Bismillah
Serpihan cerita kami.
Sedikit cerita perjalanan pertama kali bersama dua anak perempuan tanpa suami. Jarak yang kami tempuh kurang lebih 45 Km menurut perhitungan google map dan juga aplikasi taksi online. Rencana perjalanan ini sudah kami diskusikan sejak dua hari sebelumnya. Saya bersama anak-anak menyusul suami yang saat itu akan melakukan pertemuan dinas di daerah Bogor Raya. Perjalanan menggunakan taksi online ini sudah disetujui oleh suami. Beliau yang menyarankan kami menaiki taksi online dibandingkan dengan kereta listrik atau KRL. Alasannya adalah setiap hari jumat, sarana kereta api listrik akan sangat padat. Setiap gerbong penuh sebab banyak pada pekerja yang pulang ke rumah masing-masing. Meski wanita yang membawa anak masuk pada kategori penumpang prioritas, namun suami tetap khawatir saat transit di salah satu stasiun. Stasiun tersebut biasanya menjadi stasiun transit yang akan sangat ramai di jari jumat dibanding hari kerja lain.
Demi mendukung perjalanan kami menggunakan taksi online, suami juga telah mengisi Ovo yang menjadi media pembayaran taksi online. Sebenarnya bisa juga menggunakan uang cash, namun media uang digital lebih praktis dan mudah digunakan. Selain mengisi dompet online, suami juga memberi arahan rute yang nantinya akan ditempuh menuju hotel tempat ia menginap. Rincian biaya tol.pun disampaikan sebab ongkos pembayaran tersebut tidak termasuk dalam harga atau taksi online.
Jumat, 19 Agustus 2022. Pukul 14:30 wib langkah awal kami berangkat dari rumah. Sebelumnya saya menjemput sulung ke sekolah terlebih dahulu. Sulung kami sekolah dari pagi hingga pukul 14:00 wib. Setelah sulung pulang sekolah, kami pun segera berangkat. Semua persiapan sudah saya kemas sejak pagi hari. Semua kebutuhan selama dua hari masuk ke dalam satu tas punggung dan satu tas jinjing. Ketika semua sudah siap, sebuah mobil ojek online saya pesan melalui aplikasi ojek online yang sudah terkenal yaitu Grab. Tak butuh waktu lama untuk mendapatkan kendaraan online ini. Banyak pengendara yang telah menjadi anggota taksi online sehingga kami sebagai pelanggan sangat mudah mencarinya.
Sekitar lima menit, mobil yang kami pesan sudah tiba di depan rumah. Kami pun segera bersiap dan berangkat. Kendaraan berwarna hitam dengan plat nomor kota Karawang menjadi akomodasi kami menuju hotel Ibis Styles Bogor Raya. Perkiraan lama perjalanan sekitar 2 ½ jam dengan jarak tempuh kurang lebib 45 km. Sopir yang membawa kami cukup ramah. Berdasarkan obrolan singkat kami, beliau tinggal di daerah Karawang dan sudah lama bekerja sebagai sopir online. Saya tak banyak berdialog dengan pak sopir. Hanya basa basi sekadarnya saja supaya suasana lebih terasa nyaman.
Sudah lama sekali kami tidak menggunakan taksi online. Kali jni saya mendapat sopir yang sedikit kurang kesopanannya. Beliau melepas maskernya selama di dalam mobil. Padahal saat ini pandemi Covid 19 masih ada dan kami semua dihimbau untuk tetap menggunakan masker saat berada di dalam ruangan termasuk kendaraan. Apalagi kami berada di kendaraan umum seharusnya pak sopir lebih tertib. Penggunaan masker ini menjadi titik awal kecurigaan saya bahwa pak sopir kurang rasa tata kramanya.
Benar dugaan saya. Selama perjalanan, sopir online yang membawa kami makan makanan ringan dengan suara yang tidak enak di dengar. Menurut saya sikap sopir ini kurang sopan dengan pelanggan. Sopir dengan santainya makan dan minum selama perjalanan dan itu membuat saya tidak nyaman. Berlanjut saat akan memasuki jalan tol, sopir tersebut melanggar rambu lalu lintas. Sopir menerobos lampu lalu lintas yang saat itu masih menyala merah. Posisinya saat itu kendaraan yang kami naiki terlambat melintas karena lampu lalu lintas sudah berubah merah. Posisinya memang sangat tanggung. Pak sopir berhenti di luar garis merah dan tanpa menunggu lampu berubah hijau, mobil yang kami naiki melaju saat jalan terlihat kosong. Akibatnya, kami hampir tertabrak truk yang melintas dari arah lain. Sopir truk berteriak memperingatkan sopir online yang membawa kami.
"Lihat lampu merah, woy." Begitu teriak sopir truk pada sopir taksi online kami.
Dengan wajah tanpa rasa bersalah, sopir mobil online kami justru balik berteriak.
"Kayak ga pernah ngelanggar aja, lu." Teriak pak sopir sambil membuka jendela mobil.
Kejadian ini membuat saya semakin tidak nyaman. Dalam hati ingin memberi rating jelek, tetapi saya urungkan. Rating jelek akan sangat berpengaruh pada nilai si sopir dan saya tidak mau melukai pekerjaannya. Saya tetap memberinya lima bintang dan ulasan yang baik. Selain bersikap kurang sopan dan agak urakan, pak sopir juga beberapa kali batuk tanpa menggunakan maskernya. Hal ini semakin membuat suasana lebih tidak nyaman. Ingin rasanya segera sampai ke tempat tujuan. Namun, saya bertahan hingga dua jam di dalam kendaraan.
Kami bertahan selama dua jam dengan Sikap arogan dan kurangnya kesopanan pak sopir online. Walau bagaimanapun, beliau cukup baik dalam berkendara. Kecepatan mobilnya standar san tidak sembarangan selama di jalan raya. Ini menjadi nilai baik dari sopir online yang kami gunakan.
Selama perjalanan menempuh jarak 45 Km, dua putri kesayangan berlaku sangat naik. Mereka tenang di dalam mobil. Bahkan keduanya sempat tertidur. Aduk yang biasanya minta susu pun bersikap sangat baik. Sikap dua anak perempuan saya ini sungguh di luar dugaan. Biasanya mereka terus bergerak meski di dalam kendaraan. Namun saat di taksi online mereka menjadi anak yang sangat manis.
Pengalaman menggunakan kendaraan online ini menjadi pelajaran bagi kami untuk bersikap tetap tenang meski suasana tidak nyaman. Mungkin lain waktu kami akan menggunakan fasilitas umum lain seperti kereta api atau bus. Akan sangat menyenangkan bisa mencobanya.
Posting Komentar