Wisuda Santri dan Santriwati |
Bagi para orang tua, melihat putra
- putrinya menjadi anak sukses merupakan sebuah kebahagiaan juga kebanggaan.
Bahagia karena telah mendampingi anak hingga bisa menjadi berhasil. Bangga
melihat keberhasilan yang diperoleh anak. Rasanya seperti terbayar sudah jerih
payah dan pengorbanan yang selama ini diberikan. Salah satu wujud keberhasilan
sebagai orang tua yaitu ketika putra - putrinya cemerlang dalam dunia
pendidikan. Baik pendidikan formal maupun nonformal.
Sebuah Taman Pendidikan Al Qur'an
atau yang lebih di kenal dengan sebutan TPA menjadi salah satu media nonformal
bagi anak untuk menuntut ilmu agama Islam. Anak laki - laki diberi sebutan
santri dan anak perempuan mendapat gelar santriwati. Mereka belajar mengucap
huruf Hijaiyah dan cara membaca Al Qur'an
yang baik dan benar. Meskipun TPA
dikategorikan dalam pendidikan nonformal, tetapi keberadaannya sangatlah
penting demi mencetak generasi Qur'ani. Cinta Al Qur'an dan cinta Islam
sampai mati.
Salah satu TPA di lingkungan tempat
saya tinggal, bernama TPA Al-Barokah baru saja mengadakan acara Haflah Wisuda
Ke-II. TPA Al-Barokah ini menginduk pada TPA An-Nadhliyah dengan menggunakan
media jilid. Mulai dari jilid 1 sampai 6, kemudian dilanjutkan dengan
mempelajari Al Qur'an. Haflah wisuda ini dilaksanakan sebagai apresiasi kepada
santri dan santriwati yang telah menyelesaikan pembelajaran jilid 1 sampai 6
dan akan naik ke tingkat Al Qur'an. Sebagai tanda bahwa santri dan santriwati
tersebut telah lulus, maka diadakan wisuda bahwa mereka telah layak untuk mulai
belajar baca Al Qur'an secara utuh. Kali ini ada lima orang yang telah sukses
menyelesaikan pembelajaran hingga jilid 6. Mereka terdiri dari satu orang santri dan
empat orang satriwati.
Haflah Wisuda ini merupakan yang
kedua kalinya dilaksanakan oleh TPA Al- Barokah. Acara tersebut digelar pada
hari Minggu, 17 Desember 2017 di Mushola Al - Barokah. Peserta yang hadir
adalah para santri dan santriwati yang berjumlah sekitar 130 orang, para
pengajar / ustadzah, wali santri dan beberapa undangan. Satu yang spesial dari
acara ini yaitu hadirnya seorang pendongeng yang sangat dinanti semua orang.
Bukan hanya para santri dan santriwati, tetapi pengajar dan wali murid pun
mengidolakan beliau.
Tampilan dari para santri dan santriwati mengawali jalannya acara wisuda tersebut. Para santri dan satriwati yang terdiri dari beberapa kelas bergantian membawakan lagu - lagu Islami dan juga Mars An-Nahdiyah. Masing - masing kelas mempersembahkan penampilan terbaik mereka. Semua membuat para ustadzah dan wali santri bangga. Tepuk tangan dan senyum bahagia menemani setiap akhir persembahan. Suasana menjadi riuh dan sangat menyenangkan. Setelah semua santri dan santriwati menampilkan kebolehan mereka, dilanjutkan sambutan dari perwakilan TPA An-Nahdiyah, pengurus Dkm Al - Barokah, perwakilan tokoh masyarakat, perwakilan dari wali santri, dan terakhiroleh ketua TPA Al - Barokah.
Santri-Santriwati Bersama Orang Tua |
Kak Mul ( Pendongeng ) |
Kak Mul merupakan pendongen Islamic
yang sangat spektakuler. Kepandaiannya dalam mendongeng mampu menyihir semua
santri dan santriwati hingga fokus untuk
menyimak apa yang beliau sampaikan. Sungguh ini menjadi nilai lebih untuk
beliau. Pembawaannya ketika mendongeng membuat mata semua yang hadir selalu
menuju pada dirinya sehingga menyimak dengan baik dan tenang saat beliau
beraksi. Dengan dibumbui suara - suara lucu dan gerakan yang menarik membuat
para santri dan santriwati senang serta penasaran ingin mengikuti kisah yang
sedang disampaikan.
Kisah yang beliau sampaikan terkait
peringatan Maulid nabi Muhammad SAW yaitu tentang kehidupan Rasulullah di jaman
Jahiliah. Pada jaman jahiliah atau yang sering disebut jaman kebodohan ini,
masyarakatnya masih menyembah berhala. Berhala adalah patung - batung buatan
tangan manusia yang di puja dan dijadikan sebagai Tuhan. Betapa bodohnya
penduduk pada masa itu, karena menganggap benda mati ciptaan sendiri sebagai
Tuhan tempat meminta. Mereka mengagungkan berhala yang terbuat dari tanah liat
dengan wujud yang berbeda - beda sesuai dengan hasil karya mereka. Inilah
sebabnya disebut jaman kebodohan. Bodoh karena menyembah patung yang jelas -
jelas benda mati buatan mereka.
Kemudian Allah SWT menghadirkan
nabi besar Muhammad SAW di tengah - tengah mereka. Mengajak semua penduduk
menuju jalan kebenaran. Mengajak mereka untuk meninggalkan patung - patung itu
dan menyembah hanya kepada Allah SWT yang Maha Esa. Nabi Muhammad SAW merupakan
nabi akhir jaman, penutup dari seluruh nabi yang telah ada sebelumnya. Beliau
manusia yang paling sempurna. Perangainya lembut dengan tutur kata dan sikap
yang sangat sopan serta santun. Beliau hidup dalam kesederhanaan dan selalu
memberi tauladan yang baik.
Pada jaman jahiliah, ada sebuah
stigma dari masyarakatnya yang sangat memprihatinkan. Para orang tua akan
merasa malu jika mempunyai anak perempuan. Mereka lebih memilih untuk mempunyai
anak laki - laki yang dianggap sebagai sebuah kebanggaan dalam keluarga. Anak
perempuan mendapat predikat anak yang tidak berguna dan akan menyusahkan
kehidupan keluarga. Mereka akan membunuh hidup - hidup seorang bayi baru lahir
jika diketahui berjenis kelamin perempuan. Rasa malu membuat orang tua
kehilangan akal sehatnya hingga tega mengubur hidup - hidup bayi perempuan yang
tidak berdosa.
Hadirlah nabi Muhammad SAW sebagai
pembawa cahaya kebaikan. Beliau memberi pencerahan kepada para penduduk untuk
memeluk agama Islam. Ada yang tersadar akan kesalahan menyembah berhala, ada
pula yang menentang ajakan kebaikan beliau. Bahkan Rasulullah SAW sering
mendapat perlakukan yang kasar. Namun beliau tetap sabar dan tidak pernah
dendam atas sikap jahat mereka. Nabi Muhammad SAW justru mendo'akan agar Allah
SWT memberikan hidayah dan membukakan pintu hati mereka. Beliau dengan segala
sifat mulianya selalu berusaha mengubah budaya bodoh yang dianut pada jaman
jahiliah tersebut menjadi manusia yang lebih beradab.
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita
agar menghormati perempuan, terutama ibu. Ibu merupakan sosok yang paling
berjasa atas hidup seseorang. Ibu yang dengan sukarela mengandung, melahirkan,
menyusui, dan mencurahkan segala kasih sayang kepada anak - anaknya. Rasulullah
SAW menghilangkan persepsi tentang anak permpuan yang tidak berguna. Beliau
mengajarkan peran penting perempuan dalam kehidupan. Seorang perempuan akan
menjadi ibu dimana Allah SWT meletakkan surga di bawah telapak kakinya. Hal ini
mengandung arti betapa mulianya kedudukan seorang ibu hingga surga bisa
diperoleh melaui bakti cinta terhadap ibu. Cinta dan kasih seorang ibu mengalir
tanpa batas. Mengabdikan segenap jiwa raga untuk kebahagiaan keluarga. Begitu
pentingnya peran seorang ibu, sehingga Rasulullah SAW sangat memuliakannya.
Kisah keteladanan nabi Muhammad SAW
ini disampaikan oleh Kak Mul dengan penuh semangat. Gaya interaktifnya pada
santri dan santriwati membuat suasana menjadi sangat menyenangkan. Apa yang
disampaikan oleh kak Mul mudah dicerna sehingga para santri dan santriwati
mengerti tentang hikmah dari kisah tersebut. Bahwa kita semua harus memuliakan
perempuan terutama ibu kita. Menghormati dan menyayangi orang tua menjadi salah
satu jalan menuju surga. Para santri dan santriwati sangat antusias menyimak
setiap kata yang disampaikan olek kak Mul. Bahkan mereka tidak mengijinkan kak
Mul untuk beranjak dari hadapan mereka. Rasanya ingin tertus mendengar kisah -
kisah Islami lain yang mengagumkan.
Muhasabah Diri |
Jika suatu hari nanti, ibu telah
tiada, maka habislah sudah waktu untuk bercengkrama. Tertutup sudah kesempatan
untuk dapat memeluk ibu. Tubuh yang telah terbujur kaku tidak lagi dapat
memberikan senyum termanisnya. Allah SWT telah mengambil nyawanya hingga tidak
ada lagi canda tawa dari bibirnya. Ketika ibu telah tiada, maka penyesalan demi
penyesalan akan hadir. Menyesal karena sering kali membantah perintahnya.
Menyesal karena tidak mendengarkan nasehat - nasehatnya. Semua penyesalan yang
hanya menyisakan kesedihan.
Para santri dan santriwati mulai
terdiam. Meresapi setiap kata demi kata yang disampaikan kak Mul. Mereka
tertunduk. Bulir hangat dari pelupuk mata mulai mengalir. Semua hanyut dalam
renungan. Mengingat segala kesalahan yang dilakukan terhadap ibu. Tetes demi
tetes air mata mewakili rasa sedih dan menyesal atas sikap yang kurang baik.
Isak tangis perlahan mulai terdengar. Bibir mereka hanya menyebut satu nama.
Ibu, mama, atau umi menjadi panggilan disela - sela rasa haru yang menyelimuti
suasana muhasabah. Tidak hanya santriwati yang menangis, tetapi banyak juga santri
yang berderai air mata. Mereka semua tertunduk. Mata merah dan raut penyesalan
terpampang jelas di wajah mereka. Sungguh muhasabah ini telah menyentuh hati
suci mereka. Benar - benar keharuan yang luar biasa. Ternyata seluruh hadirin
juga ikut larut dalam renungan tersebut. Para ustadzah dan ibu dari santri dan
santriwati nampak menyeka air mata yang terlanjur mengalir.
Muhasabah diakhir dengan pelukan
para santri dan santriwati kepada ibu mereka yang turut hadir di acara Haflah. Seluruh
hadirin larut dalam cinta dan kasih sayang. Dekapan seorang ibu yang
menentramkan hati menjadi obat paling manjur bagi setiap anak.
Semoga para santri dan santriwati
menjadi anak - anak yang sholeh dan sholehah. Berbakti pada kedua orang tua,
berperilaku baik, dan mengamalkan keteladanan nabi Muhammad SAW.
Aamiin. Aamiin. Ya Rabbal Alamiin.
Note :
~
Terima kasih kepada para
pengajar / ustadzah yang telah mendidik para santri dan santriwati menjadi
generasi yang Qur'ani.
~
Terima kasih kepada para
wali santri dan santriwati yang telah membantu acara Haflah Wisuda ke-II TPA Al
- Barokah sehingga dapat berjalan lancar dan sukses.
~
Terima kasih pada seluruh
undangan yang telah bersedia untuk hadir.
Posting Komentar