Bismillah,
Serpihan perjalanan Keluarga Jejak Lampah
Sam Poo Kong merupakan salah satu destinasi wisata di daerah Semarang, Jawa Tengah. Sam Poo Kong berlokasi di Jl. Simongan No.129, Bongsari, Kec. Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah 50148.
Objek wisata Sam Poo Kong merupakan sebuah kelenteng yang dulunya menjadi tempat persinggahan dan pendaratan rombongan warga Tiongkok. Rombongan tersebut dipimpin oleh Laksamana Zeng He atau lebih dikenal dengan nama Cheng Ho. Laksamana Cheng Ho merupakan keturunan Tingkok yang beragama Islam. Laksamana Cheng Ho juga memiliki nama lain yaitu Sam Poo. Nama inilah yang sekarang digunakan sebagai nama Kelenteng Sam Poo Kong.
Perjalanan kami menuju Sam Poo Kong menggunakan bis Trans Semarang. Kami berangkat dari halte di dekat Museum Ranggawarsita. Tarif menuju Sam Poo Kong hanya Rp. 4.000 untuk orang dewasa dan Rp. 1,000 untuk anak-anak. Kami sampai di Sam Poo Kong sekitar pukul 12.00 wib. Tak jauh dari halte pemberhentian, kami cukup menyebrang dan sudah sampai di pelataran wisata Sam Poo Kong. Tanpa menunggu lama, kami langsung menuju loket pembelian tiket masuk. Harga tiket masuk Rp. 15.000 untuk dewasa dan Rp. 10.000 untuk anak yang sudah sekolah, bagi anak yang belum sekolah tidak dikenakan biaya alias gratis.
Masuk di area Sam Poo Kong, kami cukup senang karena banyak pepohonan jadi terasa adem. Namun, begitu kami menuju kawasan utama Sam Po Kong, terik matahari menyengat dan menyilaukan mata. Kepala agak berkunang menatap siang yang panas. Selain sinar matahari yang terik, kami juga dikejutkan oleh isi dari Sam Poo Kong itu sendiri, Jujur, kami agak kecewa dengan tarif yang dipasang oleh pihak Sam Poo Kong. Kami rasa dengan uang tiket yang kami bayar tidak sebanding dengan isi dari wisata itu sendiri. Terlebih lagi kami hanya diperbolehkan menjamah bagian aula dan pelataran yang luas tanpa pohon. Hanya ada beberapa patung kecil untuk berfoto dan patung besar Laksamana Cheng Ho di kejauhan. Jaraknya cukup jauh dari pintu masuk sehingga perlu melintasi lapangan yang luas dan panas.
Selain berfoto dengan beberapa patung dan foto estetik di tangga aula, para pengunjung hanya bisa , melihat kelenteng - kelenteng yang biasa dipakai untuk beribadah penganut Konghucu. bagi pengunjugn yang ingin melihat Kelenteng lebih dekat atau ingin masuk ke dalamnya, pihak Sam Poo Kong mengambil tarif yang berbeda dari tiket utama di pintu masuk. Jadi, ada dua kali pembayaran apabila para pengunjung ingin melihat seluruh isi dari objek wisata Sam Poo Kong. Tidak tanggung - tanggung, biayanya Rp. 20.000 untuk satu orang dewasa. kami merasa ini harga yang mahal bagi sebuah rumah ibadah di dalam kawasan wisata. Meskipun memang Kelenteng tersebut adalah tempat suci dan sakral bagi umat Konghucu, tetapi setidaknya jangan menjatukan tarif apabila ingin masuk ke wilayah Kelenteng.
Kami tidak puas selama mengunjungi Sam Poo Kong. Akan tetapi, tidak juga menyesal karena sudah mengunjunginya. Kami hanya berharap pihak pengelola Sam Poo Kong melakukan evaluasi lagi terhadap tarif masuk atau tiket untuk para pengunjung. Apabila dikaji lebih bijak mungkin saja akan lebih banyak pengunjung yang tertarik mendatangi Sam Poo Kong.
Di sisi samping pelataran atau lapangan, ada lokasi khusus bagi para pedagang minuman dan makanan. Harga yang dipasang masih masuk akal sebab masih umum untuk jajanan di tempat wisata. Sayangnya, tempat yang disediakan kurang bersih sebab terkontaminasi oleh kotoran burung dan banyaknya semut yang menghiasi meja dan kursi. Padahal, keberihan sebuha tempat jualan makanan dan minuman akan menjadi penilaian nomor satu para pengunjung.
Selesai berkeliling dan mengambil beberapa gambar, kami memutuskan untuk pulang. Rasanya sudah tidak ada yang bisa di eksplore lagi. Anak-anak pun tidak tertarik berlama-lama di sana.
Kami berharap akan ada perbaikan dari pihak pengelola sehingga makin banyak pengunjung yang akan datang ke Sam Poo Kong.
Posting Komentar