalian semua atas pikiran negatif saya. Terima kasih karena telah mengingatkan saya untuk lebih teliti dan menjauhi sifat buruk sangka".
Mano tersenyum, menganggukkan kepala menghormati jiwa besar Mr. of mathematics.

5 komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta
  1. Hiks, aljabar linier �� aku gak mudeng ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aljabar linear mumeti Pik.,angka karo huruf tok di jejer jejer,wkwkwkwkwk

      Hapus
  2. He..he..pengalaman pribadi bukan Dwi??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Ris.,tp si bapak sudah berpulang 2tahun selepas aq wisuda 😭

      Hapus
  3. He..he..pengalaman pribadi bukan Dwi??

    BalasHapus