√Pendidikan Fitrah Seksualitas Sejak Dini
Header catatantirta.com

Pendidikan Fitrah Seksualitas Sejak Dini




Fitrah seksualitas merupakan cara seseorang berpikir , merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai laki-laki sejati maupun sebagai perempuan sejati.
Pendidikan tentang fitrah seksualitas dilakukan oleh orangtua, sejak anak baru lahir. Keberadaan sosok ayah dan ibu tidak boleh hingga anak memasuki fase aqil baligh.
Berikut ini tahapan dalam melakukan pendidikan fitrah seksualitas,
1. Usia 0-2 tahun.
Kehadiran dan kelekatan orangtua dengan anak dilakukan sejak anak baru lahir. Pada usia ini, anak laku-laki dan anak perempuan didekatkan pada ibunya melaui proses menyusui.
2. Usia 3-6 tahun
Pada tahap ini, anak laki-laki dan perempuan didekatkan pada kedua orangtuanya agar konsep diri tentang gender dipahami oleh anak.
3. Usia 7-10 tahun
Usia 7-10 tahun ini menjadi awal pemisahan cara mendidik fitrah seksualitas.
Anak laki-laki di dekatkan pada ayahnya agar tumbuh sifat-sifat maskulinitas. Sedangkan anak perempuan didekatkan pada ibunya agar tumbuh sifat feminitasnya.
4. Usia 11-14 tahun
Semakin bertambah usia anak maka pendidikan seksual terus meningkat. Setelah anak tuntas dengan teladannya masing-masing, maka kini saatnya mengenal sisi lain. Anak laki-laki mulai didekatkan dengan ibunya agar dapat memahami perempuan dari cara pandang seorang ibu.
Begitupun sebaliknya, seorang anak perempuan didekatkan pasa ayahnya agar dapat memahami laki-laki dari cara pandang seorang ayah.
5. Usia 15 tahun
Memasuki usia 15 tahun, fitrah seksualitas anak sudah tuntas, kokoh paripurna. Anak laki-laki telah matang fitrah seksualitas kelekakiannya/maskulinitasnya. Anak perempuan telah matang fitrah seksualitas keibuannya/feminitasnya.

Jenjang pendidikan fitrah seksualitas menjadi modal bagi para orangtua agar dapat mendidik anak-anaknya dengan tepat sesuai usianya. 
Kelekatan dan kedekatan antara anak dengan orangtua menjadi kunci keberhasialn pendidika fitrah seksualitas anak. Apabila ada ketimpangan atau penyimpangan seksualitas, maka kemungkinan dsebabkan oleh kurangnya peran orangtua dalam pendidikan seksualitas. Sehingga, kelekatan orangtua dan anak tidak kuat/longgar. Demi menghindari terjadinya penyimpangan fitrah seksualitas, sebaiknya kuatkan pondasi dari dalam rumah dan hindari aktifitas yang dapat menimbulkan benih-benih penyimpangan tersebut. Misal, hindari memakaikan aksesoris perempuan pada anak laki-laki atau sebaliknya.



Refefensi :
- Harry Santosa, Fitrah Based Education, 2018.
- Febriani Almeera, Fitrah Seksualitas, Saatnya Ibu Menjadi Ibu, 2018.


#HariKe_2
#Bunsaylevel11
#Fitrahseksualitas
#kuliahbundasayangIIP
#Bunsay4Bekasi
#Level11Bunsay4Bekasi



Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta