√Demam di Awal PTS
Header catatantirta.com

Demam di Awal PTS

Bismillah

Serpihan cerita sulung.

Minggu siang sulung nampak lesu. Ia enggan main di luar padahal kalau libur paling semangat sekaki main bersama teman sekitar rumah. Matanya tetlihat sayu dan sedikit berair. Benar saja, keningnya terasa panas. Tangan dan kakinya juga lebih hangat dari suhu normal. Langsung saja saya mengambil termoneter untuk mengukur suhu badannya. Layar di termometer menunjukkan angka 37.2⁰C. Tak menunggu lama segera saya mengeluarkan paracetamol dari kotak obat. Berdasar petunjuk yang tertera di kemasan paracetamol, ukuran untuk usia sulung adalah 10-15ml. Ohya, sebelum meminum paracetamol, sulung makan beberapa suap terlebih dahulu. Ini agar lambungnya lebih nyaman saat menerima paracetamol untuk dicerna.

Menjelang sore hari, suhu tubuhnya sudah mulai turun, sulung pun belajar sebagai persiapan ujian. Penilaian Tengah Semester atau yang disingkat PTS akan diĺaksanakan mulai hari senin besok. Saya sempat khawatir jika sulung masih demam maka akan ijin tidak masuk sekolah. Bersyukurnya meski masih tidak enak badan, sulung tetap semangat belajar. Good job, Nak. 

Selepas salat Maghrib, suhu badan sulung kembali naik. Segera ambil termoneter dan ukur suhu badannya. Layar termometer menunjukkan angka 37.6⁰C. Nah, suhunya justru lebih tinggi dari sebelumnya. Saya tanya pada sulung apa yang ia rasakan. Ternyata kepalanya agak pusing dan suaranya sedikit serak. Kembali saya memberikan paracetamol untuk sulung. Ukurannya pun masih sama yaitu 15ml sekali minum. Sebelum minum paracetamol tak lupa sulung makan terlebih dahulu meski ia merasa lidah dan mulutnya tidak enak saat mengecap makanan. Sulung memang tipe anak yang mudah untuk minum obat. Tanpa drama tanpa menangis, ia dengan senang hati minum obat. Apalagi paracetamolnya berupa sirup dengan rasa jeruk yang manis. Sulung tak menolak jika harus minum obat tiga kali sehari. 

Malam sebelum tidur, sulung masih sempat membaca buku pelajarannya. Saya membiarkannya karena tahu bahwa sulung memang tak ingin tertinggal pelajaran. Ia akan berusaha agar bisa mendapat nilai terbaik. Keteguhannya belajar sangat kami kagumi. Ia tetap berusaha mendapat yang terbaik. Sekitar 15 menit ia membaca buku pelajarnnya. Lalu saya mengingatkannya untuk segera tidur agar besok badannya bisa lebih baik dan semoga demamnya tak lagi datang.

Senin pagi, sulung terlihat lebib baik. Suhu badannya pun tak terlalu panas. Kembali saya mengukur suhu tubuhnya dan hasilnya cukup baik. Layar di termometer menunjukkan angka 36.2⁰C. Sebagai antisipasi, sulung tetap meminum paracetamol. Kemudian, ia bersiap sekolah seperti biasa dan kembali membaca buku sekolahnya sebelum berangkat ke sekolah. Pagi yang cerah mengiringi perjalanan kami menuju sekolah. Angin pagi berhembus lembut membelai setiap raga yang tengah beraktivitas. Laju motor kami berjalan mulus sampai di sekolah. Butuh waktu sekitar 10 menit bagi kami dari rumah ke sekolah.  langkah riang sulung selalu terlihat setiap kali kami sampai di sekolah. Ia menaiki tangga hingga lantai ketiga tempat ruang kelasnya berada.

Pukul 09:30 wib, saya berangkat menjemput sulung. Ia selesai sekolah pukul 10:00 wib. Tak lama menunggu, kami pun langsung pulang. Sulung nampak lesu dan badannga panas. Saya menambah kecepatan sepeda motor agar lebih cepat sampai di rumah. Cuaca siang itu cukup terik padahal masih sekitar pukul sepuluh pagi.

Sesampainya di rumah, sulung berjalan gontai. Ia mencuci kaki dan tangan kemudian berganti pakaian. Segera saya mengukur suhu tubuhnya dan benar saja suhunya mencapai 38.3⁰C. Lebih tinggi dari suhu sebelumnya bahkan ini yang tertinggi. Tak menunggu apapun segera saya mengajak sulung makan dan minum paracetamol. Setelah minum obat, sulung pun tidur dengan lelap.

Dua hari berjalan, saya hanya memberinya paracetamol. Hal ini karena belum terlihat penyakit apa yang diderita sulung. Gejalan tubuh panas atau demam bisa menjadi pertanda berbagai macam penyakit. Antisipasinya adalah dengan menjaga agar suhu tubuhnya tidak tinggi yang mungkin bisa mengakibatkan kejang.

Saat sulung tidur, saya memegang keningnya. Saya juga melihat tubuhnya mencari gejala lain yang mungkin timbul. Kebetulan sudah ada beberapa kabar tentang demam berdarah. Jadi saya khawatir sulung juga terkena demam berdarah. Alhamdulillah, tidak ditemukan bintik ataupun ruam di kulit sulung. Saya sedikit lega dan tetap siaga memantau suhu tubuhnya.

Alhamdulillah, di hari selasa kondisi sulung semakin membaik. Sepertinya tubuh sulung berhasil melawan virus yang menyerang. Daya tahan tubuhnya baik sehingga demam sudah tidak muncul lagi dan tidak ada gejala penyakit lain.

Sehat-sehat ya, Nak

PTS masih berlanjut delapan hari kedepan.

Semangat.


Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta