√Aku dan Kamu seperti Kita (Bagian 4)
Header catatantirta.com

Aku dan Kamu seperti Kita (Bagian 4)


Langit senja menyemburat di ujung barat. Memberi tanda bagi para penghuni dunia untuk beristirahat dari rutinitas dan segera pulang ke rumah masing-masing. Begitu pun aku dan Fahri. Motornya melaju diantara para pengendara lain yang juga ingin segera balik bertemu dengan keluarga tercinta. Apalagi di jum'at sore yang cerah, lalu lintas selalu padat menandakan akhir pekan yang menyenangkan. Walau harus bermacet ria, semua tetap bersemangat untuk pulang dan menjauh dari penatnya ibu kota.

Fahri fokus mengendarai sepeda motornya, sementara aku terpaku menatap punggungnya yang kekar. Bau khasnya menerpa wajahku sepanjang jalan. Bau yang tidak berubah semenjak kami berkenalan dan aku sering berada di belakang sepesa motornya. Bau yang telah menemani hari-hariku puluhan purnama. Bahkan meski sempat hilang, bau itu kembali tanpa aku harus memanggilnya.

Tiba di gerbang kos, aku turun dan berterima kasih padanya. Dia hanya tersenyum dan memintaku untuk segera masuk dan beristirahat. Sebungkus bubur ayam telah dibelinya ketika kami dalam perjalanan pulang. Tidak ada niatan untuknya mampir dan mengobrol. Hanya menatap cemas dan mengisyaratkan agar aku segera sehat kembali.

Ya, begitulah Fahri. Laki-laki yang begitu pengertian dan perhatian. Saat aku hilang di balik tembok, barulah ia menyalakan sepeda motornya dan pergi meninggalkanku. Entah apa yang ada dipikirannya tentang diriku. Entah apa juga yang kurasa setiap kali mendapat limpahan perhatian darinya. Misteri diantara kami tercipta begitu saja. Mengalir seperti sungai tak berujung. Hingga aku sendiri tidak bisa membaca makna dari kedekatan kami. Aku dan kamu memang seperti kita, tetapi tanpa bahasa pasti.

30 menit berlalu. Gawaiku berdenting. Sebuah pesan penyejuk malam menutup hariku. "Lekas istirahat supaya besok lebih sehat", begitu isi pesan dibubuhi gambar senyuman. Ah, Fahri. Dia selalu bisa membuatku merasa lebih baik. Malam ini, aku menggapai selimut hangat dan mengakhiri hari dengan damai.


#SehariSatuTulisan
 

2 komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta