Bismillah,
Serpihan cerita kami dalam menunjukkan bahwa Allah SWT Maha Pencipta Alam Semesta.
Minggu, 28 Agustus 2022.
Petualangan kami di kota Bandung sangat menyenangkan. Setelah mendaki gunung di Taman Langit, Pangalengan, kami lanjut menjelajah ke Kawah Putih, Ciwidey. Keduanya masih berada di wilayah kota Bandung. Jika Taman Langit berada di puncak bukit, berbeda dengan Kawah Putih. Kawah Putih, Ciwidey terletak di cekungan gunung. Kawah Putih ini berupa danau sulfur atau belerang yang mengeluarkan kepulan asap putih. Pemandangannya hanya seputar kabut atau asap yang keluar dari danau yang tak nampak airnya. Hanya kepulan asap dan angin dingin yang menyelimuti kawah. Juga sesekali hujan turun tanpa terduga. Kadang deras, tak jarang pula hanya gerimis sesaat.
Perjalanan ke Kawah Putih, Ciwidey dimulai setelah kami mengunjungi Taman Langit. Sebelum berangkat, kami check out terlebih dahulu dari penginapan. Kami juga menikmati baik kuda yang menjadi salah satu fasilitas tambahan dari villa tempat kami menginap. Nanti akan kami ceritakan serunya anak-anak menunggang kuda.
Sekitar pukul 11:00 wib, kami beranjak dari peternakan kuda. Google map langsung diatur menuju Kawah Putih, Ciwidey. Perjalanan yang kami lalui sekitar 59 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam. Tak lupa sebelum berangkat, kami memberi tahu anak-anak tentang tempat akan akan kami tuju. Sekilas kami menjelaskan situasi di Kawah Putih. Kami juga memberikan video terkait Kawah Putih melalui beberapa chanel youtube. Anak-anak menjadi penasaran dan antusias ingin melihat kepulan asap putih. Meski teringat bau belerang saat di Dieng, tetapi sulung kami yang sudah besar masih antusias.
Pukul 12:00 wib kami memutuskan untuk beristirahat sejenak. Shalat Zuhur lanjut makan siang di salah satu rumah makan. Rumah makan yang kami singgahi cukup baik. Ada fasilitas musala yang bersih. Mukena dan sarung juga disediakan di sana. Selain itu, toilet rumah makan ini juga bersih dan terawat. Tak menyesal kami mampir. Menu makanan yang disajikan juga bervariasi. Banyak pilihan makanan enak dengan harga yang masih pantas untuk sebuah rumah makan. Berhubung kami shalat bergantian dan juga makan siang, pukul 13:30 wib kami bau beranjak dari rumah makan tersebut. Tak lupa kami juga mampir ke pom bensin terdekat untuk mengisi bahan bakar.
Roda kendaraan berputar kembali setelah satu setengah jam lebih beristirahat. Jalanan berkelok dan juga naik turun menjadi sajian lalu lintas yang penuh tantangan. Sesekali kami sengaja bersorak saat tanjakan. Sekali waktu kami juga bersorak ketika turunan curam dan berbelok. Suasana di dalam kendaraan menjadi lebih seru dan menyenangkan. Kami menikmati setiap perjalanan dengan berbagai cara. Terkadang kami bernyanyi bersama, main tebak-tebakan, dan keseruan lainnya. Sebisa mungkin suasana selalu menyenangkan.
Kurang lebih pukul 15:00 wib kami sudah masuk di kawasan Kawah Putih. Proses pembelian tiket berada di gerbang utama. Keluarga kami terhitung tiga dewasa sebab anak di atas lima tahun sudah dikenakan biaya tiket penuh. Adik yang berusia tiga tahun belum masuk hitungan. Sedangkan sulung yang berusia delapan tahun sudah terhitung tiket satuan. Setelah membeli tiket, ternyata perjalanan menuju Kawah Putih masih cukup jauh. Sekitar 5,6 Km lagi untuk sampai di Kawah Putih. Kami diarahkan melewati hutan lindung yang dikelola oleh perhutani setempat. Barisan pohon tinggi dan besar berdiri di kanan dan kiri. Kicau burung tak henti tanpa bisa melihat di mana para burung itu bertengger. Hutannya cukup lebat dan teduh sehingga menciptakan suasana alam yang sangat asri. Sayangnya, jalan yang kami lewati rusak. Banyak lubang di jalan yang menghambat laju kendaraan. Jalanan tersebut sepertinya tidak terawat. Sulit mencari jalan yang mulus sehingga kendaraan banyak berguncang ke sana ke mari. Kami berharap pengelola kawasan Kawah Putih bisa segera memperbaikinya.
Sampai di Kawasan parkir, ada sambutan yang membuat kami kurang nyaman. Para penjaja payung menawarkan sewa payung berebut dan agak memaksa. Harga yang diberikan pun tak sama, pintar-pintarnya kami menawar saja baru mendapat harga yang murah. Selain itu, payung yang disewakan pun sudah banyak yang karatan. Terlihat rapuh dan sulit dibuka maupun tutup. Ohya, penyewaan payung ini marak sebab hujan sering datang tiba-tiba dan tidak ada tempat berteduh ketika berada di pusat Kawah Putih. Jadilah banyak disewakan payung pada para pengunjung.
Dari area parkir, kami berjalan menuruni anak tangga. Tidak terlalu jauh untuk sampai di pusat Kawah Putih. Saat kami datang, kawasan Kawah Putih sangat ramai. Banyak pengunjung dengan seragam sama. Namun tak jarang pula yang bebas merdeka seperti kami. Perlahan kami mendekati pusat kawah. Kepulan asap muncul di permukaan menutupi kawah. Asap itu naik membentuk kabut yang cukup tebal. Namun, kabut tersebut cepat menghilang tertiup angin yang cukup kencang.
Ada banyak tumbuhan tanpa daun mengitari kawah. Kayu-kayu kering sengaja didekorasi sebagi tempat berfoto mendokumentasikan kunjungan ke Kawah Putih. Kami berkeliling dan sesekali mendekati batas kawah. Penasaran dengan warna airnya yang tak nampak sebab terhalang asap yang terus keluar. Beruntungnya, bau yang muncul dari asap di Kawah Putih ini tidak terlalu menyengat. Kami yang tidak menggunakan masker masih bisa bernapas dengan nyaman. Kami pun tidak melepas kesempatan untuk berfoto. Beberapa titik menjadi tempat kami mendokumentasikan perjalanan kami di Kawah Putih, Ciwidey. Dokumentasi ini yang nantinya akan menjadi cerita saat anak-anak telah beranjak dewasa. Mungkin juga akan kami ceritakan pada cucu-cucu kami di kemudian hari.
Setelah puas berkeliling dan berfoto, kami memutuskan untuk segera pulang. Cuaca di sekitar kawah cepat sekali berubah. Selama kami di kawah, gerimis datang beberapa kali. Langit yang nampak mendung menjadi alasan kami untuk segera pulang.
Perjalanan kami ke Kawah Putih Bandung ini menjadi media anak-anak untuk lebih dekat mengenal alam ciptaan Allah SWT. Anak-anak belajar tentang adanya kawah di gunung yang mengeluarkan asap dari dalam kawahnya. Anak-anak juga belajar menjaga kelestarian alam agar keseimbangan tetap terjaga. Selama perjalanan, kami juga mengasah empati anak ketika melihat para penjaja sewa payung dan pedagang oleh-oleh di sekitar tempat wisata. Tak terlewat juga kami mengajarkan aturan di setiap tempat itu berbeda-beda. Contohnya pemberlakuan tiket wisata berdasarkan usia, pengaturan tempat parkir kendaraan, dan juga batas langkah ketika berada di sebuah tempat. Kami selalu menyelipkan sedikit pembelajaran pada anak-anak agar mereka bisa mengambil manfaat dalam setiap aktivitas yang dilakukan.
Buat kalian yang ingin berkunjung ke Kawah Putih, kami sarankan datang siang hari untuk menghindari hujan dan kabut. Pastikan kendaraan anda siap untuk melintasi jalanan berliku yang naik dan turun. Juga jalanan berlubang yang semoga segera diperbaiki oleh pengelola wisata Kawah Putih. Selebihnya, siapkan hati yang gembira dan rasa syukur berlimpah atas ciptaan Allah SWT yang selalu tidak ada duanya.
Posting Komentar