Catatan ini adalah pengalaman kegagalan pertama kami di dunia camping. Keluarga Jejak Lampah mulai senang camping satu tahun belakangan. Diawali camping perdana kami di Sariater Campervan yang kemudian menjejaki beberapa tempat camping lainnya.
Banyak cerita yang terkumpul menjadi pengalaman berharga bagi kami. Bukan hanya kesenangan tetapi juga kekecewaan. Salah satunya adalah kegagalan kami camping di Pinus Ecopark, Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Bagaimana bisa gagal? Lanjut simak sampai selesai ya.
Rencana Camping di Pinus Ecopark
Keluarga Jejak Lampah mulai membuat rencana camping di Pinus Ecopark sejak bulan Desember 2024. Ada beberapa pilihan tempat camping dan kami memutuskan petualang selanjutnya ke Pinus Ecopark setelah menimbang beberapa alasan.
Seperti biasa kami selalu melakukan pengumpulan informasi melaui instagram, youtube, ulasan google, dan juga info dari teman. Setelah semua informasi lengkap, kami pun menentukan tanggal. Waktu liburan semester pertama anak-anak menjadi pilihan yang tepat.
Kami lalu menghubungi admin dari Pinus Ecopark untuk menanyakan semua hal terkait prosedur dan proses camping di sana. Kami juga melakukan booking tanggal agar semua mudah dan nyama ketika akan camping di Pinus Ecopark.
Prosedur Camping di Pinus Ecopark
Pinus Ecopark merupakan tipe campervan model kombinasi lapangan dan kavling. Jadi ada dua tipe lapak atau lahan yang bisa dijadikan tempat untuk mendirikan tenda. Kami memilih lapak di lapangan. Kami pernah camping dengan tipe lapak lapangan seperti ini di Emte Highland, Ciwidey, Bandung.
Prosedur camping di Pinus Ecopark yaitu :
1. Tentukan blok atau lahan mana yang akan dipakai untuk mendirikan tenda.
2. Siatem pembayaran di belakang setelah camping selesai.
3. Tidak ada kavling di lapak lapangana. Sistemnya "Siapa datang duluan, maka bebas memilih di mana akan mendirikan tenda.
Beberapa prosedur camping di Pinus Ecopark ini membawa kami pada sedikit cahaha dalam kesedihan.
Perjalanan Ke Pinus Ecopark
Kami pun bergabung dengan pengu njung lainnya. Hingga pukul sebelas siang kami bergerak meninggalkan Hibics Fantasy menuju pun menuju ke Pinus Ecoapark. Lokasi Pinus Ecopark dan Hibics Fantasy sangat berdekatan. Tak sampai 5 menit kamu sudah sampai di kawasan camping Pinus Ecopark.
Kegagalan Tak Membuat Jera
Keluarga Jejak Lampah mulai memasuki kawasan Pinus Ecopark sekitar pukul sebelas siang. Kami sudah menanyakan terkait lapak yang sudah kami pesan sebelumnya. Petugas bilang lapak masih ada pengunjung lain, namun bisa datang saja sambil menunggu pembongkaran tenda.
Jalanan menuju tempat camping awalnya bagus berupa landasan countblock. Namun kemudian jalanan berganti dengan batu pasir kasar tak rata. Sepertinya masih belum dibuat lebih bagus dan nyaman. Awalnya kami percaya diri dengan terus bergerak pasti. Namun tiba di tanjakan yang cukup tinggi, kendaraan kami mengalami spin. Berulang kami mencoba untuk bergerak normal namun tak kunjung berhasil. Spin terus terjadi hingga akhirnya kami memutuskan untuk mencari bantuan.
Saya turun dari mobil dan berjalan menuju are camping. Tepat di pintu masuk camping langsung memberitahu bahwa kendaraan kami spin di bawah dan butuh pertolongan. Respon petugasnya sangat baik. Mereka segera mengirim orang untuk menolong.
Langit siang itu nampak gelap. Awan kelabu menyelimuti langit dan menurunkan rintik hujan.
Kami melaju kembali mengarah ke lapak lapangan sambil didampingi petugas setempat. Menanyakan perlihal lapak camping yang akan lami gunakan untuk mendirikan tenda. Sayangnya lapak tersebut masih ada isinya. Dan sedihnya setelah ditanyakan ternyata sudah ada yang memesan lokasi tenda tersebut. Kami pun dibantu petugas untuk mencari lapak lain. Sayangnya kekecewaan kembali datang. Lapak di lapangan semua terisi. Barisan tenda tidak beraturan memenuhi lapangan.
Hujan turun tanpa diundang. Deras menghujam bumi yang belum kering akibat air semalam.
Kami berteduh di dalam mobil. Berbincang kembali tentang langkah yang harus kami ambil terkait lapak yang penuh. Ada lapak lain di sisi atas yang bisa kami tempati. Namun kami ragu karena harus loading alias mengangkat perlengkaoan camping secara manual dengan jarak yang lumayan jauh dan juga menanjak. Saya pribadi menolak untuk loading.
Hujan tak kunjung reda. Waktu salat dzuhur sudah lewata beberapa menit yang lalu. Kami pun memutuskan untuk turun menuju warung demi mengisi perur yang keroncongan. Mi instan menjadi pilihan tepat dikala hujan masih deras.
Selesai makan, kembali kami memastikan lapak pada petugas Pinus Ecopark. Ternyata banyak pengunjunh yang extend alias menambah hari untuk tetap camping karena cuaca tidak memungkinakan untuk bongkar tenda. Kami pun kembali bimbang. Sudah terlanjur sampai namun tidak ingin menyusahkan badan dengan loading perlengkapan camping.
Cukup lama kami kembali terdiam di dalam kendaraan hingga akhirnya memutuskan untuk pulang. Sekitar pukul empat sors kami pun pamit pada petugas Pinus Ecopark dan menginformasikan bahwa kami tidak jadi bermalam di sana.
Sesuai prosedur dari Pinus Ecopark yang mana pembayaran lapak dilakukan ketika sudah selesai, maka kami tidak dikenakan biaya apapun sebab belum menggelar tenda apalagi bermalam.
Ada rasa kecewa, sedih, dan lelah bercampur. Namun kami rasa keputusan untuk pulang adalah yang terbaik. Cuaca yang sedang hujan deras disertai angin menjadi faktor utama yang mendasari keputusan kami.
Semoga esom ada kesempatan lain untuk bisa camping di Pinus Ecopark. Kegagalan camping di Pinus Ecopark ino tidak membuat kami jera. Justru ini menjadi pengalaman bagi kami bahwa setiap rencana tak selalu berjalan sesuai keinginan. Ada kegagalan yang membawa kebaikan dan juga manfaat.
Salam camping.
Posting Komentar