Setiap anak terlahir membawa fitrahnya masing-masing. Banyak fitrah yang perlu dikenalkan, diarahkan, dan dikuatkan sehingga tumbuh sebagaimana mestinya.
Seorang anak perempuan menjadi tanggungjawab ayahnya. Kelak setiap perilaku salah sang anak perempuan, maka ayahnya yang menanggung dosa tersebut. Hal ini sejatinya adalah sebuah peringatan bagi orangtua, bukan hanya ayah tetapi juga ibu agar mendidik anak perempuannya dengan baik. Karena setiap perempuan memiliki naluri lemah lembut dan empati yang lebih daripada laki-laki sehingga dikhawatirkan mudah terjerumus ke hal negatif.
Pada kesempatan ini, saya coba berbagi tentang cara mengenalkan fitrah seksualitas pada anak perempuan di usia balita. Pengenalan terkait fitrah seksualitas pada anak perempuan sudah bisa dikenalkan sejak anak baru saja lahir. Berikut beberapa caranya :
1. Pemberian Nama
Nama merupakan identitas setiap orang. Dari nama biasanya kita bisa menebak jenis kelamin si pemilik nama. Maka para orangtua hendaknya memberi nama yang mencerminkan jenis kelamin anakny. Bagi anak perempuan, beri nama-nama yang indah atau nama yang memiliki arti yang berkaitan dengan keindahan, kelembutan, dan feminitas.
2. Pemasangan Anting
Bayi perempuan yang baru saja lahir, hendaknya langsung ditindik dan diberi anting pada kedua telinganya. Ini menjadi salah satu identitas diri yang bisa langsung terlihat. Pemakaian anting ini secara nyata menandakan bahwa anak tersebut adalah anak perempuan.
3. Pemilihan Warna
Anak perempuan biasanya diwakili oleh warna-warna yang lembut dan teduh seperti merah muda dan ungu. Namun, tidak ada larangan untuk memberinya warna lain. Pemilihan warna ini bisa menjadi pengenalan gender pada anak. Medianya bisa pada pakaian, sandal, sepatu, tas, dan lain-lain.
4. Dekat dengan Ibu dan Ayah
Setiap anak yang baru lahir selalu lebih dekat dengan ibunya selama proses menyusui. Akan tetapi, pada usia ini ayah juga bisa ikut mengikat bonding dengan anak. Misalnya ketika anak sedang menyusu pada ibunya, maka ayah ikut mendampingi dengan memegang jarinya atau melakukan kontak mata. Bisa juga dengan ikut berperan saat memandikan anak. Ayah mendampingi anak dan ikut bermain air.
5. Pemberian Aksesoris
Mengenalkan anak petempuan tentang jenis kelaminnya bisa melalui pernak-pernik khas perempuan. Misalnya bando, jepit rambut, gelang, kalung, dan lain-lain.
Pemilihan jenis aksesoris ini memiliki dampak yang cukup banyak karena secara fisik anak perempuan akan jauh berbeda dengan anak laki-laki.
6. Pemilihan Jenis Mainan
Mainan menjadi media paling dekat pada anak agar mengenal jenis kelaminnya. Anak perempuan biasanya bermain boneka, masak-masakan, dan lain-lain. Namun, tidak ada larangan untuk memberikan mainan lain yang berkaitan dengan anak laki-laki. Misalnya robot-robotan, pesawat, ataupun kereta. Selama jenis mainan tersebut ditujukan sebagai media edukasi, maka anak bisa mengenal mainan apa saja.
7. Pemilihan Jenis Pakaian
Anak perempuan hendaknya menggunakan pakaian yang berbau feminitas. Hal ini akan membangkitkan sifat feminimnya dan menguatkan pemahan tentang jenis kelaminnya.
Beberapa cara di atas menjadi contoh agar anak mengenali jati dirinya sejak lahir. Media apapun akan tidak berguna jika orangtua hanya menyajikan tanpa adanya kedekatan dan komunikasi yang baik dengan anak. Maka dari iti, setiap orangtua hendaknya menjalin kelekatan pada anak sejak mereka lahir ataupun sejak masih di dalam kandungan.
#Bunsaylevel11
#Fitrahseksualitas
#kuliahbundasayangIIP
#Bunsay4Bekasi
#Level11Bunsay4Bekasi
Posting Komentar