Bahagia itu ada di kala senang dan susah.
Loh kenapa dikala susah ada bahagia? Kalau saat senang tentu
bahagia.
Kalau susah bagaimana bisa bahagia?
Kata bahagia itu tidak hanya disematkan ketika senyum merekah.
Bukan hanya ketika tawa mengembang. Tetapi bahagia itu juga bisa terselip
diantara ujian kesusahan.
Coba kosongkan gelas sejenak. Netralkan emosi jiwa dan hati.
Tenangkan diri, menghirup oksigen semaksimal mungkin kemudian hembuskan
perlahan. Raga menjadi lebih ringan. Detak jantung mulai beraturan. Pandangan
mata menjadi lebih teduh. Nada bicara pun keluar dengan oktaf standar.
Lalu lihat sekeliling.
Tatap secara bergantian dengan jeda yang cukup lama. Perhatikan
polah setiap objek yang melintas di muka.
Amati mimik yang tersirat dari lekuk alis dan pancaran mata.
Masing - masing orang terlihat berbeda. Nampak warna - warni rasa yang tengah
hinggap dalam diri mereka. Kemudian sentuh diri sendiri. Rasa sakit mana yang
sedang mendera. Kepayahan apa yang sedang mampir pada jiwa.
Tangkupkan kedua tangan, letakkan di depan dada. Rasakan detak
jantung yang terus berdegup. Genggam erat dan resapi aliran darah yang mengalir
ke seluruh celah tubuh. Seiring nafas keluar masuk, di situ tanda bahwa nyawa
dan raga masih bersatu.
Bahagia, itu salah satu wujud bahagia. Bahwa Allah SWT masih
memberi kesempatan untuk menikmati indahnya dunia.
Bahagia, tentu saja patut berbahagia. Meski ujian sedang
mendera, tetapi masih banyak nikmat yang melekat dalam raga. Nikmat sehat,
nikmat melihat, nikmat udara yang masih bisa dihirup dan dirasa.
Ingat, "Allah SWT tidak akan memberi ujian di luar batas
kemampuan hambaNya".
Ketika seorang hamba mengalami uji keimanan, keikhlasan, atau
kesabaran, maka di sana ada kasih sayang Allah SWT yang ingin meningkatkan derajat
imam dari hamba pilihanNya. Sebagai makhluk bergelimang dosa tentu patut
berbahagia karena terpilih diantara milyaran makhluk ciptaanNya yang tersebar
di seluruh alam semesta. Adanya ujian merupakan wujud dari kasih sayang Sang
Maha Pencipta. Semoga dengan adanya kesusahan maka akan menggugurkan dosa -
dosa yang telah terlaksana.
Bahagia yang datang diantara kesusahan yaitu hadirnya orang -
orang terkasih. Keluarga, saudara, sahabat, dan teman hadir untuk memberi
dukungan moril dan spiritual. Menciptakan semangat agar tegar menjalani ujian yang
tengah mendera. Berkumpulya orang - orang terkasih membuktikan bahwa dalam
ujian kita tidak sendirian. Kaki yang mulai lemah menobang raga menjadi kuat dan
dapat melangkah dengan suntikan semangat dari orang - orang tersayang. Nafas
yang mulai tersengal bisa kembali beraturan dengan bimbingan nasehat dan kebaikan
yang merasuk hingga detak jantung kembali normal. Mata panda yang telah banyak
mengeluarkan peluh menjadi segar kembali atas peluk dan cinta dari kehadiran
sanak keluarga.
" Fa biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban" , "
Maka nikmat Tuhanmu manalagi yang kamu dustakan ?" ( Surah Ar
Rahman )
Sungguh diantara kesusahan masih ada kebahagiaan yang tercipta
indah.
Kala hati terpuruk dilanda duka, maka keluarga dan saudara
menjadi penguat jiwa. Dukungan, motovasi, nasehat, batuan materi dan nonmateri mengalir deras. Cukup dengan
berikhtiar, berdo'a, kemudian berpasrah diri kepada Sang Khalik menjadi jalan
keluar atas segala ujian.
Bahagia itu tercipta diantara duka. Hadirnya kerabat menciptakan
bahagia. Mengingatkan bahwa diantara kesusahan masih ada bahagia di sana.
Bersyukur dan terus bersyukur atas segala pemberian Sang Maha
Berkehendak.
Bersyukur atas segala nikmat sehat dan sakit.
Bersyukur atas bahagia di atas duka.
Semoga kita semua menjadi pribadi yang selalu bersyukur atas
segala pemberian Sang Maha Bijaksana.
Terselip Bahagia |
#SelfReminder
#RuangMenulis
#WritingTresnoJalaranSokoKulino
#Odopfor99days12Jan18
#Odopfor99days12Jan18
Posting Komentar