√Ulasan Novel Rindu Karya Tere Liye
Header catatantirta.com

Ulasan Novel Rindu Karya Tere Liye



Bismillah
Tere Liye, siapa yang tidak kenal dengan penulis kritis ini. Memiliki nama asli Darwis, Tere Liye sudah mulai berkecimpung di dunia kepenulisan sejak taun 2005. Sudah banyak buku yang ia lahirkan. Tak kurang dari 50 buku telah bertebaran di toko buku terkenal dan selalu best seller.

Novel-novel karya Tere Liye selalu dibumbui ilmu pengetahuan, sejarah, budaya, adat istiadat, dan juga teknologi. Walaupun sebagian besar novel yang dirilis adalah fiksi dan faksi, tetapi semua unsur pendukungnya membuat buku-bukunya seperti kisah nyata. Salah satu novel yang kental dengan sejarah bangsa Indonesia yaitu berjudul Rindu.

Berikut resensinya :

Judul                     : Rindu
Penulis                  : Tere Liye
Penerbit                : Sabak Grip Nusantara
ISBN                       : 978-623-95545-5-2
Jumlah halaman : 523 halaman
Harga                    : Rp. 89.000

Berlatar jaman penjajahan kolonial Belanda di sebuah kapal uap bernama Blitar Holland. Kapal uap tersebut merupakan kapal yang mengangkut rombongan calon haji dari beberapa pelabuhan di Indonesia. Jaman dulu, perjalanan haji menuju kota suci Mekah dilakukan menggunakan jalur laut dengan kapal uap selama kurang lebih 3 bulan lamanya. Hanya penduduk tertentu yang bisa berangkat naik haji sebab biayanya sangat mahal.

Masa itu, pertempuran melawan penjajah Belanda masih terus dilakukan oleh bangsa Indonesia. Semua aktivitas penduduk Indonesia dalam pengawasan tentara Belanda. Meski kebanyakan tentara Belanda terkenal kejam dan garang, namun ada sebagian kecil yang tidak mendukung pemerintahan Belanda. Salah satunya adalah kapten Phillips, pemimpim di kapal uap Blitar Holland. Kapten Phillips berteman baik dengan beberapa bangsawan dan tokoh-tokoh di Indonesia. Selama perjalanan haji, kapten Phillips memberikan pelayanan terbaik pada seluruh penumpangnya. Tidak membedakan satu dengan lainnya. Sebab semua orang ber hak merdeka.

Apa yang anda pikirkan ketika membaca judul dri novel ini?
Rindu
Apakah tentang sepasang kekasih yang saling merindukan?
Apakah tentang suami istri, kakak beradik, atau lainnya?
Jika anda belum membacanya secara keseluruhan maka jawaban itu bisa jadi salah.

Apalah arti memiliki?
Ketika diri kami sendiri bukan milik kami dan apalah arti dari kebahagiaan? Ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan dan juga sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan.
Apalah arti cinta?
Ketika kamu menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah?
Bagaimana mungkin kamu terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya sci dan tidak menuntut apapun?
Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan untuk melupakan saat kamu dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja?
Tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam novel Rindu memiliki kisah yang berbeda dengan latar belakang yang berbeda pula.
Daeng Andipati, seorang pedagang kaya menjadi penumpang di kapal Blitar Holland. Ia memiliki dua orang putri bernama Elsa dan Ana. Keduanya adalah anak perempuan yang cerdas dan salihah. Kemudian ada Gurutta Ahmad Karaeng. Beliau adalah seorang ulama besar dari kota Makasar. Gurutta Ahmad Karaeng sejatinya juga seorang aktivis kemerdekaan Indonesia. Beliau memilih jalur dakwah dan buku yang ditulisnya sebagai medan perjuangan melawan penjajah Belanda. Lalu ada Bonda Upe seorang wanita keturunan Tionghoa yang menjadi guru mengaji anak-anak selama berada di kapal uap Blitar Holland. Bonda Upe memiliki kisah kehidupan yang cukup dramatis dan juga memilukan. Setelah itu ada pasangan lanjut usia yang sangat terkenal di seluruh kapal dengan keromantisannya. Mereka adalah mbah Kakung Slamet dan mbah Putri. Pasangan lanjut usia ini akan memberi contoh kehidupan berumahtangga yang harmonis dan bahagia hingga ajal menjemput. Terakhir yaitu Ambo Uleng. Seorang pelaut Indonesia yang tangguh dan gagah perkasa. Usianya baru 24 tahun, namun kemahirannya di bidang pelaut tidak bisa dianggap remeh. Bersama dengan satu kamarnya yang bernama Ruben si Boatswain, Ambo Uleng mendapat beberapa pelajaran berharga.
Kembali soal Rindu.
Alur cerita dalam novel ini penuh misteri. Anda pasti tidak menduga bahwa inti dari sebuah rindu bukan hanya soal peraaaan cinta dan kenangan. Tetapi sungguh jauh lebih dari pada itu. Amda wajib membacanya hingga selesai tanpa terlewat satu episode pun.
Ada tiga point utama dari novel Rindu yaitu
1. Jangan lari dari kenyataan atas masa lalu yang membuat dirimu terkukung. Hadapilah masa lalu itu dengan gagah berani. Terimalah masa lalu itu sebab dengan menerimanya maka suramnya masa lalu akan memudar secara perlahan dan bisa jadi hilang.
2. Memaafkan masa lalu menjadi jalan terbaik agar diri bisa lepas dari masa lalu yang buruk dan terus menghantui.
3. Tutup dan sudahi masa lalu itu kemudian buka  lembaran kehidupan baru sebab dirimu berhak melanjutkan hidup dengan penuh kebahagiaan.
Konflik dalam buku ini terjadi beberapa kali pada setiap tokoh yang dimainkan. Mulai dari Daeng Andipati, Bonda Upe, mbah Kakung, Ambo Uleng, dan terakhir Gurutta Ahmad Karaeng. Setiap konflik memberikan pembelajaran berharga. Pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian dalam novel ini.
Akhir dari buku ini menjadi penutup yang menyejukkan. Bukan tentang rindu yang terobati. Tetapi tentang bahagia yang bisa diraih.
Para penggemar buku-buku Tere Liye wajib bawa memasukkan buku ini di rak bacaan anda.
Selamat membaca.

Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta