√Hadiah Sederhana sebagai Tanda Cinta
Header catatantirta.com

Hadiah Sederhana sebagai Tanda Cinta



Wujud Cinta Seorang Anak Balita
Seorang anak balita sangat antusias menyambut hari ulang tahun ayahnya. Sudah sejak dua minggu yang lalu, ia ingin memberikan hadiah untuk ayahnya. Dengan optimis, ia meminta pada Mamanya agar membelikan kue ulang tahun spesial bagi ayah tersayang. Bahkan ia mengusulkan agar kue ulang tahunnya berbentuk bola dengan gambar salah satu klub sepak bola kesayangan ayahnya. "Kue ulang tahun warna merah yang ayah suka," begitu ucapnya.

Seminggu menjelang hari kelahiran ayahnya, ia makin tidak sabar dengan moment bahagia tersebut. Sudah jadi watak dasar anak-anak bahwa mereka tidak bisa menyimpan rahasia. Ada gerak dan celotehnya yang disampaikan baik sengaja maupun tidak tentang sebuah rahasia yang seharunya dijaga. Begitu pula dengan anak balita ini. Ia bercerita pada ayahnya bahwa sebuah kue ulang tahun akan dipesan sebagai hadiah kejutan. Jadilah ini bukan sebuah kejutan, tetapi berita terencana yang segera terealisasi. Sang ayah pun tertawa gemas melihat anaknya berkata jujur tentang rencana yang seharusnya menjadi rahasia. Sang Mama hanya bisa menutup wajah tanda gagal membuat sebuah kejutan. Mereka pun berpelukan sebagai wujud cinta dan kasih sayang keluarga kecil.

Dua hari menjelang waktu bahagia, si balita dan Mamanya pergi ke toko kue. Memilih sebuah bentuk kue sederhana yang berbeda dari rencana. Beruntung si balita setuju dengan bentuk dan karakter yang dipilih. Pulang dari toko kue, sang balita ingin membuat kartu ucapan untuk sang ayah. Jadilah proyek kasih sayang tercurah dari tangan mungil anak usia empat tahun. Dengan khuyuk ia menggambar berbagai bentuk pada kertas putih yang telah disiapkan.  Lalu warna-warni dibubuhkan pada gambar yang telah dicurahkan pada kartu kecil. Tidak lupa tulisan selamat dan do'a digoreskan sebagai pelengkap cantiknya kartu ucapan.

Selesai membuat kartu ucapan, kembali si balita gemas ingin memberitahu pada ayahnya. Sang Mama mencoba berdiskusi agar anak balitanya tidak berbicara apapun pada ayahnya. Mengajaknya berkerja sama gar kartu ucapan menjadi kejutan yang menyenangkan. Namun, lagi-lagi sikap polos seorang anak kecil mengalir begitu saja. Ketika menyambut ayahnya pulang kerja, ia berbisik bahwa sebuah kartu ucapan telah disiapkan untuk sang ayah. Kejutan pun kembali terbongkar. Hahahahaha. Gelak tawa sepasang suami istri memenuhi ruang keluarga. Pelukan hangat sang ayah tercurah pada anak perempuannya yang sangat menggemaskan.

Semua kejutan terkuak di awal waktu, namun menorehkan kesan yang sangat mendalam. Seorang anak punya cara tersendiri untuk menunjukkan rasa sayangnya pada orangtuanya. Meski hanya sebuah kata jujur dan kertas kecil, namun itu pertanda bahwa dirinya menyayangi kedua orangtuanya. Bahkan tidak ada rahasia diantara mereka. Semua menjadi pengikat kasih sayang dalam keluarga.

Sikap jujur ini memang perlu dipertahankan agar kelak ketika anak menginjak dewasa, ia tetap menjadikan orangtuannya sebagai tempat mencurahkan isi hati. Kasih sayang tulus perlu dipupuk terus hingga di masa tua nanti, anak-anak terus menyaangi orangtua mereka. Mengayomi, memerhatikan, dan menjaga hubungan harmonis dalam keluarga yang bahagia.

Wahai para orangtua, didiklah anak-anak dengan penuh cinta agar menjadi bunga-bunga di masa tua yang akan terus mengalirkan bahagia. Nanti, ketika raga telah tertutup tanah, maka do'a akan terus mengalir sebagai wujud sayan dan bakti cintanya pada orangtua. Kelak saat sata terpejam selamany, maka bintang-bintang akan tetap nampak sebagai bukti teladan dari didikan di masa lampau.




#OdopNovemberChallenge
#TantanganRumlitIPBekasi
#DiariIbuProfesional
#CeritaIbu
#CeritaKeluarga
#CeritaKita

Posting Komentar

Terima kasih sudah main ke Catatan Tirta