Bismillah,
Dua malam belakangan , saya lebih banyak terjaga di malam hari. Biasanya hanya dua atau tiga jam sekali bangun untuk menyeduh susu. Tetapi, dua malam terakhir berbeda. Hampir tidak terlelap semalaman sebab setiap 15 menit adik terbangun sambil menangis. Sudah dua malam adik gelisah saat tidur. Ini dikarenakan flu dan batuk yang menyerang badannya. Alhamdulillah, batuk pilek adik tidak disertai demam. Sebelumnya adik sempat demam, namun demam yang muncul sebelum batuk pilek sudah turun. Saya sudah menduga kalau demam adik pertanda ada yang masalah dalam tubuhnya. Dan benar saja, muncul batuk dan flu di hari berikutnya.
Memasuki usia tiga tahun lebih, adik belum tahu caranya membuang dahak ataupun ingus yang akan keluar dari tenggorokannya saat ia batuk. Setiap kali adik batuk, maka dahak yang akan keluar selalu ditelannya lagi. Satu kelucuan adik yaitu setiap kali merasakan hal yang tidak bisa ia lakukan, maka dia akan menangis. Misalnya saja saat kami mengajarinya meniup ingus yang ada di hidungnya. Adik belum bisa melakukannya meski berulang kali kami ajari dan contohkan. Adik akan menangis sambil berkata, "ndak bisa, Mommy." Dengan lugunya ia berkata sambil berlinang air mata. Ini terjadi juga ketika kami mengajarinya membuang dahak. Adik menangis sambil membuka mulut dan menjulurkan lidahnya. Jika sudah begini, kami hanya bisa menenangkannya. Mengelus punggungnya dan membuatnya lebih nyaman. Lalu bagaimana batuk akan reda jika dahak tidak bisa dikeluarkan? Dahak adik hanya akan keluar saat ia muntah. Muntah yang disebabkan karena ia menangis lama.
Melihat adik yang belum juga membaik, saya pun melalukan tindakan pertama yaitu mengupas beberapa butir bawang merah dan diberi minyak kayu putih. Bawang merah berfungsi menangkap virus yang ada di sekitarnya. Sedangkan minyak kayu putih membantu melegakan pernapasan. Cara membuat racikan alami ini sangat mudah. Bawang merah yang telah dikupas, dipotong sembarang dan diletakkan dalam wadah. Setelah itu, teteskan atau tuang minyak kayu putih ke dalam wafah yang berisi potongan bawang merah. Kemudian, ramuan alami yang telah saya buat tersebut di dekat dengan adik yang sedang tidur. Aroma bawang merah dan minyak kayu putih akan terhirup maksimal karena posisi yang dekat. Saya menggunakan wadah plastik agar lebih aman.
Selain tindakan alami dengan membuat campuran bawang merah dan minyak kayu putih, saya pun membeli obat batuk dan flu di apotek terdekat. Pembelian obat yang saya lakukan tidak menggunakan resep dokter. Saya memakai obat yang dianjurkan oleh apoteker di apotek tersebut. Berdasarkan pengalaman pribadi, apoteker du apotek dekat rumah memiliki saran obat yang cukup bagus.
Sebenarnya, adik susah untuk minum obat. Selama ini jika sakit, maka drama minum obat selalu terjadi. Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, bahwa adik akan menangis ketika dihadapkan pada sesuatu yang ia belum mampu. Begitupun dengan minum obat. Adik akan menangis. Namun, sungguh diluar dugaan. Ketika kami memberitahu adik untuk minum obat, ia setuju dengan ekspresi bahagia. Tidak ada tangisan maupun penolakan. Proses minum obat berjalan sangat lancar. Kami sampai terheran-heran. Bahagianya kami memdapati adik sudah mau dan mudah minum obat.
Ohya, obat yang kami berikan pada adik masih dalam bentuk sirup atau cair. Jadi, adik mudah menelannya.
Alhamdulillah, menginjak hari kelima batuk dan flu adik mulai berkurang. Kesehatannya mulai membaik dan semakin ceria. Saat malam hari pun adik sudah tidak terjaga lagi. Tidurnya pulas tanpa gelisah.
Terima kasih adik sudah pintar dan bersedia minum obat. Insya Allah bisa lekas sembuh ya.
Aamiin.
Posting Komentar