Materi pertama pada kelas bunda sayang level 11 kali ini adalah mengenai perbedaan gender.
A. Pengertian Gender
Ada beberapa pengertian Gender, yaitu :
- Gender adalah hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan. Merujuk pada hubungan antara laki-laki dan perempuan, dan bagaimana hubungan itu dikontruksikan. (Presentasi Kespro-Gender)
- Gender adalah serangkaian karakteristik fisik dan psikologi yang membedakan maskulinitas dan feminitas. Dalam kehidupan manusia, gender dibagi menjadi dua yaitu laki-laki (maskulinitas) dan perempuan (feminitas).
Setiap manusia dilahirkan dengan membawa fitrahnya masing-masing. Memiliki gender berbeda yang akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrah seksualitasnya.
Fitrah seksualitas adalah tentang bagaiman seseorang berfikir, merasa, dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai laki-laki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Dalam proses menumbuhkan fitrah seksualitas, peran dan kehadiran orangtua menjadi sangat penting. Kedekatan orangtua dengan anak juga menjadi kunci ketika mengenalkan perihal seksualitas.
Dalam proses menumbuhkan fitrah seksualitas, peran dan kehadiran orangtua menjadi sangat penting. Kedekatan orangtua dengan anak juga menjadi kunci ketika mengenalkan perihal seksualitas.
Fitrah sendiri memiliki beberapa arti.
Bersumber dari buku FBE karya Ust. Harry S.
Dalam bahasa Arab, Fitrah mempunyai arti belahan, muncul, kejadian, penciptaan, sifat pembawaan sejak lahir
Dalam bahasa Arab, Fitrah mempunyai arti belahan, muncul, kejadian, penciptaan, sifat pembawaan sejak lahir
Fitrah juga bisa diartikan suci atau kembali ke asal.
B. Pengenalan Perbedaan Gender pada Anak
Mengenalkan tentang perbedaan gender pada anak adalah penting. Hal ini erat kaitannya pada perkembangan dan pembentukan pola perilaku dan kepribadian anak pada masa dewasa kelak.
Pendidikan tentang seksualitas ini sudah dimulai sejak anak baru lahir.
Pada usia 0-2 tahun, anak laki-laki maupun perempuan didekatkan pada ibunya melalui proses menyusui. Kemudian, pada usia 3-6 tahun, anak laki-laki ataupun perempuan harus dekat dengan kedua orangtuanya (ayah dan ibu). Kedekatan ini bertujuan agar anak memiliki keseimbangan emosional dan rasional.
Lalu berlanjut hingga anak mencapai usia dewasa.
Saat anak lahir yang kemudian diketahui jenis kelaminnya, maka orangtua secara naluri akan memberikan bermacam kebutuhan dan aksesoris sesuai dengan gender anak. Mulai dari pakaian, tempat tidur, dan berbagai jenis pernak-pernik anak yang lucu dan menggemaskan menghiasi hari-hari mereka.
Pemberian atau pemakaian segala yang melekat pada anak, sejatinya menjadi media pengenalan tentang gender anak.
Mulai dari anak lahir, orangtua sudah memberi stimulus terkait jati diri anak terutama tentang jenis kelaminnya. Anak disajikan dengan bermacam media yang secara tidak langsung menjadi jembatan pengenalan fitrah seksualitasnya.
1. Anak Laki-Laki
Anak laki-laki memiliki karakteristik maskulinitas. Jadi orangtua sebaiknya mengenalkan segala hal yang dapat menumbuhkan sifat maskulin tersebut.
Contoh:
-Pemilihan warna pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris lain untuk anak laki-laki biasanya menggunakan warna biru, hijau, atau merah.
- Jenis mainan berupa bola, mobil, motor, kereta, dll.
- Gaya rambut selalu pendek, tanpa poni.
- Aksesoris yang digunakan topi.
- Menggunakan celana, baik panjang maupun pendek.
2. Anak Perempuan
Anak perempuan memiliki karakteristik feminitas, cenderung lebih kalem, dan lembut. Pengenalan tentang jati dirinya pun dianjurkan berbagai media yang dapat menumbuhkan sifat feminitasnya tersebut.
Contoh :
- Pemilihan warna untuk kebutuhan dan aksesorisnya berupa warna-warna yang lembut seperti, merah muda, ungu, kuning, dll.
- Jenis mainannya berupa boneka, mainan masak-masakan, dll.
- Gaya rambut anak perempuan yang panjang dan rapi. Biasanya diberi aksesoris jepitan ataupun bando.
- Menggunakan rok ataupun dres.
Melalui hal-hal yang melekat pada anak dan juga kedekatannya dengan orangtua, maka fitrah seksualitas anak akan tumbuh dengan baik sesuai dengan gendernya.
Anak akan mengenali dirinya dan dapat membedakan antara dirinya dengan yanh lain, terutama untum yanh berbeda jenis kelamin.
Pada usia 0-2 tahun, anak laki-laki maupun perempuan didekatkan pada ibunya melalui proses menyusui. Kemudian, pada usia 3-6 tahun, anak laki-laki ataupun perempuan harus dekat dengan kedua orangtuanya (ayah dan ibu). Kedekatan ini bertujuan agar anak memiliki keseimbangan emosional dan rasional.
Lalu berlanjut hingga anak mencapai usia dewasa.
Saat anak lahir yang kemudian diketahui jenis kelaminnya, maka orangtua secara naluri akan memberikan bermacam kebutuhan dan aksesoris sesuai dengan gender anak. Mulai dari pakaian, tempat tidur, dan berbagai jenis pernak-pernik anak yang lucu dan menggemaskan menghiasi hari-hari mereka.
Pemberian atau pemakaian segala yang melekat pada anak, sejatinya menjadi media pengenalan tentang gender anak.
Mulai dari anak lahir, orangtua sudah memberi stimulus terkait jati diri anak terutama tentang jenis kelaminnya. Anak disajikan dengan bermacam media yang secara tidak langsung menjadi jembatan pengenalan fitrah seksualitasnya.
1. Anak Laki-Laki
Anak laki-laki memiliki karakteristik maskulinitas. Jadi orangtua sebaiknya mengenalkan segala hal yang dapat menumbuhkan sifat maskulin tersebut.
Contoh:
-Pemilihan warna pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris lain untuk anak laki-laki biasanya menggunakan warna biru, hijau, atau merah.
- Jenis mainan berupa bola, mobil, motor, kereta, dll.
- Gaya rambut selalu pendek, tanpa poni.
- Aksesoris yang digunakan topi.
- Menggunakan celana, baik panjang maupun pendek.
2. Anak Perempuan
Anak perempuan memiliki karakteristik feminitas, cenderung lebih kalem, dan lembut. Pengenalan tentang jati dirinya pun dianjurkan berbagai media yang dapat menumbuhkan sifat feminitasnya tersebut.
Contoh :
- Pemilihan warna untuk kebutuhan dan aksesorisnya berupa warna-warna yang lembut seperti, merah muda, ungu, kuning, dll.
- Jenis mainannya berupa boneka, mainan masak-masakan, dll.
- Gaya rambut anak perempuan yang panjang dan rapi. Biasanya diberi aksesoris jepitan ataupun bando.
- Menggunakan rok ataupun dres.
Melalui hal-hal yang melekat pada anak dan juga kedekatannya dengan orangtua, maka fitrah seksualitas anak akan tumbuh dengan baik sesuai dengan gendernya.
Anak akan mengenali dirinya dan dapat membedakan antara dirinya dengan yanh lain, terutama untum yanh berbeda jenis kelamin.
C. Diskusi Terkait Perbedaan Gender
Sebuah kutipan hadist,
"Tidak ada seorang bayipun dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah(suci). Maka orangtualah yang menjadikan anak itu Yahudi, Nasrani, atau Majusi" Hadist Riwayat Muslim.
Dari hadist di atas bisa dikatakan bahwa pembentukan karakter anak tergantung pada orangtua. Tak luput pula lingkungan rumah dan luar rumah.
Dari hadist di atas bisa dikatakan bahwa pembentukan karakter anak tergantung pada orangtua. Tak luput pula lingkungan rumah dan luar rumah.
Setiap anak hendaknya bisa tumbuh maskulin. Begitupun anak perempuan agar bisa tumbuh feminin.
Selai dari segi pengasuhan, dari segi biologis saja perbedaan karakteristik gender bisa sangat jelas terlihat.
Seperti: kulit, rambut, kelembutan, organ reproduksi dan struktur otak yg terkait dg kontrol terhadap hormonal.
Karena secara genetik yg membawa perbedaan tersebut yaitu laki2 kromosom XY sedangkan perempuan XX.
Seperti: kulit, rambut, kelembutan, organ reproduksi dan struktur otak yg terkait dg kontrol terhadap hormonal.
Karena secara genetik yg membawa perbedaan tersebut yaitu laki2 kromosom XY sedangkan perempuan XX.
Jadi, pada dasarnya sedari anak lahir sudah bisa dikenalkan tentang gender atau jenis kelamin mereka. Melaui bermacam cara dan media sesuai dengan tingkat usia anak. Peran utama terkait gender ini ada pada orangtua yang kemudian dipengaruhi oleh lingkungan. Ketika pondasi di dalam telah kuat, Insya Allah anak akan tangguh di luar.
Apabila muncul perilaku yang tidak sesuai pada gender anak, maka orangtua harus sigap dan tegas agar dapat meluruskannya kembali.
Apabila muncul perilaku yang tidak sesuai pada gender anak, maka orangtua harus sigap dan tegas agar dapat meluruskannya kembali.
Sumber :
- Harry Santosa, Fitrah Gender/Fitrah Seksualitas, Fitrah Based Education, 2016.
- Wikipedia, Gender, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gender
- Harry Santosa, Fitrah Gender/Fitrah Seksualitas, Fitrah Based Education, 2016.
- Wikipedia, Gender, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gender
- Ayah Edy, Ayah Edy Menjawab, 2014.
- Jurnal : Pengenalan Peran Gender dalam Pembelajaran pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK.
- Diskusi Kelompok 1 Kelas Bunda Sayang Batch 4, Region Bekasi.
- Jurnal : Pengenalan Peran Gender dalam Pembelajaran pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK.
- Diskusi Kelompok 1 Kelas Bunda Sayang Batch 4, Region Bekasi.
#HariKe_1
#Bunsaylevel11
#Fitrahseksualitas
#kuliahbundasayangIIP
#Bunsay4Bekasi
#Level11Bunsay4Bekasi
#Fitrahseksualitas
#kuliahbundasayangIIP
#Bunsay4Bekasi
#Level11Bunsay4Bekasi
Posting Komentar