Seekor kelinci bernama Kelli tinggal di sebuah kebun yang
luas. Kebun itu milik paman Toni. Dia adalah seorang peternak yang baik hati. Paman
Toni, selalu menjaga dan merawat hewan ternaknya agar tumbuh sehat.
Pada suatu siang, Kelli sedang bermain. Melompat ke sana
kemari dengan riang. Tanpa disadarinya, Kelli tiba - tiba jatuh. Ia masuk ke
dalam sebuah lubang yang cukup dalam.
Kelli berusaha melompat, namun tidak mampu mencapai ke atas
lubang. Kakinya terluka karena menginjak ranting pohon yang tajam.
Kelli kesakitan, kakinya mulai sulit digerakkan. Ia
berteriak, berharap paman Toni mendengarnya. Namun semua sia - sia, karena
paman Toni tak kunjung datang menolongnya.
Hari semakin sore, langit mulai berubah gelap. Kelli mulai
kedinginan. Ia menekuk tubuhnya dan menutupinya dengan telinganya. Telinga
Kelli yang lebar dan panjang, berhasil memberi kehangatan pada tubuhnya.
Malampun tiba. Kelli mulai berputus asa. Paman Toni belum juga
menemukannya. Andai saja Kelli lebih
berhati - hati, mungkin dia tidak akan jatuh ke dalam lubang dan tidak terluka.
Saat mulai mengantuk, Kelli melihat ada cahaya menyinari
tubuhnya. Samar - samar terdengar suara yang sangat dikenalnya, itu adalah
suara paman Toni. Tubuh Kelli diangkat, kemudian dibawa ke rumah paman Toni.
Luka di kaki Kelli dibersihkan dan diobati.
Paman Toni menolong dan mengobati Kelli hingga sembuh. Kelli
senang tinggal di kebun milik paman Toni yang baik hati.
Seekor Kelinci Bernama Kelli |
Sebuah cerita singkat dan dibuat
mendadak.
Ketika Nala berhasil menyelesaikan
gambarnya, tiba - tiba dia menodong saya untuk membuat sebuah cerita tentang
kelinci yang telah diwarnai olehnya. Alhasil, saya menciptakan kisah si Kelli.
Berisi kisah singkat seekor kelinci yang terluka karena kurang berhati - hati
saat melompat dan bermain.
Disini, saya menciptakan kejadian
terkait sebab dan akibat. Saya berusaha menanamkan sebuah contoh perilaku yang
dihasilkan dari perilaku yang lain. Meskipun sederhana, saya berharap si gadis
bisa mengambil pembelajaran dari cerita tentang si Kelli.
Kebetulan Nala tergolong anak yang
aktif, senang berlari, melompat dan juga menari. Saya menggunakan cerita ini
sebagai contoh bahwa boleh saja berlari, melompat dan menari, namun perlu
berhati - hati agar tidak terluka.
Beberapa kali Nala terjatuh dan
terpeleset saat bermain. Anak seusianya memang belum peka terhadap benda -
benda disekitarnya. Namun setidaknya saya mencoba melatihnya memperhatikan
lingkungan sekitar agar dapat menyesuaikan posisi diri ketika bermain. Menjaga
diri sehingga tidak terjatuh apalagi sampai terluka.
Melalui cerita si Kelli, Nala
mulai mencerna inti dari peristiwa yang dialami Kelli. Bahwa saat melompat dan
bermain harus melihat sekeliling. Mencari area yang lebih luas agar bebas
berlari ke sana kemari. Menjauhkan benda - benda yang ada di lantai agar tidak
terinjak saat melompat dan menari. Nala mulai peduli dengan benda - benda di
sekitarnya. Terutama mainannya yang berukuran kecil.
Ketika akan mendengarkan sebuah
lagu, kemudian ikut bernyanyi sambil menari, maka Nala akan terlebih dahulu
menyingkirkan mainan yang menghalangi kebebasan kakinya. Dia mengembalikan
mainannya ke keranjang mainan yang telah disediakan. Setelah dipastikan tidak
ada lagi benda - benda di lantai, barulah lagu diputar dan dia bebas berkreasi
sesuai keinginannya. Meniru gerakan yang ada pada layar atau pun menciptakan
kreasi baru dengan imajinasinya sendiri.
Sebuah kisah Kelli yang sederhana,
namun menciptakan pembelajaran yang bermakna. Meski terkadang dilakukan setelah
kakinya menginjak sesuatu, tetapi ini menjadi pembiasaan yang baik.
Posting Komentar