Wujud Cinta Seorang Anak Balita |
Seorang anak balita sangat antusias menyambut hari ulang
tahun ayahnya. Sudah sejak dua minggu yang lalu, ia ingin memberikan hadiah
untuk ayahnya. Dengan optimis, ia meminta pada Mamanya agar membelikan kue
ulang tahun spesial bagi ayah tersayang. Bahkan ia mengusulkan agar kue ulang
tahunnya berbentuk bola dengan gambar salah satu klub sepak bola kesayangan
ayahnya. "Kue ulang tahun warna merah yang ayah suka," begitu
ucapnya.
Seminggu menjelang hari kelahiran ayahnya, ia makin tidak
sabar dengan moment bahagia tersebut. Sudah jadi watak dasar anak-anak bahwa
mereka tidak bisa menyimpan rahasia. Ada gerak dan celotehnya yang disampaikan
baik sengaja maupun tidak tentang sebuah rahasia yang seharunya dijaga. Begitu
pula dengan anak balita ini. Ia bercerita pada ayahnya bahwa sebuah kue ulang
tahun akan dipesan sebagai hadiah kejutan. Jadilah ini bukan sebuah kejutan,
tetapi berita terencana yang segera terealisasi. Sang ayah pun tertawa gemas
melihat anaknya berkata jujur tentang rencana yang seharusnya menjadi rahasia.
Sang Mama hanya bisa menutup wajah tanda gagal membuat sebuah kejutan. Mereka
pun berpelukan sebagai wujud cinta dan kasih sayang keluarga kecil.
Dua hari menjelang waktu bahagia, si balita dan Mamanya pergi
ke toko kue. Memilih sebuah bentuk kue sederhana yang berbeda dari rencana.
Beruntung si balita setuju dengan bentuk dan karakter yang dipilih. Pulang dari
toko kue, sang balita ingin membuat kartu ucapan untuk sang ayah. Jadilah
proyek kasih sayang tercurah dari tangan mungil anak usia empat tahun. Dengan
khuyuk ia menggambar berbagai bentuk pada kertas putih yang telah disiapkan. Lalu warna-warni dibubuhkan pada gambar yang
telah dicurahkan pada kartu kecil. Tidak lupa tulisan selamat dan do'a
digoreskan sebagai pelengkap cantiknya kartu ucapan.
Selesai membuat kartu ucapan, kembali si balita gemas ingin
memberitahu pada ayahnya. Sang Mama mencoba berdiskusi agar anak balitanya
tidak berbicara apapun pada ayahnya. Mengajaknya berkerja sama gar kartu ucapan
menjadi kejutan yang menyenangkan. Namun, lagi-lagi sikap polos seorang anak
kecil mengalir begitu saja. Ketika menyambut ayahnya pulang kerja, ia berbisik
bahwa sebuah kartu ucapan telah disiapkan untuk sang ayah. Kejutan pun kembali
terbongkar. Hahahahaha. Gelak tawa sepasang suami istri memenuhi ruang
keluarga. Pelukan hangat sang ayah tercurah pada anak perempuannya yang sangat
menggemaskan.
Semua kejutan terkuak di awal waktu, namun menorehkan kesan yang
sangat mendalam. Seorang anak punya cara tersendiri untuk menunjukkan rasa
sayangnya pada orangtuanya. Meski hanya sebuah kata jujur dan kertas kecil,
namun itu pertanda bahwa dirinya menyayangi kedua orangtuanya. Bahkan tidak ada
rahasia diantara mereka. Semua menjadi pengikat kasih sayang dalam keluarga.
Sikap jujur ini memang perlu dipertahankan agar kelak ketika
anak menginjak dewasa, ia tetap menjadikan orangtuannya sebagai tempat
mencurahkan isi hati. Kasih sayang tulus perlu dipupuk terus hingga di masa tua
nanti, anak-anak terus menyaangi orangtua mereka. Mengayomi, memerhatikan, dan
menjaga hubungan harmonis dalam keluarga yang bahagia.
Wahai para orangtua, didiklah anak-anak dengan penuh cinta
agar menjadi bunga-bunga di masa tua yang akan terus mengalirkan bahagia.
Nanti, ketika raga telah tertutup tanah, maka do'a akan terus mengalir sebagai
wujud sayan dan bakti cintanya pada orangtua. Kelak saat sata terpejam
selamany, maka bintang-bintang akan tetap nampak sebagai bukti teladan dari
didikan di masa lampau.
#OdopNovemberChallenge
#TantanganRumlitIPBekasi
#DiariIbuProfesional
#CeritaIbu
#CeritaKeluarga
#CeritaKita
#TantanganRumlitIPBekasi
#DiariIbuProfesional
#CeritaIbu
#CeritaKeluarga
#CeritaKita
Posting Komentar